#ResumeDaurahSyariyyah_24
#STAI_ALI_BIN_ABI_THALIB
#Catatan_Kedua
#Syaikh_Asyraf_binMahmud_alKinani_hafizhahullah
#Shohih_AlBukhari_Kitabut_Tauhid_01
Pembukaan oleh Qori hafizhahullah lalu dilanjutkan:
أما بعد، قال محمد بن إسماعيل البخاري رحمه هللا تعالى في كتاب الجامع: بسم هللا الرحمن الرحيم، كتاب
التوحيد، باب ما جاء في دعاء النبي صلى هللا عليه وسلم أمته إلى توحيد هللا تبارك وتعالى.
Amma ba‘du, Imam Muhammad bin Isma‘il al-Bukhari هللا رحمه berkata dalam kitab alJāmi‘ (Shahih al-Bukhari): Bismillāh ar-Rahmān ar-Rahīm, Kitab at-Tauhīd, Bab: Apa
yang datang dari doa Nabi وسلم عليه هللا صلى kepada umatnya agar bertauhid kepada
Allah Tabāraka wa Ta‘ālā.
Berkata Syaikh Syaikh Prof Dr. Asyraf bin Mahmud Al-Kinani hafizhahullah:
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته، إن الحمد هلل، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا ومن
سيئات أعمالنا،
Ya, assalamu ‘alaikum wa rahmatullāhi wa barakātuh. Segala puji bagi Allah, kita
memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, dan memohon ampunan kepadaNya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa kita dan dari kejelekan amal
perbuatan kita.
من يهده هللا فال مضل له، ومن يضلل فال هادي له، وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له، وأشهد أن محمداً
عبده ورسوله،
Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya.
Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada yang bisa memberinya
petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi
dengan benar selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
أما بعد، فإن أصدق الحديث كتاب هللا، وأحسن الهدي هدي محمد صلى هللا عليه وسلم، وشر األمور محدثاتها،
وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضاللة، وكل ضاللة في النار،
Amma ba‘du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad وسلم عليه هللا صلى. Seburuk-buruk perkara
adalah perkara yang diada-adakan, setiap yang diada-adakan adalah bid‘ah, setiap
bid‘ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
بكم، في أول لقاءاتنا من التعليق على كتاب التوحيد من
أيها اإلخوة المشايخ الحضور، حياكم هللا وأهالً وسهالً
صحيح البخاري رحمة هللا تعالى عليه.
Wahai para saudara dan para masyaikh yang hadir, semoga Allah memuliakan kalian
dan selamat datang di pertemuan pertama kita dalam sesi komentar dan
pembahasan Kitab at-Tauhīd dari Shahih al-Bukhari, semoga Allah merahmatinya.
وقبل أن نبدأ كتاب التوحيد والتعليق عليه، أود أن أذكر بما لعلكم تعرفونه ومر بكم كثيرا،ً لكن أود أن أذ ّكر
بشيء مما يتعلق بالصحيح وصاحبه وطريقته في كتابه، وبشيء من منهاجه، وبشيء مما يتعلق بكتاب التوحيد،
ولماذا ندرس التوحيد اآلن؟
Dan sebelum kita memulai pembahasan Kitab at-Tauhīd dan komentar atasnya, saya
ingin mengingatkan sesuatu yang mungkin sudah kalian ketahui dan sering kalian
jumpai. Namun saya ingin mengingatkan tentang beberapa hal yang berkaitan
dengan kitab Shahih itu, dengan penulisnya, metode penulisannya, juga tentang
manhajnya, serta beberapa hal yang berkaitan dengan Kitab at-Tauhīd itu sendiri.
Dan pertanyaannya: Mengapa kita mempelajari tauhid sekarang ini?
لماذا نجلس هذا المجلس المبارك، وندرس كتاب التوحيد، وأنتم تعلمون ونحن نعلم أن دراسته هو متعلق بعلم
خاص وهو علم العقيدة،
Mengapa kita duduk di majelis yang penuh berkah ini dan mempelajari Kitab atTauhīd, padahal kalian dan kami mengetahui bahwa pembahasan ini berkaitan
dengan disiplin ilmu khusus, yaitu ilmu aqidah ?
والعقيدة اإلسالمية لها كتب خاصة، بات لها كتب، وهذه الكتب كثيرة ومتنوعة ومفصلة في كثير من دقائق علم
العقيدة والدعوة إلى التوحيد،
Ilmu aqidah Islam memang memiliki kitab-kitab khusus. Kitab-kitab tersebut sangat
banyak, beragam, dan mendetail dalam menjelaskan rincian ilmu aqidah serta
seruan kepada tauhid.
فلماذا ندرس التوحيد من صحيح البخاري، أو من السنة، من صحيح البخاري على وجه الخصوص أو من السنة
على وجه العموم؟
Lalu kenapa kita belajar tauhid dari Shahih al-Bukhari? Atau dari sunnah? Kenapa kita
mempelajari tauhid dari Shahih al-Bukhari secara khusus, atau dari sunnah Nabi
secara umum?
فأود أن أذكر قبل أن نبدأ بمثل هذا...
Maka sebelum kita mulai pembahasan ini, saya ingin memberikan pengantar dan
penjelasan tentang hal tersebut…
اإلمام البخاري رحمه هللا المعروف معروف لديه، هو اإلمام محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن بَ ْرِد ْزبَه البخاري
الجعفي مواله.
Imam al-Bukhari هللا رحمه yang sudah dikenal luas, nama lengkap beliau adalah
Muhammad bin Isma‘il bin Ibrahim bin Bardizbah al-Bukhari al-Ju‘fi, mawla-nya
(pengikut) suku Ju‘fi.
هذا اإلمام رحمه هللا ُو 194 هـ(، وتوفي سنة ست وخمسين ومئتين )256 هـ(. لد سنة أربع وتسعين ومئة )
Imam ini هللا رحمه lahir pada tahun 194 Hijriyah dan wafat pada tahun 256 Hijriyah.
وهو مشهور ال يحتاج أن نُعّرف به، وقد ُكتب في سيرته الكتب العامة والخاصة، وترجم له عدد كبير من أهل
العلم.
Beliau sudah sangat masyhur, tidak butuh lagi pengenalan. Banyak buku, baik umum
maupun khusus, telah ditulis tentang biografi beliau, dan banyak ulama telah menulis
terjemah hidup beliau.
تبدأ تراجم خاصة تُبيّن علمه وفضله وفضل كتبه، فمن أراد ذلك سيجده في كتب خاصة.
Biografi-biografi khusus menampilkan ilmu, keutamaan, serta keutamaan karyakaryanya. Siapa yang ingin mengetahuinya, akan menemukannya dalam literatur
khusus.
ومن هنا أذكر بشيء مهم، فهو أهمية مدارسة سير العلماء وتدريسها لألجيال، ألن العلماء هم القدوة.
Dari sini saya ingin mengingatkan satu hal penting, yaitu pentingnya mempelajari dan
mengajarkan biografi para ulama kepada generasi muda. Karena para ulama adalah
panutan.
وتجدون فيهم ما ال تجدونه في الكتب، من ملح العلم ودقائقه، والجلد في طلبه، والصبر عليه.
Kita akan menemukan dalam kehidupan mereka hal-hal yang tidak kita temukan
dalam buku—seperti semangat ilmu, ketelatenan, dan kesabaran dalam menuntut
ilmu.
ففي كتب التراجم علم غزير، يُضاف إلى ذلك التربية على هذه السير العطرة.
Dalam buku-buku biografi terdapat ilmu yang sangat kaya. Selain itu, juga terdapat
unsur pendidikan ruhani yang agung melalui kisah-kisah mereka yang penuh berkah.
فال يوجد أعظم من التربية والسلوك والخلق واألدب بعد التأدب بآداب القرآن والسنة، أعظم من مدارسة سير
العلماء.
Tak ada pendidikan akhlak dan karakter yang lebih agung setelah adab Al-Qur’an dan
Sunnah selain melalui kisah hidup para ulama.
ًء من األنبياء والرسل الذين قال هللا تعالى فيهم: "فبهداهم اقتده"، ثم الصحابة، والتابعين، وأتباعهم، ثم من
ابتدا
تبع السلف بإحسان إلى يوم الدين .
Dimulai dari para nabi dan rasul, sebagaimana Allah berfirman: “Maka ikutilah
petunjuk mereka.” Kemudian para sahabat, tabi‘in, tabi‘ut-tabi‘in, dan siapa saja yang
mengikuti jalan salaf dengan baik hingga hari kiamat.
وفي كل عصر وجيل يخرج من أهل العلم من يكونون قدوة لعصرهم.
Di setiap zaman dan generasi, selalu ada ulama yang menjadi panutan bagi masanya.
فأقول: كما أننا ندرس سير السالفين من العلماء، كذلك ندرس سير المعاصرين من العلماء ممن قضوا، فإن
الحي ال تؤمن عليه الفتنة.
Maka saya katakan: Sebagaimana kita mempelajari biografi ulama terdahulu, kita
juga perlu mempelajari biografi ulama kontemporer yang telah wafat. Karena orang
yang masih hidup tidak aman dari fitnah.
كما يُقال: "من كان متأسيا ." ً فليتأ َّس بمن قد مات، فإن الحي ال تُؤ َمن عليه الفتنة
Sebagaimana dikatakan: “Barang siapa ingin mengambil teladan, hendaknya
meneladani mereka yang telah wafat, karena yang hidup tidak terjamin dari fitnah.”
فمن مات من أهل العلم وهو على خير، وعلى الجادة، متب ٌع لمنهج السلف بإحسان، فح ّق أن تُدرس سيرته
لألجيال.
