Faedah Tabligh Akbar Kaidah agar selamat dizaman fitnah Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar Ruhaily Hafudzahullahu ta'ala di Ponpes Imam Bukhori Karanganyar

*📝Faedah Tabligh Akbar*
🎙️Syeikh Prof. Dr. Ibrahim Ar ruhaily Hafudzahullahu ta'ala

Alhamdulillah 
Bersyukur atas hidayah Islam dan Sunnah, bersyukur atas Taufiq untuk menuntut ilmu, sehingga dengan ilmu tersebut kita bisa beribadah kepada Allah dengan benar diatas ilmu.

Kaidah² agar selamat dizaman fitnah,
Siapa yang tidak memahaminya bisa jadi akan terjatuh kedalam fitnah.

Ada tiga hal sebagai muqaddimah

*1. PENGERTIAN FITNAH*


*Secara Bahasa :* Berasal dari akar kata fatana yang maknanya membakar emas yang dimasukkan kedalam api, agar dapat dibedakan emas yang baik dan buruk.

Ada 4 makna fitnah dalam Al Qur'an

*Pertama*

{ ذُوقُواْ فِتۡنَتَكُمۡ هَٰذَا ٱلَّذِي كُنتُم بِهِۦ تَسۡتَعۡجِلُونَ }
[Surat Adz-Dzariyat: 14]
(Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah *azabmu* ini. Inilah azab / siksa yang dahulu kamu minta agar disegerakan."

*Kedua*

{ وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ ٱئۡذَن لِّي وَلَا تَفۡتِنِّيٓۚ أَلَا فِي ٱلۡفِتۡنَةِ سَقَطُواْۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةُۢ بِٱلۡكَٰفِرِينَ }
[Surat At-Taubah: 49]

Dan di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau (Muhammad) menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sungguh, Jahannam meliputi orang-orang yang kafir.

*Ketiga*

... وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ }
[Surat Al-Anbiya': 35]
... Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai *cobaan* . Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.

*Keempat*

{ إِنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ }
[Surat At-Taghabun: 15]
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah *cobaan* (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.

*Secara syariat :* hal-hal yang telah Allah takdirkan menimpa umat ini, peperangan, perselisihan dalam agama, pertikaian umat Islam satu kelompok dg kelompok lain, atau Allah takdirkan umat lain mampu mengalahkan umat Islam, atau berpecahnya umat Islam menjadi kelompok banyak.

*2. JENIS-JENIS FITNAH*

 *Fitnah khusus :* yang menimpa individu, orang perorang. Sebagaimana firman Allah :

{ إِنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ }
[Surat At-Taghabun: 15]
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.

Fitnah yang menimpa masing-masing muslim sebagaimana dijelaskan dari Rib‘i bin Khirasy dari Hudzaifah :

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: أَيُّكُمْ يَحْفَظُ قَوْلَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْفِتْنَةِ؟ فَقَالَ حُذَيْفَةُ: أَنَا أَحْفَظُ كَمَا قَالَ. قَالَ: هَاتِ؛ إِنَّكَ لَجَرِيءٌ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ، قَالَ: لَيْسَتْ هٰذِهِ وَلٰكِنِ الَّتِي تَمُوجُ كَمَوْجِ الْبَحْرِ. قَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ! لَا بَأْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا، إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا. قَالَ: يُفْتَحُ الْبَـابُ أَوْ يُكْسَرُ؟ قَالَ: لَا، بَلْ يُكْسَرُ. قَالَ ذٰلِكَ أَحْرَى أَنْ لَا يُغْلَقَ. قُلْنَا: عُلِمَ الْبَابُ؟ قَالَ نَعَمْ، كَمَا أَنَّ دُونَ غَدٍ اللَّيْلَةَ إِنِّي حَدَّثْتُهُ حَدِيثًا لَيْسَ بِالْأَغَالِيطِ. فَهِبْنَا أَنْ نَسْأَلَهُ، وَأَمَرْنَا مَسْرُوقًا، فَسَأَلَهُ، فَقَالَ: مَنِ الْبَابُ؟ قَالَ: عُمَرُ.

