Setelah Kesulitan ada Kemudahan

*Setelah Kesulitan Ada Kemudahan*

Allah Ta'ala berfirman:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(Qs. Al Insyirah: 5-6)


Ada musibah silih berganti...
Menggambarkan ke dhoifan kita yang tiada sehelai rambut bisa kita genggam selamanya.

Dibalik keangkuhan  ada kesedihan yang telah Allah siapkan.

Dibalik kesombongan diri ada adzab yang telah menanti.

Jangan pernah kita lengah di waktu ujian hidup ini.

روى البخاري في صحيحه (2993) عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : ( كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا وَإِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا ) .

Diriwayatkan oleh Imam al Bukhari no. 2993
 dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu'anhuma berkata, "Apabila kami berjalan mendaki (naik), kami bertakbir dan apabila menuruni jalan kami bertasbih".

Jalan terjal itu tidak akan mudah dilalui dengan angan angan saja.

Tapi setiap jalan naik kita bertakbir dan setiap jalan turun kita pun bertasbih.
Begitupun dengan jalan kehidupan kita.

Ketika turun kita bertashbih mesucikan Allah dari dzon kita yang jelek kepada Nya. Kita harus introspeksi bahwa ada hikmah besar agar kita pun mengenali kesalahan dan kekeliruan kita.
Ada juga ketika jalan menanjak kita pun bertakbir menyuarakan Maha Besar Allah atas semua yang telah Allah mudahkan bagi kita selama ini. Dan semua nikmat itu tidak mungkin kita dapatkan tanpa Maha Besar Nya Allah. Karena kita yakin akan kecil dan dhoif nya diri kita.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa ketika ditimpa kesulitan lagi kesedihan yang sangat besar:
    
    أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ كانَ يقولُ عِنْدَ الكَرْبِ:
 لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ العَظِيمُ الحَلِيمُ، 
لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ، 
لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ ورَبُّ الأرْضِ، ورَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ .

    dari Ibnu Abbas Bahwasanya Rasulullah ﷺ senantiasa berdoa saat dalam kesulitan, beliau mengucapkan, *"LAA ILAAHA ILLALLAAHUL 'AZHIIMUL HALIIM,*
*LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUL 'ARSYIL 'AZHIIM,*
*LAA ILAAHA ILLALLAAHU RABBUS SAMAAWAATI WA RABBUL ARDLI WA RABBUL 'ARSYIL KARIIM*

(Tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Mahaagung dan Maha Penyantun. Tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah, Rabb Penguasa arsy yang agung. Tiada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah, Rabb langit dan bumi serta Rabb arsy yang mulia)." 

(HR. Al Bukhari no. 6346 dan Muslim no. 2730)

Doa diatas mengandung Tauhid Uluhiyah dan Rububiyyah serta penetapan kesempurnaan Sifat Sifat Allah.

Dengan tauhid mengesakan Allah maka kita yakin apa saja yang telah terjadi adalah bagian dari taqdir terbaik bagi setiap hambaNya. Tidak mungkin Allah mendzolimi hamba Nya. 


Semoga Allah memberikan kepada kita ketakwaan diatas Al Quran dan as Sunnah menurut pemahaman para salaf yang sholih selalu sampai ajal menjemput.

Akhukum Zaki Rakhmawan Abu Usaid