Barang siapa dari kalangan ulama telah wafat dalam keadaan baik, di atas jalan yang
lurus, mengikuti manhaj salaf dengan benar, maka pantas untuk dijadikan teladan
dan kisah hidupnya diajarkan kepada generasi.
ُسوة،
ومن المهم بمكان أن تُدرس سير أهل العصر، لماذا؟ ألنهم معنا، وبيننا، ومنا، وقد فاقونا بمراحل، فهم أ
فهم قُدوة لنا، نأتي بهم ونقتدي بهم.
Penting sekali untuk mengkaji biografi para ulama zaman sekarang. Mengapa?
Karena mereka hidup bersama kita, berasal dari lingkungan kita, dan telah
mendahului kita dalam banyak hal. Mereka adalah teladan, panutan yang nyata, dan
lebih mudah untuk diteladani.
واالقتداء بهم أسهل من االقتداء بمن سبقهم من العلماء، ألنهم في عصرنا، قريبون منا، فإذا كان هذا حالهم وهم
معاصرون، فما الذي يمنعنا أن نكون مثلهم؟ ما الذي يمنع؟
Meneladani mereka lebih mudah daripada meneladani ulama zaman dulu, karena
mereka hidup di zaman kita dan dekat dengan kita. Jika mereka bisa mencapai
derajat tinggi itu dalam zaman seperti kita, apa yang menghalangi kita untuk menjadi
seperti mereka? Apa penghalangnya?
لكن ما علينا إال أن نعرف كيف ساروا إلى هللا، وكيف وصلوا إلى هذا الموصل العظيم، فنقتدي بهم، والسير
تُربي على هذا.
Yang perlu kita lakukan hanyalah mengetahui bagaimana mereka menempuh jalan
menuju Allah, bagaimana mereka mencapai derajat tinggi itu. Maka kita pun bisa
mengikuti jejak mereka. Biografi mereka akan mendidik kita dalam hal itu.
سيرة اإلمام البخاري رحمه هللا سيرةٌ عطرة، ال نود أن ننشغل بها لضيق الوقت، ولكنكم أنتم ما شاء هللا من
طلبة العلم، وتعرفون مثل هذه األمور، فترجعون إليها في مظانها إن شاء هللا تعالى.
Biografi Imam al-Bukhari هللا رحمه adalah kisah hidup yang harum dan penuh
pelajaran. Namun karena keterbatasan waktu, kami tidak akan memperdalamnya
saat ini. Kalian, para penuntut ilmu, insyaAllah sudah mengetahuinya, dan bisa
merujuk ke sumber-sumbernya.
إني أود من كل واحد منكم أن يدرس سيرة اإلمام البخاري، ولو في مختصر يفي.
Saya ingin setiap dari kalian mempelajari biografi Imam al-Bukhari, meskipun hanya
dari kitab ringkasan yang mencukupi.
يعني اجعل من في هذه الدورة على الهامش أو على الحاشية أو على الجانب أن تدرس سيرة اإلمام البخاري،
نتفق على هذا إن شاء هللا تعالى.
Maksudnya, jadikanlah di sela-sela waktu selama mengikuti program ini, sebagai
catatan sampingan atau agenda pribadi, untuk mempelajari biografi Imam al-Bukhari.
Mari kita sepakati ini bersama, insyaAllah.
ٍن تدرسه على الهامش، وهو منهج اإلمام البخاري في الصحيح
طيب، ثم هناك أمر ثا .
Baik, ada satu hal lagi yang perlu kalian pelajari secara mandiri, yaitu metodologi
Imam al-Bukhari dalam menyusun Shahih al-Bukhari.
هذا صحيح البخاري كتا ٌب عظيم، هو أصح كتاب بعد كتاب هللا عز وجل.
Shahih al-Bukhari adalah kitab yang agung, dan merupakan kitab paling sahih setelah
Kitabullah.
ّى ركعتين
ا فيه إال قام فتوضأ، فصل
مكث اإلمام البخاري في تأليفه سبع عشرة سنة، ما كتب حديث . ً
Imam al-Bukhari menghabiskan waktu 17 tahun dalam menyusun kitab ini. Beliau
tidak menulis satu Hadits pun kecuali beliau bangun, berwudu, lalu shalat dua rakaat.
وليس ذلك بواجب، وإنما أحب أن يكتب الوحي، وهو مقدم بين يدي كتابته طاعة هلل عز وجل، ليكون عمله هلل،
وفي هللا، وخال ًصا هلل.
Hal itu bukanlah kewajiban, namun karena kecintaannya, beliau ingin menuliskan
wahyu dalam kondisi tunduk dan taat kepada Allah, agar amal tersebut murni untuk
Allah, karena Allah, dan semata-mata mengharap ridha-Nya.
وهذه هي ثمرات اإلخالص، فز ّكاه هللا عز وجل، فجعل كتابه بعد كتابه، وهذه تزكية من هللا.
Inilah buah dari keikhlasan. Allah pun memberikan tazkiyah (penyucian) kepada
beliau dan menjadikan kitab beliau sebagai yang paling utama setelah Kitab-Nya. Itu
adalah pujian dan tazkiyah langsung dari Allah.
ألنه لو سعى إليها الساعون بكل ما أوتوا من قوة، فأراد هللا أن يمنعها، لما استطاعوا.
Sebab, seandainya seluruh manusia bersungguh-sungguh mengejar kehormatan itu,
namun Allah tidak menghendakinya, maka mereka tidak akan bisa mendapatkannya.
ولكن هللا اخت ّص البخاري ببيتها، فمكث سبع عشرة عا ًما، وكان يحفظ ثالثمئة ألف حديث.
Namun Allah memilih Imam al-Bukhari untuk kehormatan ini. Beliau menghabiskan
17 tahun dan menghafal sekitar 300.000 hadits.
وكان يمر هذا الحديث على ذهنه مرو ًرا سريعًا في حفظه لها، فيعرف رجاله، ويعرف أسانيده، ويعرف متونه،
ويعرف علله، ويعرف ما قيل في رجاله.
Hadits-hadits tersebut melewati benaknya dengan cepat karena hafalannya yang luar
biasa. Ia mengetahui para perawinya, mengetahui sanad-sanadnya, mengetahui
matan (isi)-nya, mengetahui illat (cacat tersembunyi)-nya, dan mengetahui apa yang
dikatakan para ulama tentang para perawi tersebut.
من الكالم أنه ليس كل رجال البخاري مسألة واحدة، وإنما بعضهم متكلم فيه عند أهل العلم، وهو يعرف هذا،
لكنه كان صاحب منهج فريد في انتقاء الحديث.
Perlu diketahui bahwa tidak semua perawi dalam Shahih al-Bukhari bebas dari
pembicaraan para ahli hadits. Beberapa perawi pernah dibahas atau dikritik oleh
para ulama. Namun al-Bukhari mengetahui itu semua dan tetap memiliki metode
seleksi hadits yang sangat unik dan teliti.
انتقاء الحديث، أي أنه ينتقي من أحاديث الرواة المتكلم فيهم أصح حديثهم، ما ص ّح من حديثهم، وما لم ينتقده
النقاد غيره، فيعرف كيف يأخذ منه.
Yang dimaksud dengan seleksi hadits ialah bahwa al-Bukhari memilih hadits paling
sahih dari para perawi yang pernah dibicarakan (dipertanyakan kredibilitasnya) oleh
sebagian ulama, yakni hadits-hadits yang tidak dikritik oleh ahli hadits selainnya. Ia
tahu bagaimana menyaring dan mengambil hadits terbaik dari mereka.
فما أورده في صحيحه عن هؤالء المتكلم فيهم إنما اتبع فيه منه ًجا علميًا دقيقً .ا
Maka hadits-hadits yang beliau masukkan dalam Shahih-nya dari perawi yang
dipermasalahkan itu pun berdasarkan metode ilmiah yang sangat teliti dan
sistematis.
ّطلعوا على تلك الكتب التي ُكتبت في منهاج البخاري، وهي كثيرة
وهذا ليس مجاله أي ًضا، أريدكم أن ت .
Namun ini bukan tempatnya untuk membahas secara rinci. Saya ingin kalian
menelaah buku-buku yang telah ditulis tentang metodologi Imam al-Bukhari—dan
jumlahnya sangat banyak.
منها كتاب مختصر لشيخنا العالمة، مح ّدث المدينة النبوية، الشيخ عبد المحسن بن حمد العباد البدر، له كتاب
اسمه "البخاري ومنهجه في الصحيح."
Di antaranya adalah sebuah kitab ringkas karya guru kami, seorang ulama besar dan
muhaddits dari Madinah, Syekh Abdul Muhsin al-‘Abbad al-Badr. Beliau menulis buku
berjudul “al-Bukhari wa Manhajuhu fi ash-Shahih”.
اجعل هذا الكتاب من قراءتك على هامش الدورة، يعني عندك شيئان تقرأهما وحدك على الهامش: السيرة
والمنهج.
Jadikan buku ini sebagai bacaan tambahan di sela-sela program ini. Jadi, ada dua hal
yang Anda pelajari secara mandiri: biografi al-Bukhari dan metodologinya dalam
menyusun Shahih.
حتى يحدث عندك تكامل في موضوع هذه الدورة العلمية المباركة.
Agar terjadi integrasi dan pemahaman yang menyeluruh dalam tema program ilmiah
yang penuh berkah ini.
كان اإلمام البخاري من جلسائه يجلسون بين يديه كاألطفال الصغار: أبو زرعة الرازي، أبو حاتم الرازي،
واإلمام مسلم... جبال العلم.