Bahwasanya ‘Umar bin al-Khaththab a\ berkata, “Siapakah di antara kalian yang hafal sabda Rasulullah ﷺ tentang fitnah?” Lalu Hudzaifah berkata, “Aku hafal seperti yang beliau sabdakan.” ‘Umar berkata, “Kemarilah, engkau memang berani.” Rasulullah ﷺ bersabda, “Fitnah seorang laki-laki (yang ada) pada keluarganya, hartanya, dan tetangganya, bisa dihapus dengan shalat, shadaqah, dan amar makruf nahi mungkar.”
 ‘Umar berkata, “Bukan yang ini. Akan tetapi, fitnah yang bergelombang seperti gelombang ombak di lautan.”
Hudzaifah berkata, “Wahai Amirulmukminin! Hal itu tidak jadi masalah bagimu, sesungguhnya di antara engkau dengannya ada pintu yang tertutup.”
‘Umar bertanya, “Pintu itu dibuka atau dipecahkan?”
Hudzaifah menjawab, “Tidak (dibuka), bahkan dipecahkan.”
‘Umar berkata, “Pintu itu pantas untuk tidak ditutup.” Kami (Syaqiq) bertanya, “Apakah ‘Umar tahu apakah pintu itu?” Hudzaifah menjawab, “Betul, sebagaimana (dia tahu) bahwa setelah esok hari ada malam, sesungguhnya aku meriwayatkan hadits dan bukan cerita-cerita bohong.”
Lalu kami sungkan untuk bertanya kepadanya, dan kami memerintahkan Masruq agar ia bertanya kepada beliau, lalu dia berkata, “Siapakah pintu itu?”
Hudzaifah menjawab, “‘Umar.”
📘(Muttafaq ‘Alaih, Shaḥiḥ al-Bukhari, kitab al-Manaqib, bab ‘Alamatun-Nubuwwah 6/603–604, al-Fatḥ, dan Shaḥiḥ Muslim, kitab al-Fitan wa Asyrathus-Sa‘ah 13/16–17, Syarḥ an-Nawawi)

Karena menimpa masing-masing individu
menjadikannya tidak taat kepada Allah, bisa Allah ampuni dengan ia mengamalkan ketaatan kepada Allah amal-amal shalih.

Dari hadits ini bisa diambil pelajaran bahwa fitnah ada dua yaitu yang khusus maksudnya masing-masing menimpa individu. Ada fitnah yang menimpa keseluruhan bergelombang menimpa semuanya.

*Fitnah Umum :*

Ketika Umar wafat maka gelombang fitnah muncul bagaikan ombak dilautan

Beberapa fitnah yang menimpa kaum muslimin sepeninggal Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu dan Ustman bin Affan Radhiyallahu 'anhu. Seperti Munculnya kelompok
- khawarij 
- Syi'ah 
Ustman wafat oleh
- qodariyah vs jabriyyah
- jabriyah vs murjiah

Peperangan siffin sebabnya Khalifah Ali bin Abi Thalib berpendapat berijtihad belum bisa menegakkan qishas tapi sahabat lain berbeda pendapat dan ditunggangi oleh kelompok khawarij dll

Peperangan Jamal yang terjadi antar sahabat


Jika dimasa itu sudah muncul fitnah maka apalagi dizaman kita, sangat banyak fitnah, Terus ada sampai detik ini
- perpecahan, hoax dll
- syubhat syahwat di medsos
- pemikiran menyimpang
- mencela pemerintah dll


Dan tidak ada keselamatan dari fitnah
Taufiq dari Allah dan
Mengambil sebab keselamatan, juga dengan melakukan usaha yang telah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam 

