Perjalanan Kita.
To my beloved daughter ;
Akan selalu ada ujian-ujian untukmu. Sekarang, nanti, ketika kamu sendiri atau bersama suami dan anak-anakmu.
Percayalah. Setiap peristiwa yang melintas di rentangan waktu hidupmu, di dalamnya sarat makna. Penuh berisi pelajaran dan ibroh. Masif dengan hikmah-hikmah berharga. Semuanya sayang.. Entah itu kenikmatan maupun musibah. Tantangan beratnya adalah bahwa pelajaran, hikmah atau ibroh itu akan nampak nanti ketika semuanya sudah usai. Bukan ketika saat kita menjalani ujian-ujian yang menimpa. Taukah kamu, bahwa ujian yang selama ini kita jalani justru mendidik kita? Merawat kita supaya terjauh dari cengeng dan manja berlebihan. Supaya kita tawadhu di hadapan takdir Allah. Supaya kita tawakal dan terus mendekat kepada-Nya.
Banyak sekali manusia yang ketika dihajar ujian, menangisnya bukan karena menangis mengemis cinta kepada Rabbnya. Tapi menangis menyesali kenapa semua ini bisa terjadi. Yang dilakukan ketika musibah menyapa itu mendekat kepada Allah cah ayu. Bukan menjauhi-Nya. Kamu ngerti kan kalau ujian, musibah, dan juga cobaan itu sahabat karib orang beriman? Orang beriman itu punya dada seluas samudra. Semua kapal dan perahu selalu muat dan tak pernah selesai berlayar di sana. Tak akan pernah ketemu ujung pantainya. Kamu akan menjadi orang beriman sampai kamu menghembuskan nafas terakhirmu.
Kamu boleh bersedih, boleh menangis di pangkuan Abah. Kamu boleh marah, kecewa, atau tertawa. Tapi tidak boleh berlebihan. Kamu punya adik-adik. Mereka baik dan sayang kepadamu. Ada Abah dan Ummi juga yang tidak perlu lagi kamu ragukan cintanya padamu. Kamu bahagiakan adik-adikmu. Kamu ajari mereka hapal al quran sepertimu. Jadikan mereka murid-murid terbaikmu. Sesungguhnya amal jariyah adalah mesin kenikmatan yang tidak akan pernah henti-hentinya menghasilkan pahala buat kita; di dunia, sampai ke akherat.
Pahamkan sayang, kamu tidak sendiri. Kamu bersama milyaran orang yang sama-sama sedang berjuang. Dalam keletihan dan juga kepayahan. Dunia ini penjara buat orang-orang beriman, dan memang surga buat orang-orang kafir. Kita akan beristirahat dari ujian, cobaan dan musibah. Tapi nanti ketika kaki kita menjejak tanah surga. Ketika kita berkumpul bersama di kampung abadi penuh kenikmatan bersama orang shalih lainnya juga bersama adik-adikmu yang telah dahulu menunggu. Juga bersama orang-orang yang kita cinta sayangi.
Sayangku, Abah selalu ada buat kamu selama ini, dan akan terus ada buat kamu sampai ruh Abah berpisah dengan jasad. Saat itulah rahasia-rahasia yang kita punya tak lagi berharga. Rahasia amalan yang selama ini kita sembunyikan dan rahasia keburukan yang selama ini kita simpan. Mudah-mudahan Allah selalu menjagamu. Menjaga kita semua. Dan satukan kita dalam harmoni indah di taman surga.
Magelang semilyar kenangan, 14 Muharam 1438
Ditulis oleh : Abu Ubaidillah Salman Hafidzahulloh