Di antara yang duduk di majelis Imam al-Bukhari—seperti anak kecil yang duduk di
hadapan gurunya—adalah para ulama besar seperti Abu Zur‘ah ar-Razi, Abu Hatim
ar-Razi, dan Imam Muslim… mereka semua adalah gunung-gunung ilmu.
هؤالء كانوا يجلسون بين يديه، وهو لم تُخط لحيته قبل أن ينبت الشعر، لحيته كان يُح ّدث وهو صغير.
Mereka semua duduk di hadapan beliau, sementara janggutnya saja belum tumbuh;
beliau sudah menyampaikan hadits sejak masih sangat muda.
وكان هؤالء يجلسون في مجالسه كالصبية الصغار يتعلمون منه، ألنه بذل جهدا عظيما.
Orang-orang besar itu (seperti Abu زرعة dan مسلم اإلمام (duduk di majelisnya seperti
anak-anak kecil untuk belajar darinya, karena Imam al-Bukhari telah mencurahkan
usaha yang luar biasa.
سمع محمد بن حاتم الو ّراق رجال يقول: إن البخاري ال يحسن أن يصلي!
Muhammad bin Hatim al-Warraq pernah mendengar seseorang berkata,
“Sesungguhnya al-Bukhari tidak bisa shalat dengan benar!”
قيل في المثل: ويل للعلماء من السفهاء.
Dikatakan dalam pepatah: “Celakalah para ulama karena orang-orang bodoh.”
الذين ال يعرفون أقدار العلماء ربما يتكلمون بكالم ال يقال في آحاد الناس ورعاعهم، ال يدرون قيمة هؤالء.
Orang-orang yang tidak memahami kedudukan ulama bisa saja melontarkan katakata yang tidak layak, bahkan untuk orang biasa. Mereka tidak tahu nilai para
ilmuwan sejati.
فهذا يقول: البخاري ال يحسن أن يصلي! فنُقلت الكلمة إلى البخاري.
Orang itu mengatakan bahwa al-Bukhari tidak bisa shalat. Ucapan ini pun sampai
kepada Imam al-Bukhari.
ّي: إن البخاري ال يحسن أن يصلي
فقال له: إن أحدهم من العراق يقول ف !
Beliau menanggapi, “Ada seseorang dari Irak mengatakan bahwa aku tidak bisa
shalat!”
فقال: وهللا لو شئت لشردت لك عشرة آالف حديث في الصالة قبل أن أقوم من مجلسي.
Lalu beliau berkata: “Demi Allah, jika aku mau, aku bisa menyebutkan untukmu
sepuluh ribu hadits tentang shalat sebelum aku berdiri dari majelis ini!”
انظر إلى سعة علمه، وسرعة حفظه، وعقله الجمعي الذي يستطيع فيه أن يخرج أحاديث في موضوع معين في
وقت يسير.
Lihatlah keluasan ilmunya, kecepatan hafalannya, dan kejeniusannya dalam
mengumpulkan hadits-hadits bertema tertentu dalam waktu singkat.
رحمة هللا تعالى عليه.
Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah kepadanya.
مسلم تتلمذ على البخاري خمس سنوات، سأله عن حديث كفارة المجلس، فقال البخاري: هذا حديث مليح، وله
علة.
Imam Muslim belajar kepada Imam al-Bukhari selama lima tahun. Suatu hari ia
bertanya tentang hadits Kaffarat al-Majlis. Imam al-Bukhari menjawab, “Hadits ini
bagus (maliḥ), tapi memiliki ‘illah (cacat tersembunyi).”
تعرفون ما معنى "مليح"؟ يعني جيد حسن، لكنه له علة خفية ال يدركها إال كبار النقاد.
Tahukah kalian apa arti “maliḥ”? Artinya hadits tersebut bagus dan baik, namun
memiliki cacat tersembunyi yang hanya bisa dikenali oleh para kritikus hadits kelas
atas.
فارتعد مسلم وتغير وجهه لما سمع هذا الكالم، وقال: أخبرني ما هذه العلة؟
Mendengar hal itu, Imam Muslim gemetar dan wajahnya berubah. Ia berkata,
“Tolong beri tahu aku, apa ‘illah-nya?”
فلما أخبره اإلمام بهذه العلة، قال له مسلم: دعني أقبّل قدميك! أشهد أنك ال يبغضك إال حاسد.
Setelah Imam al-Bukhari menjelaskan ‘illah tersebut, Muslim berkata, “Biarkan aku
mencium kakimu! Aku bersaksi bahwa tidak ada yang membencimu kecuali orang
yang dengki.”
قال الذهبي: عالمة أهل البدعة الوقيعة في أهل األثر.
Imam adz-Dzahabi berkata, “Tanda-tanda ahli bid‘ah adalah menyerang ulama Ahlus
Sunnah.”
فاعلم انه صاحبه بدعة، ما من احد من علمائنا—كالبخاري، أو مسلم، أو أبو حاتم، أو أبو زرعة، أو يحيى بن
معين، أو ابن حبان، أو أئمة السنة، كاإلمام أحمد، وحتى اإلمام األلباني في زماننا—إال وتعرضوا للوقيعة من
أهل البدع.
Ketahuilah bahwa orang yang menjatuhkan para ulama Ahlus Sunnah itu pasti adalah
pelaku bid‘ah. Tidak ada satu pun dari ulama kita—seperti al-Bukhari, Muslim, Abu
Hatim, Abu Zur‘ah, Yahya bin Ma‘in, Ibn Hibban, para imam Ahlus Sunnah, seperti
Imam Ahmad, hingga Syaikh al-Albani di zaman kita—kecuali mereka semua pernah
difitnah dan diserang oleh para ahli bid‘ah.
وكأن هللا عز وجل يريد أن يأجرهم في قبورهم.
Seakan-akan Allah ‘Azza wa Jalla menghendaki agar mereka mendapatkan pahala
atas fitnah itu di alam kubur mereka.
البخاري هذا كان يحضر مجلسه مئة ألف رجل، كما قلت لكم، قبل أن تخط لحيته.
Imam al-Bukhari rahimahullah ini—seperti telah saya sampaikan kepada kalian—
dihadiri oleh seratus ribu orang dalam satu majelisnya, bahkan sebelum jenggotnya
tumbuh.
هل تتخيلون العدد؟ مئة ألف؟ قبل أن تخط لحيته!
Bisakah kalian bayangkan? Seratus ribu orang! Dan itu terjadi ketika beliau belum
berjenggot!
كان الناس قدي ًما ال يحبون السماع إال من الشيوخ، ممن شابت لحاهم، ألنهم أهل الخبرة في العلم،
Dahulu, orang-orang hanya suka belajar dari para syaikh yang sudah beruban—
karena mereka dianggap berpengalaman dalam ilmu
لكن هذا الشاب، لم تخط لحيته، ويحضر مجلسه مئة ألف !
Namun pemuda ini—Imam al-Bukhari—belum berjenggot, tetapi majelisnya dihadiri
oleh seratus ribu orang!
أتتعجبون أن يكون له ح ّساد ومبغضون؟ بال شك.
Apakah kalian heran jika dia memiliki banyak pembenci dan pendengki? Tentu saja
tidak! Itu pasti terjadi.
ربما من أقرانه، وربما من غيرهم، وهذا أمر معتاد.
Mungkin dari kalangan sebaya dengannya, atau mungkin dari kalangan lain. Dan ini
adalah hal yang biasa terjadi terhadap orang yang Allah angkat derajatnya.
رحمة هللا تعالى عليه، فقد اتفق العلماء على فضله، ود َرسوا كتابه، وألفوا عليه شرو ًحا، آالف المؤلفات من
العلماء على مر العصور واألزمان.
Semoga Allah merahmatinya. Para ulama telah sepakat atas keutamaannya, mereka
mempelajari kitabnya, dan menulis ribuan syarah (penjelasan) atasnya, dari generasi
ke generasi.
فما بقي شيء فيه إال ووضح، وال مسألة إال وشرحها العلماء، وال ترجمة إال وبيّنوها، على مر العصور.
Tidak ada satu pun bagian dari kitabnya yang tersisa kecuali telah dijelaskan, tidak
ada satu pun bab kecuali telah dijabarkan oleh para ulama, sepanjang zaman.
صحيح البخاري ق ّدم خدمة عظيمة لإلسالم، لم يُخدم كتاب في اإلسالم بعد كتاب هللا، كما ُخدم صحيح البخاري.
Shahih al-Bukhari telah memberikan jasa yang sangat besar bagi Islam. Tidak ada
kitab yang lebih banyak diberi perhatian dan penjelasan setelah Al-Qur’an selain
Shahih al-Bukhari.
كل األمة، بكل جماعاتها، وفرقها، ومذاهبها، تحرص على صحيح البخاري، وتدرسه، وتشرحه، وتبيّنه.
Seluruh umat—dengan semua kelompok, mazhab, dan ragamnya—bersemangat
terhadap Shahih al-Bukhari: mempelajarinya, menjelaskannya, dan menerangkannya.
لكن من عنده انحراف عن السنة يُبغضه، ألنه المصدر الثاني بعد القرآن، وألن هللا ز ّكاه.
Namun siapa yang menyimpang dari sunnah pasti membencinya. Karena ia adalah
sumber kedua setelah Al-Qur’an, dan karena Allah telah memuliakan dan
menyucikan kitab ini.
لذلك نقول: يجب على أهل السنة والجماعة أن يحرصوا على هذا الكتاب، ويدرسوه، ويُد ّرسوه، ويشرحوه.
Maka dari itu, kami katakan: Wajib bagi Ahlus Sunnah wal Jama‘ah untuk
bersungguh-sungguh terhadap kitab ini, mempelajarinya, mengajarkannya, dan
menjelaskannya.
