💫 ONE DAY ONE HADITS
3️⃣ JAUHI PRASANGKA BURUK 🚫
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (( إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ ؛ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ )).
متفق عليه؛ البخاري (٦٠٦٤) (٦٠٦٦) (٦٧٢٤) ومسلم (٢٥٦٣)
Dari Abu Hurairah _Radhiyallâhu'anhu_, dari Nabi Muhammad ﷺ beliau bersabda, _"Jauhilah oleh kalian prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling dusta"._
(HR. Bukhari no. 6064, no. 6066, no. 6724 dan Muslim no. 2563)
- فوائد الحديث
١. تحريم سوء الظن. إما أن يسوء الظن المرء بالله ﷻ أو بأخيه المسلم.
٢. قال الإمام النووي مبينا قول الخطابي، (( أن المحرم من الظن ما يستمر صاحبه عليه ويستقر في قلبه دون ما يعرض في القلب ولا يستقر )) انظر المنهاج شرح صحيح مسلم للإمام النووي.
٣. بين النبي ﷺ بأن الظن هو أكذب الحديث وذلك لأن الظن الذي يظنه المرء بأخيه قد لا يكون في نفس أخيه وليس هو كما يظن، وهو أسوأ من أن يكذب المرء في شيء واقعي أصلا. فالأول يبني قوله على الظن يظنه صحيحا قد يكون الأمر بالعكس والثاني يقول بالكذب وهو يدري أنه قد كذب.
٤. فيه الأمر إلى حسن الظن. وينبغي على الإنسان أن يدفع سوء الظن عن نفسه إذا خطر في قلبه.
٥. وفيه على المسلم أن يتثبت الخبر عن أخيه إذا حمله إليه شخص لا تعلم ثقته، امتثالا لأمر الله ﷻ في قول (( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ )) [الحجرات : 6]
٦. مشروعية سد الذريعة في الإسلام بأن تمنع الوسائل المفضية إلى المفاسد. ومنه أن يغلق باب سوء الظن إذا علم من فعله سيترتب عليه سوء الظن من أخيه.
٧. وفيه أن السيئة قد تؤدي إلى سيئة أخرى إن لم يبادر العبد بالتوبة وقطعها.
- Faedah Hadits:
1. Haramnya berburuk sangka, baik buruk sangka kepada Allâh ﷻ atau kepada saudara muslim lain.
2. Al-Imâm An-Nawawiy berkata tatkala menjelaskan ucapan Al-Imâm Al-Khaththâbiy, _"Bahwasanya yang diharamkan dari prasangka buruk adalah ketika prasangka tersebut terus dilakukan oleh seseorang dan menetap di hatinya. Bukan prasangka yang sekedar terlintas dalam hati namun tidak menetap"._ (Lihat Al-Minhâj Syarh Shahîh Muslim karya Al-Imâm An-Nawwawiy)
3. Nabi ﷺ menjelaskan bahwa prasangka adalah perkataan paling dusta karena prasangka seseorang kepada saudaranya terkadang tidak terdapat pada diri saudaranya dan saudaranya tidak (seburuk) seperti yang ia prasangkakan. Dan itu lebih jelek dari pada kedustaan terhadap suatu perkara yang real terjadi. Yang pertama ia membangun ucapannya di atas prasangka yang belum tentu benar namun ia sangka benar. Sedangkan yang kedua ia mengucapkan perkataan dusta dan ia tahu kalau ia berdusta.
4. Di dalamnya terkandung perintah untuk berprasangka baik. Dan hendaknya seseorang melawan prasangka buruk apabila terlintas di hatinya.
5. Dan di dalamnya terkandung, hendaknya seorang muslim untuk mengecek (tabayyun) kabar tentang saudaranya apabila dikabarkan oleh seseorang yang tidak diketahui integritasnya. Dalam rangka mengaplikasikan perintah Allâh ﷻ dalam firman-Nya, _"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."_ (QS. Al-Hujurat: 6)
6. Disyariatkannya mencegah perkara yang berpotensi menimbulkan (kerusakan) keburukan. Di antaranya adalah seseorang menutup pintu buruk sangka saudaranya terhadap apa yang ia lakukan.
7. Bahwasanya perbuatan buruk akan memunculkan keburukan lain apabila seorang hamba tidak segera bertaubat dan memutusnya.
📆 Jum'at, 11 Rabî'uts Tsâniy 1447H/ 3 Oktober 2025M
✍🏻 الفقير إلى عفو ربه ﷻ
👤 أبو زلفى فانجي هارتوكو
✍🏻 Al-Faqîr kepada ampunan Rabbnya
👤 Abu Zulfaa Panji Hartoko