*3. HAL PENTING YANG HARUS DIFAHAMI SEBELUM MEMASUKI BAB AGAR SELAMAT DARI FITNAH, UNTUK MENANGKALNYA*

 *Point' pertama* 
- Kita harus paham bahwa syariat ini telah sempurna dan pasti semua sudah Nabi sampaikan tanpa terkecuali, kebaikan keburukan semua sudah telah Nabi jelaskan beserta solusi dan obatnya

- ketika kita membahasa fitnah maka kita harus melihatnya dengan dua sisi / kaca mata
- *pertama* : dengan takdir Allah, iman kepada takdir.
Kita harus yakin bahwa semua yang terjadi saat ini sudah Allah takdirkan, dan Allah alimun hakim, yakin Allah memiliki hikmah yang banyak dan mendalam terkait takdir yang telah Allah tentukan, diantara hikmahnya Allah mengampuni dosa-dosa kaum muslimin, apalagi menjauhi fitnah tersebut.
 
- *kedua* : dengan kacamata syariat 
Dengan cara sesuai syariat tidak boleh menyikapi dengan pemikiran pribadi, pendapat individu

 *Point kedua* 
Inti pembahasan adalah bagaimana sikap seseorang muslim menghadapi fitnah

```Ada dua sikap yang harus diketahui seorang muslim```

 *SIKAP SEBELUM MUNCULNYA FITNAH :*
 
*Sikap Pertama:*
Harus mempelajari ilmu agama Islam, seorang muslim harus mempelajari kebaikan untuk ia kerjakan dan ia juga harus mengetahui keburukan sehingga ia bisa menjauhinya dan ia bisa selamat.

كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي 
Khudzaifah Ibnul yaman mengatakan; Orang-orang bertanya Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang kebaikan sedang aku bertanya beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan aku terkena keburukan itu sendiri. 
HR. Bukhari

Dari hadits ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa seorang muslim tidak hanya cukup belajar tentang kebaikan tapi juga belajar tentang keburukan agar terhindar darinya.

Sahabat khudzaifah ini adalah sahabat yang spesial terkait fitnah sampai ketika pulang dari perang Tabuk Nabi menunjukkan detail nama-nama orang munafik kepada sahabat khudzaifah, karena nabi mengetahui bahwa hudzaifah adalah sahabat yang paling paham terkait fitnah.

 *Sikap Kedua :* 
Konsisten dan tekun beribadah kepada Allah, ini sangat penting agar kita terhindar dari fitnah dan selamat 
Dalilnya hadits qudsi atau hadits wali

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ) رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: ”Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah seorang hamba–Ku mendekatkan diri kepada–Ku dengan sesuatu yang lebih  Aku cintai daripada hal–hal yang telah Aku wajibkan baginya. Senantiasa hamba–Ku mendekatkan diri kepada–Ku dengan amalan–amalan nafilah (sunnah) hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang  dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada–Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada–Ku pasti Aku akan melindunginya.”
📗(HR. Al Bukhari).

Penjagaan Allah dan perlindungan dari fitnah
_Maksudnya Allah akan menjaga pendengaran, penglihatan, tangan, kaki semua akan Allah jaga_

 *Sikap Ketiga Tawakkal Dan Berdoa* 
Memohon perlindungan kepada Allah memohon pertolongan agar Kita diberikan kekuatan untuk bisa menjauhi, terhindar dan selamat dari fitnah.

Jauh sebelum kita *Nabi Ibrahim beliau berdoa :* 

{ وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ }
[Surat Ibrahim: 35]
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.

 *Nabi Yusuf Berdoa :* 