العلماء لم يتركوا شبهة إال وردوا عليها، ومن سيئات الزمان أن الح ّساد، والمبغضين للسنة، وأهل العقالنيات،
والقرآنيين، يطعنون في صحيح البخاري.
Para ulama tidak membiarkan satu syubhat pun kecuali mereka telah menjawabnya.
Namun termasuk kejahatan zaman ini adalah munculnya para pendengki, pembenci
sunnah, para rasionalis, dan kaum Quraniyyun yang justru menyerang Shahih alBukhari.
لألسف الشديد، هذا ليس مجال الكالم في هذا، لكن من باب التذكير أقول: هؤالء، لو حالفهم الحق فدرسوا العلم،
ّطلعوا على منهج البخاري في أحد الكتب التي بيّنت منهجه، لما تجرأ
أو درسوا صحيح البخاري، أو على األقل ا
واحد منهم أن يتكلم بكلمة في البخاري.
Sungguh disayangkan, ini sebenarnya bukan tempatnya untuk membahas hal ini,
tetapi sebagai pengingat saya katakan: seandainya orang-orang itu berpihak kepada
kebenaran dan menuntut ilmu, atau mempelajari Shahih al-Bukhari, atau setidaknya
menelaah metode al-Bukhari melalui salah satu kitab yang menjelaskan manhajnya,
niscaya tidak akan ada satu pun dari mereka yang berani mengucapkan sepatah kata
pun menghina al-Bukhari.
موا فيه، فرغ
ّ
موا. ومن سوء فعالهم وسوء حظهم أن ك ّل ما تكل
ّ
ّطالعهم، ولجهلهم، ولقسوة قلوبهم، تكل
ة ا
ّ
لكن لقل
العلماء من الجواب عليه بدقة وتفصيل قبل عشرات السنين.
Namun karena kurangnya pengetahuan mereka, kebodohan mereka, dan kerasnya
hati mereka, mereka pun berani berbicara sembarangan. Dan dari buruknya
perbuatan serta nasib mereka, segala tuduhan yang mereka lontarkan sejatinya telah
dijawab oleh para ulama dengan rinci dan teliti sejak puluhan tahun yang lalu.
م بشبهة أو طعنة تظ ّن نفسك أتيت بجديد، وأنت في الحقيقة تكّرر شيء قديم، قد ُطرح قبلك
ّ
تصور معي أن تتكل
ُجيب عنه بتفصيل
بعشرات السنوات وأ .
Bayangkan jika engkau berbicara dengan membawa syubhat atau tuduhan yang
engkau kira sebagai sesuatu yang baru, padahal sebenarnya engkau hanya
mengulang-ulang sesuatu yang sudah lama, telah dikemukakan sebelum engkau
selama puluhan tahun dan sudah dijawab secara rinci.
لو عرفوا هذا، كيف سيكون حالهم؟ أنا أقول: هؤالء لو عرفوا الحقيقة التي يعرفها أهل العلم وطالبه، لما مّرغوا
أنوفهم في التراب.
Kalau saja mereka mengetahui hal ini, bagaimana mungkin keadaan mereka? Saya
katakan: seandainya mereka mengetahui kebenaran yang diketahui oleh para ulama
dan penuntut ilmu, niscaya mereka akan merasa malu dan tidak akan berani
menyebarkan syubhat itu.
لكن مع األسف، جرى بهم سوء صنيعهم، فصاروا يسيرون بين الناس بالكالم الباطل.
Namun sangat disayangkan, akibat dari perbuatan buruk mereka, mereka terus saja
menyebarkan ucapan-ucapan batil di tengah masyarakat.
الكالم حقيقة طويل في فضل البخاري، لكن أود أن أذكر بشيء مهم: فضل صحيحه.
Pembahasan tentang keutamaan al-Bukhari memang panjang, tetapi saya ingin
menyebutkan satu hal penting, yaitu keutamaan kitab Shahih-nya.
كان ابن خزيمة يقول: "ما تحت أديم السماء أعلم بالحديث من محمد بن إسماعيل".
Ibn Khuzaimah rahimahullah (wafat 311 H) pernah berkata: “Tidak ada seorang pun
di bawah langit ini yang lebih alim dalam hadits dibandingkan Muhammad bin Isma‘il
(al-Bukhari).”
َر أجود من كتابي محمد بن إسماعيل
وقال: "نظرت في هذه الكتب، فلم أ ".
Ia juga mengatakan: “Aku telah melihat berbagai kitab, namun aku tidak menemukan
kitab yang lebih unggul dari dua kitab karya Muhammad bin Isma‘il.”
هذا ابن خزيمة، كان قرينًا للبخاري، لكنه مات بعده. وهو صاحب الصحيح، وشيخ ابن حبان.
Ibn Khuzaimah ini adalah sezaman dengan al-Bukhari, meskipun ia wafat setelahnya.
Ia juga penulis kitab Shahih, dan guru dari Ibn Hibban.
ولعل من باب ما يتعلق بما سنشرحه من أبواب كتاب التوحيد، أنكم تعرفون ما يُثار حول التفاضل بين البخاري
ومسلم.
Dan mungkin terkait dengan apa yang akan kita pelajari dalam Kitab Tauhid, kalian
mengetahui adanya perbedaan pendapat tentang siapa yang lebih utama antara alBukhari dan Muslim.
وأن بعضهم، خصو ًصا أهل المغرب، يق ّدمون صحيح مسلم على البخاري. ما رأيكم بهذا؟
Beberapa kalangan, khususnya dari ulama Maghrib (Maroko dan sekitarnya), lebih
mengutamakan Shahih Muslim daripada Shahih al-Bukhari. Apa pendapat kalian
mengenai hal ini?
ما السبب في هذا؟ لماذا يُق ّدمون صحيح مسلم على البخاري؟ وماذا نق ّدم نحن؟ هل نق ّدم مسلم، أم أن األمر فيه
تفصيل؟
Apa sebabnya mereka mendahulukan Shahih Muslim? Dan bagaimana dengan kita?
Apakah kita mendahulukan Muslim, ataukah hal ini memiliki rincian?
،ٍ في باب، في طريقة
كل واحد منهما يتق ّدم في ف ّن .
Masing-masing dari mereka memiliki keunggulan dalam bidang tertentu, dalam bab
tertentu, dan dalam metode tertentu.
لكن نحن، من حيث الجملة، نقول: األمة مجمعة على أن صحيح البخاري هو األفضل، وأنهما أصح كتابين بعد
كتاب هللا تعالى.
Namun secara umum, kita mengatakan bahwa umat telah sepakat bahwa Shahih alBukhari adalah yang terbaik, dan kedua kitab itu (bukhari-Muslim) adalah dua kitab
paling sahih setelah Al-Qur’an.
هذا في الجملة، ال أحد يكاد يختلف عليه.
Ini secara umum telah disepakati. Hampir tidak ada perbedaan dalam hal ini.
لكن، لماذا ق ّدم بعضهم صحيح مسلم على البخاري؟ ولماذا نحن نق ّدم البخاري؟ هذه قضية نو ّد التذكير بها.
Namun, mengapa sebagian orang mendahulukan Muslim daripada al-Bukhari? Dan
mengapa kita mendahulukan al-Bukhari? Ini adalah hal yang patut kita ingat dan
pelajari kembali.
صحيح مسلم أسهل في تناول الحديث، لماذا؟ ألنه رتّبه ترتيبًا واض ًحا.
Shahih Muslim memang lebih mudah untuk dikaji. Mengapa? Karena Muslim
menyusunnya dengan susunan yang sangat sistematis dan jelas.
واألحاديث أحاديث مجموعة كلها في مكان واحد، لم يفرقها.
Hadits -Hadits dalam Shahih Muslim dikumpulkan semuanya dalam satu tempat,
tidak dipisah-pisahkan.
مجموعة في مكان واحد، واعتنى بشيء ربما يعني فيه فاق البخاري، وهو االعتناء بلفظ الحديث.
Hadits -Hadits itu terkumpul dalam satu tempat, dan Muslim sangat memperhatikan
aspek yang mungkin dalam hal ini ia lebih unggul daripada al-Bukhari, yaitu perhatian
terhadap lafaz Hadits .
ألن الحديث كما تعلمون يُنقل باللفظ ويُنقل بالمعنى،
Karena Hadits , sebagaimana kalian ketahui, ada yang diriwayatkan secara lafzi (kata
per kata), dan ada pula yang diriwayatkan secara maknawi (dengan makna yang
setara).
ِقل باللفظ، قد يختلف، يعني يُنقل بلفظين وثالثة، لكنه ال يُلزم لماذا؟ ألنه هكذا ورد عن النبي صلى هللا
وإذا نُ
عليه وسلم، ورد عنه أكثر من مرة بأكثر من لفظ.
Jika Hadits disampaikan secara lafzi, mungkin muncul dalam dua atau tiga redaksi
yang berbeda. Tapi hal itu tidak jadi masalah, karena memang seperti itu yang datang
dari Nabi صلى الله عليه وسلم, yang mengucapkannya dalam beberapa kesempatan dengan redaksi
yang berbeda.
وهذا يُفيد في ماذا؟ في باب المعنى، في االستدالل حتى تستدل.
Dan hal ini bermanfaat dalam hal pemahaman makna dan pengambilan istidlāl
(dalil), supaya bisa dijadikan dasar dalil.
فإن ألفاظ الحديث كالفاكهة وتنوعها، كالفاكهة أمام اآلكل، يأخذ من هذه ومن هذه، ويستطعم هذه.
Sesungguhnya variasi lafaz Hadits itu seperti buah-buahan yang beragam, seperti
orang yang duduk di depan berbagai macam buah: dia bisa mengambil dari sini, dari
situ, dan mencicipi yang ini.
له ألفاظ، يفرح جدا،ً ألن كل زيادة في اللفظ، أو كل لفظ زائد يُفيد في المعنى
والفقيه كذلك، لما يجد حديثا . ً
Begitu pula seorang ahli fikih, jika ia menemukan Hadits yang memiliki berbagai
lafaz, ia sangat bergembira, karena setiap tambahan lafaz atau variasi itu
memberikan tambahan makna.
وقد قال اإلمام أحمد: "إن لم نجمع الحديث من مئة وجه لم نفقهه"، أو: "لم نفهمه."
Imam Ahmad pernah berkata: “Jika kita tidak mengumpulkan Hadits dari seratus
jalur, maka kita tidak akan bisa memahaminya.”
وورد مثل هذا وحول هذا المعنى كثير عن بعضهم.
Dan banyak pula pernyataan yang serupa dari sebagian ulama lain seputar makna ini.
ففَ ّضل بعضهم ترتيب مسلم بأي شيء؟ بأحسن ترتيب، وأجود ترتيب، وأسهل في الترتيب، ويحافظ على اللفظ.
Karena itulah sebagian ulama mengunggulkan susunan Muslim karena lebih rapi,
lebih bagus, lebih mudah ditelaah, dan menjaga lafaz.
فمن ليست له عناية دقيقة في االستدالل، يجده أسهل.
Sehingga bagi orang yang tidak terlalu mendalam dalam hal istidlāl, Shahih Muslim
akan terasa lebih mudah diakses (dipahami secara praktis).
لكن صحيح البخاري استخراج الحديث منه فيه غموض، وفيه شيء من الوعورة، لماذا؟
Namun dalam Shahih al-Bukhari, untuk mengeluarkan atau memahami maksud
Hadits kadang ada kesan sulit dan rumit, mengapa?
البخاري كان يعمد إلى تقطيع الحديث، وربما قطع الحديث في صحيحه أكثر من عشرين مرة، يقطعه قطعة
قطعة، ويو ّزعه في الصحيح، في أبواب وتراجم مختلفة.
Karena al-Bukhari sering memotong Hadits . Bahkan terkadang beliau memotong
satu Hadits lebih dari 20 kali di dalam Shahih-nya, dipotong-potong dan diletakkan di
berbagai bab dan judul berbeda.
لماذا؟ ألن َص . نعته فيه صنعة فقهية، عالوة على صنعة اإلسناد والرواية الحديثية
Mengapa demikian? Karena metode yang ia gunakan adalah metode fiqh, selain juga
metode periwayatan dan sanad hadits.
صنعته فقهية، فهو كتاب فقه عظيم من كتب الفقه اإلسالمي.
Metode al-Bukhari adalah metode fikih; maka kitabnya merupakan kitab fikih yang
agung di antara kitab-kitab fikih Islam.
يقتل من يظن أن كتاب البخاري كتاب رواية فقط. هو كتاب رواية ودراية.
Sungguh keliru orang yang mengira bahwa kitab al-Bukhari hanyalah kitab riwayat
saja. Sesungguhnya itu adalah kitab riwayat dan juga dirāyah (analisis ilmiah).
السنن األربعة كلها، ومسلم أي ًضا، ألنها مبّوبة على أبواب الفقه، لكن َص . نعة البخاري غير صنعة مسلم
Keempat kitab Sunan (Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibn Majah), serta Shahih
Muslim pun dibangun di atas bab-bab fikih, tetapi metode al-Bukhari berbeda
dengan metode Muslim.
مسلم يسرد في الباب الواحد سردا،ً ويأتيك بكل الحديث، وال يُنبّهك على موطن االستدالل في الحديث، ألنه لم
يُبّوب على األحاديث.
Muslim menulis satu bab dengan menyebutkan seluruh Hadits dalam bentuk
rangkaian panjang, tanpa menyoroti poin istidlāl dalam Hadits tersebut, karena ia
tidak membuat judul khusus untuk setiap Hadits .
وإنما تُرجم فيما بعد، النووي والقاضي عياض ترجموا على أحاديث مسلم.
Adapun penambahan nama judul atau bab pada Shahih Muslim itu dilakukan
setelahnya (setelah wafatnya Imam Muslim), oleh Imam Nawawi dan Qadi ‘Iyadh,
bukan oleh Imam Muslim sendiri.
لكن البخاري يُترجم على الحديث، ثم يأتيك بالحديث فيقطعه، يقول لك: إنما مقصودي أو موطن االستدالل
واالستشهاد على هذه الترجمة إنما هي هذه القطعة من الحديث.
Sedangkan al-Bukhari, beliau memberi judul terlebih dahulu, lalu menghadirkan
Hadits dengan potongan tertentu dan seakan berkata: “Yang menjadi fokus istidlāl
dalam bab ini hanyalah potongan Hadits ini.”
فيلفت نظر الفقيه إلى تعميق النظر في هذه القطعة من الحديث، بخالف ما لو كان الحديث كله بين يديه، طويال،ً
فأنت ال تدري أين االستدالل؟ هنا أم هنا؟
Ini mengarahkan perhatian sang fuqaha untuk lebih mendalami bagian yang menjadi
sumber istidlāl dalam Hadits , tidak seperti jika seluruh Hadits ditampilkan sekaligus
panjang lebar, yang menyulitkan pembaca untuk mengetahui bagian mana yang
menjadi dalil.
ال، هو س ّهل عليك، وهذا حقيقة منهج دقيق لالستدالل. هذا منهج دقيق.
Justru dengan metode ini, al-Bukhari mempermudahmu. Dan ini adalah metode yang
sangat teliti dan ilmiah dalam mengambil istidlāl. Ini adalah manhaj yang sangat
presisi.
لكن تعرف الحديث كله، وكان مما اتفق عليه البخاري ومسلم، تذهب إلى مسلم ستجد سياق الحديث.
Namun, bila engkau mengetahui seluruh isi Hadits tersebut, dan Hadits itu termasuk
yang disepakati oleh al-Bukhari dan Muslim, maka jika engkau merujuk ke Shahih
Muslim, engkau akan mendapati konteks (siyāq) Hadits secara lengkap.
ستجد سياق الحديث، ألن البعض أخطأ في فهم الحديث نتيجة عدم معرفة سياقه.
Engkau akan menemukan konteks lengkap Hadits , karena sebagian orang melakukan
kesalahan dalam memahami Hadits disebabkan ketidaktahuan mereka akan
konteksnya.
والبخاري بريء من هذا، العهدة ليست عليه.
Dan al-Bukhari terbebas dari kesalahan ini. Tanggung jawabnya bukan pada beliau.
هو قطع الحديث لتُفهم، ولم يقطعه كي يُساء فهمك.
Beliau memotong Hadits agar lebih mudah dipahami, bukan agar disalahpahami.
هو قطع الحديث ظنًا منه أن طالب العلم والمستدل بالحديث يعرف الحديث كله.
Ia memotong Hadits dengan anggapan bahwa penuntut ilmu dan orang yang beristidlāl dengan Hadits tersebut sudah mengetahui keseluruhan Hadits itu.
فحينما نرى القطعة من الحديث، الظن لطالب العلم أنهم يعرفون أن هذا حديث من؟ ويعرفون سياقه، ويعرفون
سبب وروده، ويعرفون ألفاظه إن أرادوا معرفتها.
Jadi ketika para penuntut ilmu melihat potongan Hadits , mereka seharusnya sudah
mengetahui bahwa ini bagian dari Hadits siapa, dan memahami konteksnya, sebab
turunnya, dan redaksi lengkapnya jika mereka menginginkannya.
أما أن يأتي بعض الناس في آخر الزمان، يبلغ من جهله يظن أن القطعة هي كل الحديث، فيقوده ذلك إلى سوء
فهم شيء في الحديث، أو شيء ُطوي في الحديث، أو شيء يؤخذ من قصته ومن سبب وروده،
Adapun jika datang seseorang di zaman akhir ini, karena kebodohannya menyangka
bahwa potongan itu adalah seluruh Hadits , maka ini bisa membawanya kepada
kesalahpahaman terhadap bagian dari Hadits itu, atau sesuatu yang tersembunyi
dari kisahnya dan sebab kemunculannya.
فالعهدة ليست على البخاري، العهدة على هذا الذي جهل السنة والرجوع إلى كتب السنة.
Maka kesalahan bukan pada al-Bukhari, melainkan pada orang yang tidak memahami
sunnah dan tidak merujuk kepada kitab-kitab sunnah.
البخاري كما قلنا يُف ّرق الحديث أحيانًا أكثر من عشرين موضعًا في صحيحه، يقطعه قطعة قطعة.
Sebagaimana telah disebutkan, al-Bukhari kadang membagi Hadits di lebih dari dua
puluh tempat dalam kitabnya, beliau memotongnya bagian demi bagian.
لكن مسلم يجمعه في موطن واحد .
Adapun Imam Muslim, beliau menyatukan Hadits dalam satu tempat.
لكن من هنا اإلفادة الفقهية واالستنباطية واالستداللية، هي غاية البخاري في صحيحه، ليست غايته الرواية
وحدها، وإنما غايته الرواية وغاية الرواية الوصول إلى الفقه واالستنباط .
Namun dari sinilah muncul manfaat dalam fikih, istinbāṭ, dan istidlāl. Inilah tujuan
utama al-Bukhari dalam Shahih-nya. Tujuannya bukan hanya meriwayatkan Hadits ,
tapi menjadikan riwayat itu sarana untuk sampai pada istinbāṭ hukum fikih.
وضح هذا بالمنهج، رحمه هللا عليه.