{ ۞رَبِّ قَدۡ ءَاتَيۡتَنِي مِنَ ٱلۡمُلۡكِ وَعَلَّمۡتَنِي مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ أَنتَ وَلِيِّۦ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۖ تَوَفَّنِي مُسۡلِمٗا وَأَلۡحِقۡنِي بِٱلصَّٰلِحِينَ }
[Surat Yusuf: 101]
Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang salih.”

فعن أَبي هُرَيْرَةَ أنَّ رَسُولَ الله -صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- كَانَ يَدْعُو يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الشِّقَاقِ، وَالنِّفَاقِ، وَسُوءِ الْأَخْلَاقِ. رواه أبو داود والنسائي. والله أعلم.
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam pernah berdo'a: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINASY SYIQAAQI WAN NIFAAQI WA SUUIL AKHLAAQ"
(Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perpecahan dan kemunafikan serta akhlak yang jelek).

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.
📗HR. Tirmidzi

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.
📘HR. Muslim 

Begitulah wahai kaum muslimin para nabi mengajarkan kepada kita agar bertawakal dan berdoa kepada Allah agar selamat dari fitnah.

*SIKAP SEORANG MUSLIM SETELAH FITNAH ITU MUNCUL*

 *Sikap Pertama :* 
Meneliti kebenaran berita, kroscek, Tabayyun 
Tidak boleh asal menyebarkan berita, dikhawatirkan jika kita sebarkan fitnah tersebut akan semakin besar :

{ وَإِذَا جَآءَهُمۡ أَمۡرٞ مِّنَ ٱلۡأَمۡنِ أَوِ ٱلۡخَوۡفِ أَذَاعُواْ بِهِۦۖ وَلَوۡ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسۡتَنۢبِطُونَهُۥ مِنۡهُمۡۗ وَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَٱتَّبَعۡتُمُ ٱلشَّيۡطَٰنَ إِلَّا قَلِيلٗا }
[Surat An-Nisa': 83]
Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amridi antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).* Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).

Sikap kita jika ada berita maka hendaknya kita kroscek, jangan mudah percaya jika tidak maka akan terjadi fitnah yang besar

Sebagaimana itu terjadi ketika terbunuhnya sahabat Utsman bin Affan Radhiyallahu 'anhu ketika itu kaum muslimin  menyebarkan berita yg belum jelas kebenarannya 

Begitu juga terjadi ketika tersebar berita dizaman Nabi bahwa Nabi menceraikan istrinya, ada lagi berita bahwa Nabi menceraikan semua istrinya, ada juga yang mengabarkan tidak diceraikan ada yang diam intinya banyak berita berbeda, dan sahabat Umar bin Khattab Radhiyallahu 'anhu kroscek dan ternyata tidak dicerai
Kemudian Umar menjelaskan kepada sahabat yang lain dan fitnahpun akhirnya padam, reda

Intinya kita harus menjaga lisan dan jempol dizaman fitnah

 *Sikap kedua :* 
Ketika fitnah sudah muncul maka kita bersatu bersama jamaah kaum muslimin dan mentaati pemerintah, sebagaimana dalam hadits fitnah

Khudzaifah bertanya : Hai Rasulullah, dahulu kami dalam kejahiliyahan dan keburukan, lantas Allah membawa kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan lagi?
 *Nabi menjawab 'Tentu'.* 

Saya bertanya 'Apakah sesudah keburukan itu ada kebaikan lagi? 
*'Tentu' Jawab beliau, dan ketika itu ada kotoran / tidak jernih, kekurangan dan perselisihan.*

Saya bertanya 'Apa yang anda maksud kotoran, kekurangan dan perselisihan itu? 
*Nabi menjawab 'Yaitu sebuah kaum yang menanamkan pedoman bukan dengan pedomanku, engkau kenal mereka namun pada saat yang sama engkau juga mengingkarinya.*

Saya bertanya 'Adakah steelah kebaikan itu ada keburukan?