Hal ini sangat jelas dari metode ilmiahnya, rahimahullāh.
ا
قد يستنبط البخاري من الحديث الواحد، من القطعة الواحدة، عشرين حكًما، لما يُف ّرقه في عشرين موضعًا، إذً
هو يدلك على عشرين حكًما في الحديث الواحد.
Al-Bukhari bisa mengambil hingga dua puluh hukum dari satu Hadits , dengan
memotongnya di dua puluh tempat dalam Shahih-nya. Artinya, beliau sedang
menunjukkan dua puluh hukum yang bisa diambil dari satu Hadits .
من خير ما وجدت من الكتب التي تُعينك على فهم البخاري، أحد مستخلصات البخاري، ُسئلت عن فهم فقه
البخاري، أحد مختصرات صحيح البخاري، وهو للشيخ المعارض، اسمه: "مختصر صحيح البخاري"، للشيخ
األستاذ الدكتور سعد الشتري.
Salah satu kitab terbaik yang bisa membantumu memahami al-Bukhari adalah salah
satu ringkasan Shahih al-Bukhari. Jika engkau ingin memahami fikih al-Bukhari,
bacalah kitab ringkasan Shahih al-Bukhari karya Syaikh Prof. Dr. Sa‘d asy-Syatiri
hafizhahullah
هذا أي ًضا تضيفونه إلى الهامش، تقرؤونه، لكن ليس في وقت الدورة، ألنه سيطول عليكم، فيما بعد، والكتاب
موجود بصيغة رقمية.
Kitab ini juga bisa kalian tambahkan sebagai bacaan pinggiran, bacalah di luar waktu
daurah ini, karena kalau dibahas sekarang akan memakan waktu panjang. Kitabnya
pun tersedia dalam versi digital (pdf).
أنا في الحقيقة سامحوني، أنا أريد أن تخرجوا من هذه الدورة، وعندكم عناية حثيثة جدًا بتراجم صحيح البخاري.
Sejujurnya, maafkan saya, saya ingin kalian keluar dari daurah ini dalam keadaan
memiliki perhatian yang sangat serius terhadap judul-judul bab dalam Shahih alBukhari.
الترجمة، عندك عناية حثيثة، ألن تراجم صحيح البخاري هي غايته من تصنيف كتابه.
Perhatikan benar-benar bagian "terjemah al-bāb" (judul bab), karena judul bab
dalam Shahih al-Bukhari adalah inti dari tujuan beliau menyusun kitab tersebut.
إن كثي ًرا منهم لم يفهم هذه الغاية، فاتخذ صحيح البخاري والقراءة فيه ألغراض أخرى، فغفل عن غرض
المصنّ . ِف
Sesungguhnya banyak orang tidak memahami tujuan utama penulisan Shahih alBukhari, lalu mereka membaca kitab tersebut untuk tujuan lain, hingga mereka luput
dari maksud penulisnya.
ِف فخسران كبير.
إذا غفلتم عن غرض المصنّ
Kalau kalian lalai dari tujuan penulisnya, maka sungguh itu adalah kerugian besar.
كل كتاب لمؤلفه فيه غرض، ال تُحسن قراءة الكتاب ما لم تعرف غرضه.
Setiap buku pasti memiliki maksud tertentu dari penulisnya. Maka engkau tidak akan
bisa membaca buku itu dengan benar kecuali jika engkau mengetahui tujuannya.
إذا قرأت في أي كتاب، لمعاصر أو قديم، ال تعرف غرض صاحب الكتاب، الغرض األصيل من تأليفه وكتابته،
أنت خسران.
Jika engkau membaca buku — baik dari penulis zaman sekarang maupun zaman
dahulu — tanpa mengetahui maksud utama penulisnya dalam menyusun buku itu,
maka engkau akan rugi.
انتفاعك من الكتاب سيكون يسي ًرا، ال يكون ألنك قرأته في غير ضوء غرضه. ها، مفهوم هذا؟
Manfaat yang engkau ambil dari buku itu akan sedikit, karena engkau membacanya
bukan berdasarkan cahaya tujuan penulisnya. Paham maksud ini?
هذا المختصر للشيخ سعد، ماذا فعل فيه؟ فعل فيه عمًال أعجبني ج ًّدا ج ًّدا، يعني أنام وأنا فرحان إذا فكرت فيه،
أفرح. وأسافر في جدة وبودي لو كان هذا العمل يُفعل مع جميع كتب السنة كلها في سياق واحد في مقام واحد.
Ringkasan karya Syaikh Sa‘d Syatiry hafizhahullah itu, apa yang dilakukannya? Beliau
melakukan sebuah pekerjaan yang sangat membuatku kagum — aku bisa tidur
nyenyak dan merasa bahagia hanya dengan memikirkannya. Aku berharap andai
metode ini diterapkan pada seluruh kitab-kitab hadits dengan cara dan format yang
sama.
ما هو هذا العمل؟ كان إذا جاء من اللفظ األول من الحديث، اللقاء الذي قطعه البخاري، يجمع جميع أطرافه في
مكانه األول.
Apa yang dilakukan beliau? Jika beliau mendapati potongan pertama dari sebuah
Hadits — yaitu potongan yang telah dicacah oleh al-Bukhari — beliau
mengumpulkan seluruh bagian Hadits itu dalam tempat pertama kali disebut.
يعني مث ًال قُطع عشرين مرة، أول موضع يذكره البخاري، يذهب إلى العشرين فيحضرها ويجمعها في مكان
واحد.
Artinya, jika satu Hadits dipotong sebanyak dua puluh kali, maka di tempat alBukhari menyebutkannya pertama kali, beliau mengumpulkan semua dua puluh
potongan itu di satu tempat.
هذا طبيعي، هذا فعل المختصرات، مع حرفية ُمكَّرمة.
Ini hal yang wajar — begitulah cara kerja ringkasan yang baik dan teliti.
إذا تكرر شيء ال فائدة فيه استداللية أو فائدته يسيرة، يحذفه، أو إن كانت فيه فائدة، يُشير إليه.
Jika ada pengulangan yang tidak memiliki nilai istidlāl atau manfaatnya kecil, maka
beliau hapuskan. Tapi jika ada manfaatnya, beliau beri catatan atau isyarat.
ثم ماذا؟ هنا الفائدة العظمى من الكتاب، أي ًضا يُح ِضر أبو العشرين، فيضعها لك هنا في حاشية الكتاب.
Lalu apa lagi? Inilah manfaat besar dari buku itu: beliau juga meletakkan seluruh
bagian Hadits (yang dua puluh itu) sebagai catatan kaki di halaman yang sesuai.
فأنت ماذا تفعل؟ تقرأ الحديث كله وتقرأ فقه البخاري كله على هذا الحديث.
Jadi, apa yang engkau lakukan? Engkau membaca seluruh Hadits nya sekaligus
mendapatkan seluruh pemahaman fikih al-Bukhari pada Hadits tersebut.
انظروا البراعة في الفكرة.
Perhatikan kecemerlangan ide ini!
مختصرات صحيح البخاري كثيرة، من أجودها من المتأخرين اختصار شيخنا األلباني، له، رحمة هللا تعالى
عليه.
Ringkasan Shahih al-Bukhari memang banyak, dan salah satu yang terbaik dari
kalangan kontemporer adalah ringkasan karya Syaikh al-Albani, rahimahullah.
لكن شيخنا األلباني له غرض آخر، غير غرض الشيخ سعد من االختصار.
Namun, Syaikh al-Albani punya tujuan yang berbeda dengan tujuan Syaikh Sa‘d
dalam meringkas.
هذا االختصار عند الشيخ سعد، غرضه أنفع للفقيه، أنفع للفقيه الذي يريد أن يستدل، أنفع للفقيه.
Ringkasan versi Syaikh Sa‘d ini tujuannya lebih bermanfaat bagi ahli fikih — mereka
yang ingin melakukan istidlāl (pengambilan dalil), ini sangat membantu mereka.
فإذا كنت صاحب فقه أو صاحب أصول فقه، لك باالستدالل واالستنباط وكيفية استخراج األحكام من النصوص،
هذا المختصر يفيدك ج ًّدا.
Maka jika engkau adalah orang yang menekuni fikih atau usul fikih, dan ingin
memahami cara pengambilan hukum dari teks-teks syariat, ringkasan ini akan sangat
bermanfaat bagimu.
فأريد منكم أن تكون لكم عناية خاصة بتراجم صحيح البخاري، سوف آتي على عدتها في الصحيح بعد قليل.
Aku ingin kalian semua memiliki perhatian khusus terhadap judul-judul bab (tarājim)
dalam Shahih al-Bukhari, nanti aku akan membahas jumlahnya sebentar lagi.
هذه مقدمات مهمة، هذه مقدمات مهمة.
Ini semua adalah pengantar yang sangat penting.
ا يسي ًرا، بعض األبواب ربما نقرأها في دقائق، وبعض
َّق عليها تعليقً
بعض األحاديث في كتاب التوحيد، ربما يُعل
األبواب ربما نطيل عندها.
Sebagian Hadits dalam Kitab at-Tauhīd mungkin hanya akan dikomentari secara
singkat. Beberapa bab mungkin kita baca dalam hitungan menit, sementara bab lain
mungkin akan kita bahas lebih lama.
لكن هذه المقدمات مهمة ج ًّدا. أنت قلت لكم: يعني أهم ما يتعلق بهذا، وبما يسمح فيه الوقت، وإال فالكالم طويل
ج ًّدا، لسنا في درس في منهج اإلمام البخاري في الصحيح.
Namun pengantar ini sangat penting. Aku sampaikan kepada kalian: ini adalah hal
yang paling penting berkaitan dengan tema ini, selama waktu mengizinkan. Kalau
tidak, maka pembahasan bisa sangat panjang — karena kita bukan sedang berada
dalam kajian khusus tentang manhaj Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya.
هذا يحتاج إلى التفصيل إلى مجلد، إلى مجلدات، على األقل حتى تعلم منهاج البخاري في صحيحه مع ضرب
األمثلة مع السعة.
Hal ini butuh penjabaran panjang — sampai satu jilid bahkan berjilid-jilid — supaya
engkau bisa memahami metode al-Bukhari dalam Shahih-nya, dengan contohcontoh dan keluasan ilmunya.
البخاري يحتاج إلى عمر، المتخصصون في البخاري اشتغلوا فيه ستين سنة، بلغوا سبعين سنة وستين سنة،
وماتوا وال زال في نفسه شيء من صحيح البخاري.
Untuk memahami al-Bukhari, seseorang butuh seumur hidup. Para ahli yang
mengkhususkan diri dalam karya al-Bukhari telah menekuni Shahih-nya selama 60
hingga 70 tahun — dan mereka wafat dalam keadaan masih merasa belum tuntas
dari Shahih al-Bukhari.
كلهم على مر العصور، المعتنين في صحيح البخاري فارقوا الحياة قبل أن يتموا مرادهم من صحيح البخاري.
Semua mereka, sepanjang zaman, yang mengabdikan diri pada Shahih al-Bukhari,
wafat sebelum mereka benar-benar menyelesaikan cita-cita mereka dari kitab itu.
لكني أنا وأنت في هذا العصر العظيم الذي انتشرت فيه المطبوعات، وانتشر فيه العلم، وانتشرت فيه الكتب
الرقمية، والدروس الصوتية، في فضل عظيم.
Namun, aku dan engkau sekarang hidup di zaman yang agung, di mana kitab-kitab
cetakan telah tersebar luas, ilmu mudah diakses, buku-buku digital tersedia, serta
pelajaran-pelajaran audio dapat dinikmati — suatu karunia yang besar.
كل شيء مجموع عندك في هذا الجوال، في جوالك تجمع كل العلم، لكن ما عليك إال أن تقرأ.
Semua ilmu terkumpul di dalam ponselmu. Di ponselmu, seluruh ilmu bisa kau
kumpulkan. Tinggal tugasmu: membaca.
ما عليك إال أن تقرأ. كلما سهلت الوسائل، كلما نام طالب العلم.
Tugasmu hanya membaca. Namun semakin mudah sarana, semakin banyak penuntut
ilmu yang justru tertidur (malas belajar).
ا واح ًدا، وربما ذهب ليسمع الحديث فرأى
هذا البخاري كان يسافر سف ًرا طوي ًال، أيا ًما وأشهًرا، يسمع حديثً
صاحبه وراويه، ورأى من حاله ال يسوقه، فرجع ولم يسمع منه.
Imam al-Bukhari dahulu menempuh perjalanan panjang, berhari-hari bahkan
berbulan-bulan, demi mendengar satu Hadits . Namun bisa saja ketika sampai, ia
melihat kondisi perawi Hadits itu tidak layak, maka ia pun pulang dan tidak
mengambil riwayat darinya.
كالذي قال هكذا للحصان يو ِهبه أنه يريد أن يُطِعمه، ها؟ وليس معه شيء، فلما رآه البخاري قال: "يا كذب على
الحصان، كيف اآلن ال يكذب على رسول هللا؟" فلم يسمع منه.
Seperti kisah seorang perawi yang berpura-pura hendak memberi makan kuda
dengan gerakan tangan, padahal tidak membawa makanan apa pun. Ketika alBukhari melihat itu, ia berkata: "Kalau kepada kudanya saja ia berdusta, bagaimana
bisa dipercaya dalam meriwayatkan sabda Rasulullah?" Maka ia pun tidak mengambil
Hadits darinya.
ّي عبث أو لغو أو ما يُشينها أو
ّي وعليك، لينقل لي ولك السنة عزيزة شريفة مط ّهرة، سالمة من أ
حافظ عل
يشوبها، رحمة هللا تعالى عليه.
Beliau menjaga (Hadits ) untukku dan untukmu, demi menyampaikan kepada kita
sunnah yang mulia, suci, bersih dari kekotoran, permainan, atau sesuatu yang bisa
mencemari keaslian dan kehormatannya. Rahmat Allah atas beliau.
إمام عظيم، يعني اإلمام البخاري، رحمة هللا تعالى عليه.
Imam yang agung — ya, Imam al-Bukhari — rahimahullah.
أحيانًا قد يستد ّل بلفظ من الحديث، يراه الناظر ألول وهلة أنه ال داللة فيه على الترجمة.
Kadang-kadang, al-Bukhari menyebut sebuah lafal dari Hadits yang bagi orang awam
tampaknya tidak ada kaitannya dengan judul bab (tarjamah al-bāb).
كأن يترجم في باب السواك، ويأتي بحديث: "سواد"، هذا ألول وهلة.
Seperti beliau membuat bab tentang siwak, namun Hadits yang dibawakan tentang
“warna gelap”. Sekilas, tampaknya tidak nyambung.
لكن دقق النظر، تدرك الربط العظيم بينها.
Namun, jika engkau perhatikan secara mendalam, engkau akan menyadari
keterkaitan yang luar biasa di antara keduanya.
أي ًضا البخاري أحيانًا الترجمة يريدها، ال عالقة لها بالحديث، أو أحيانًا يُورد ترجمة ليس تحتها حديث.
Kadang-kadang, al-Bukhari menuliskan judul bab (terjemah) yang tampaknya tidak
berkaitan dengan Hadits setelahnya, atau bahkan membuat judul bab tanpa Hadits
sama sekali di bawahnya.
ويومئ بها إلى حديث آخر أو رواية أخرى في الصحيح نفسه أو في خارج الصحيح صحت عنده.
Beliau sedang memberi isyarat kepada Hadits lain atau riwayat lain yang ada dalam
Shahih-nya sendiri atau di luar Shahih yang menurutnya shahih juga.
يوميء إلى تلك الرواية، والفقيه يعرف، المشتغل بالحديث والفقه يعرف أنه أراد رواية ما.
Beliau sedang memberi isyarat halus kepada riwayat tertentu. Dan seorang ahli fikih
atau penuntut ilmu Hadits akan paham bahwa al-Bukhari sedang menunjuk ke suatu
riwayat.
وهذا من دقة نظره، رحمة هللا تعالى عليه.
Dan ini menunjukkan tajamnya pengamatan dan kecermatan beliau, rahimahullah.
ويد ّل أي ًضا على أنه ال يستد ّل باألحاديث التي في صحيحه فقط، وإنما يستد ّل بما ص ّح عنده من الحديث.
Ini juga menunjukkan bahwa al-Bukhari tidak hanya ber-istidlāl (berdalil) dengan
Hadits yang ada dalam Shahih-nya, melainkan dengan semua Hadits yang
menurutnya shahih.
لكن كتابه هذا له شرط معيّن، أورد فيه الحديث على شرطه، ليس معنى ذلك أنه لم يص ّح عنده من الحديث غير
الصحيح.
Namun kitabnya ini (Shahih al-Bukhari) memiliki kriteria tertentu. Ia hanya
memasukkan Hadits sesuai kriterianya. Bukan berarti Hadits lain yang tidak
dicantumkan itu tidak shahih menurutnya.
انتبهوا لهذه الملحوظة المهمة والدقيقة، وهي بديهية عند طالب العلم، لكن لألسف عدم االلتفات إليها اليوم بات
شبهة عند بعض الجهلة.
Perhatikan catatan penting dan halus ini. Ini hal mendasar bagi para penuntut ilmu.
Tapi sayangnya, karena orang-orang bodoh tak memahami hal ini, justru dijadikan
syubhat (keraguan) oleh mereka hari ini.
فيظن أن البخاري إن لم ير ِو الحديث في صحيحه، ها؟ فمعنى ذلك أن هناك عالمة استفهام على ما ليس في
الصحيح، سواء عند البخاري أو عند غير البخاري. وهذا خطأ ذريع.
Mereka menyangka bahwa jika suatu Hadits tidak terdapat dalam Shahih al-Bukhari,
maka itu berarti Hadits tersebut meragukan — baik menurut al-Bukhari maupun
selainnya. Dan ini adalah kesalahan besar.
فإن ما صح من الحديث غير مختصر على ما جاء ف ي صحيح البخاري، ال عند البخاري وال عند غيره
Sesungguhnya Hadits -Hadits yang shahih tidak terbatas hanya pada yang tercantum
dalam Shahih al-Bukhari, baik menurut Imam al-Bukhari sendiri maupun menurut
ulama lain.
وأحيانًا البخاري يعمد إلى الدليل الظاهر الواضح، فيعدل عنه إلى الدليل الخفي الغالب
Kadang-kadang al-Bukhari memilih untuk tidak memakai dalil yang jelas terang, tapi
justru memilih dalil yang samar dan tersembunyi.
فيأتيك بترجمة من الدليل الغامض، ويأتيك بالحديث الظاهر الواضح
Maka ia membuat judul bab (terjemah) dari dalil yang samar, lalu menyertakan
Hadits yang maknanya jelas dan terang.
واضح حينما تقرأه، تفهم المراد به
Hadits nya jelas — ketika kau baca, kau langsung paham maksudnya.
لكنه يومئ بترجمته إلى حديث آخر، فيه ملحظ دقيق غامض، ال يلتفت إليه إال الحصيف الدقيق من طالب العلم
Tapi dengan judul bab-nya, ia memberi isyarat ke Hadits lain yang memiliki makna
halus dan samar — yang hanya bisa dipahami oleh penuntut ilmu yang teliti dan
tajam.