*Nabi menjawab 'O iya,,,,, ketika itu ada penyeru-penyeru menuju pintu jahannam, siapa yang memenuhi seruan mereka, mereka akan menghempaskan orang itu ke pintu-pintu itu.*

 Aku bertanya 'Ya Rasulullah, tolong beritahukanlah kami tentang ciri-ciri mereka!
*Nabi menjawab; Mereka adalah seperti kulit kita ini, juga berbicara dengan bahasa kita.*

Saya bertanya 'Lantas apa yang anda perintahkan kepada kami ketika kami menemui hari-hari seperti itu?
*Nabi menjawab; Hendaklah kamu selalu bersama jamaah muslimin dan imam mereka!*

 Aku bertanya; kalau tidak ada jamaah muslimin dan imam bagaimana?
*Nabi menjawab; hendaklah kau jauhi seluruh firqah (kelompok-kelompok) itu, sekalipun kau gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu kamu harus tetap seperti itu.*
[HR. Bukhari]


 *Sikap ketiga:* 
Menjauhi fitnah dan lari darinya, berlari sejauh mungkin, hal ini berdasarkan hadits

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

سَتَكُوْنَ فِتَنٌ القاعِدُ فِيْها خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ والقائمُ فيها خيرٌ من المَاشِي والماشِي فيها خير من السَّاعِي. مَنْ تَشَرَّفَ لَها تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذاً فَلْيَعِذْ بِهِ

“Kelak akan ada banyak kekacauan dimana di dalamnya orang yang duduk lebih baik daripada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan yang berjalan lebih baik daripada yang berusaha (dalam fitnah). Siapa yang menghadapi kekacauan tersebut maka hendaknya dia menghindarinya dan siapa yang mendapati tempat kembali atau tempat berlindung darinya maka hendaknya dia berlindung.”
(HR. Al-Bukhari no. 3601 dan Muslim no. 2886)

Maka diakhir khudzaifah diakhir hadits

hendaklah kau jauhi seluruh firqah (kelompok-kelompok) itu, sekalipun kau gigit akar-akar pohon hingga kematian merenggutmu kamu harus tetap seperti itu.
[HR. Bukhari]

Namun yang perlu diperhatikan maksud dari perintah meninggalkan menjauhi kelompok-kelompok kaum muslimin, bukan berarti kita menjauhi masjid, dan berkata ini zaman fitnah, berbeda jika memang sedang terjadi fitnah seperti tidak ada pemimpin kaum muslimin, terjadi saling bunuh di masjid, di jalan, di wilayahnya, maka ketika itu ia bisa mengasingkan diri di bukit atau gunung atau tempat yang bisa menyelamatkan dirinya dari fitnah. Adapun saat ini Alhamdulillah negeri kaum muslimin memiliki pemimpin dan mari kita makmurkan masjid dengan beribadah.

 *Sikap keempat :* 
Hendaknya kita tahu diri, tahu kapasitas diri, siapa kita ? Apakah kita orang yang berpengaruh, apakah kita pemimpin kaum muslimin, apakah kita orang awam, apakah kita ulamak?

Jika ia pemimpin, jika ia ulamak maka ia harus bersikap agar diikuti kaum muslimin, ia harus menjelaskan kepada kaum muslimin.

Namun apabila kita rakyat jelata, kita orang awam, maka hendaknya kita diam, kekacauan yang terjadi timbul karena semua ingin berbicara, ulamak berbicara dan orang awam juga berbicara, pemimpin berbicara rakyat juga berbicara sehingga suasana menjadi keruh,

Contoh fitnah, musibah dan kekacauan misalnya seorang penyanyi ditanya bagaimana menyikapi khawarij / rakyat yang ingin memberontak.

Diantara ciri orang yang tertimpa fitnah dan musibah adalah seorang yang berbicara sesuatu tidak pada bidangnya, ia tidak memiliki ilmu, hendaknya tahu diri, siapakah dirinya.

Semoga Allah menjauhkan kita dari fitnah dan menyelamatkan kita darinya.

07 Januari 2024 M
Masjid Jami' Pon-Pes Imam Bukhari 
🖊️Abu Salsabila