فكأنه يدعوك إلى أن تراجع ذاك الحديث، وتدرسه في ضوء هذا الحديث الذي أورده تحت الترجمة
Seakan-akan al-Bukhari mengajakmu untuk kembali menelaah Hadits lain itu, lalu
mengkajinya dengan cahaya dari Hadits yang ia sebutkan di bawah judul bab
tersebut.
على ك ٍل، الوسيلة الحقيقة... ال أريد أن أبقى أتحدث في هذا كثي ًرا
Bagaimanapun juga, metode ini sebenarnya sangat berharga... Tapi saya tidak ingin
terlalu lama membahasnya di sini.
لماذا ندرس كتابًا من صحيح البخاري؟ كشخص اآلن في كالمي إلى شيء من هذا، لماذا ندرس كتاب التوحيد
من صحيح البخاري؟
Mengapa kita mempelajari kitab dari Shahih al-Bukhari? Sebagaimana telah saya
singgung, mengapa kita belajar Kitab at-Tauhid dari Shahih al-Bukhari?
ربما يقول قائل: التوحيد من علم العقل، وعلم العقيدة يُدرس في كتب االعتقاد، فلماذا تُدرسنا علم العقيدة من
كتاب في السنة؟ لماذا؟ ما رأيكم؟
Mungkin ada yang berkata: Tauhid itu ilmu akidah, ilmu rasional, dan biasanya
dipelajari dari kitab-kitab akidah. Maka mengapa Anda mengajarkan kami ilmu
akidah dari kitab Hadits (yakni, dari kitab Sunnah)? Apa pendapat kalian?
لسبب يتعلق بكم، وألسباب أخرى تتعلق بغيره
Ada alasan yang berkaitan dengan kalian (para murid), dan juga alasan lain yang
berkaitan dengan orang di luar kalian.
أما السبب الذي يتعلق بكم: فإنكم قد درستم العقيدة من كتب العقيدة، أو من كتب شتى في العقيدة، أليس كذلك؟
Adapun alasan yang berkaitan dengan kalian: kalian telah belajar akidah dari kitabkitab akidah atau dari banyak kitab lainnya dalam bidang ini, bukan?
لكن طالب العلم بالعقيدة من كتب السنة أظنها قليلة
Tapi para penuntut ilmu yang belajar akidah langsung dari kitab-kitab Hadits
jumlahnya, menurut saya, masih sangat sedikit.
ما أدري، كالمي صحيح أم غير صحيح؟
Saya tidak tahu, apakah pendapat saya ini benar atau tidak?
كان يكتب علماء العقيدة كتبًا يسمونها ويريدون فيها أحاديث بأسانيدهم، كلها أحاديث اعتقادية في العقيدة
Dulu para ulama akidah menulis kitab-kitab yang mereka namakan sendiri, dan di
dalamnya memuat Hadits -Hadits lengkap dengan sanadnya, semuanya berkaitan
dengan akidah.
ألنهم كانوا يس ّمون االعتقاد أو العقيدة: "ال ُّسنّة "
Karena mereka menamai ilmu akidah atau ilmu keimanan itu dengan nama “Sunnah”.
ألن كل الفرق المخالفة التي خالفت أهل السنة والجماعة باب االعتقاد، فأطلقوا على االعتقاد: السنة
Karena semua kelompok yang menyimpang dari Ahlus Sunnah wal Jamaah,
penyimpangan mereka terjadi dalam hal akidah — maka para ulama menyebut
akidah sebagai “Sunnah”.
يعني من أراد أن يرد إلى السنة، أو إذا أردنا أن نرد من انحرف عن السنة إلى السنة في باب االعتقاد، فعلينا
بالسنة: بأحاديث االعتقاد الواردة في السنة .
Artinya: barangsiapa ingin kembali kepada Sunnah, atau kita ingin mengembalikan
orang yang menyimpang dari Sunnah ke jalan Sunnah dalam hal akidah, maka kita
wajib kembali kepada Sunnah — yaitu Hadits -Hadits yang berkaitan dengan akidah
dalam Sunnah.
طيب، السنة كما تعرفون هي المصدر الثاني من مصادر التشريع
Baik, seperti yang kalian ketahui, Sunnah adalah sumber hukum kedua dalam Islam.
والسنة النبوية باتفاق أهل السنة والجماعة ُح َّجة، لم يشكك في ُح ِّجيتها إال بعض الفرق المنحرفة من الرافضة
والمعتزلة .
Sunnah Nabi, menurut ijma’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah, adalah hujjah (dalil yang
sah). Yang meragukan keabsahannya hanyalah kelompok-kelompok menyimpang
seperti Syiah Rafidhah dan Mu’tazilah.
شككوا في حجيتها إما صراحة أو ضمنًا،
Mereka meragukannya, baik secara terang-terangan ataupun terselubung.
لكن السنة عند أهل السنة والجماعة حجة، ويقول األصوليون وأهل الحديث قبلهم: السنة قاضية على الكتاب
Tapi menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah, Sunnah itu adalah hujjah. Para ahli ushul
dan ahli Hadits berkata: Sunnah adalah "qāḍiyah 'ala al-kitāb" — (hakim/pemutus
atas al-Qur’an).
هذه قاعدة: "السنة قاضية على الكتاب". وقد أوردها الدارمي في أكثر من موضع من سننه
Ini adalah kaidah: “Sunnah itu menjadi pemutus atas al-Qur’an.” Dan al-Darimi
menyebutkan kaidah ini di beberapa tempat dalam kitab Sunan-nya.
ما معنى "قاضية على الكتاب"؟ ليست من باب: "قضى عليه" يعني أبطله! ال.
Apa maksudnya “qāḍiyah 'ala al-kitāb”? Bukan berarti mengalahkan atau
membatalkan al-Qur’an! Bukan.
"القاضي على الكتاب" يعني: مبينة لمجمالته، مقيدة لمطلقاته، مخصصة لعموماته، مرجحة لمحتمالته. هذا
معنى قاضية على الكتاب .
Hakim atas al-Qur’an” maksudnya: menjelaskan ayat yang global, membatasi ayat
yang mutlak, mengecualikan ayat yang umum, dan menguatkan makna-makna yang
ambigu dalam al-Qur’an.
بمعنى آخر: إن قرأ َت الكتاب دون السنة، قد تض ّل
Dengan kata lain: Jika engkau membaca al-Qur’an tanpa Sunnah, bisa jadi engkau
sesat.
لماذا؟ كما قال ابن عباس وغيره: القرآن ح ّمال أوجه .
Mengapa demikian? Sebagaimana dikatakan oleh Ibn ‘Abbas dan yang lainnya: alQur'an itu memuat banyak kemungkinan makna .
القرآن ح ّمال أوجه، كثير من أوجه القرآن ودالالته ال تعرفها إال إذا قرأت السنة إلى جواره
Al-Qur'an memiliki banyak sisi dan makna, dan banyak maknanya tidak akan bisa
dipahami kecuali bila dibaca bersama Sunnah.
القرآن ال شك أنه يستقل باألحكام، والسنة تستقل باألحكام
Tidak diragukan lagi, al-Qur'an bisa mandiri dalam memberikan hukum, demikian
pula Sunnah bisa berdiri sendiri dalam menetapkan hukum.
لكن هناك جملة من األحكام ال يُستدل عليها إال بالقرآن والسنة معها
Tapi ada sejumlah hukum yang tidak bisa dipahami kecuali dengan gabungan alQur'an dan Sunnah.
فإذا جئت لتستدل، كيف تستدل؟ القرآن إذا وجدت تعمل وتستدل، وإذا لم تجد تذهب إلى السنة؟ هكذا؟ ال، هذا
خطأ
Jadi, kalau engkau ingin beristidlal (mengambil dalil), apakah cukup seperti ini:
"Kalau engkau temukan dalil di Qur’an, ambil, kalau tidak, baru ke Sunnah?" Begitu?
Tidak. Itu keliru.
لماذا؟ ألنك قد تجد الحكم في القرآن وال تعلم أن السنة قيدته
Mengapa? Karena bisa jadi engkau temukan hukum dalam al-Qur'an, tapi engkau
tidak tahu bahwa Sunnah telah membatasi (mengkhususkan) hukum tersebut.
فيكون حكم القرآن ليس هو الذي ظهر لك من القرآن
Maka hukum yang tampak dalam Qur’an bukanlah hukum yang sebenarnya, karena
telah dibatasi oleh Sunnah.
االختالف؟ هم؟ قال هللا تعالى مثالً من األمثلة الواضحة: "والسارق والسارقة فاقطعوا أيديهما ."
Contoh yang jelas: Allah Ta‘ala berfirman, "Laki-laki dan perempuan yang mencuri,
potonglah tangan keduanya."
اليد تُطلق على اليد كلها
Kata "tangan" bisa berarti seluruh bagian tangan.
فإذا أردت أن تقطع يد السارق بالدليل من القرآن فقط، من أين تقطعها؟ من هنا أم من هنا؟ أم كلها
تريح؟
Jika engkau hanya berpatokan pada Qur’an untuk memotong tangan pencuri, dari
bagian mana akan engkau potong? Dari sini (pergelangan)? Atau lebih atas? Atau
seluruhnya?
فال يمكن أن تستدل بالقرآن وحده في مثل هذا وتترك السنة .
Maka tidak mungkin engkau menjadikan al-Qur’an saja sebagai dasar dalam kasus
seperti ini, lalu meninggalkan Sunnah.
تعلم أن هذا الحكم ال يُذكر إال في القرآن، ستكتفل ألنك تعلم ما ذُكر في السنة
إن كنت عالما ً
Jika engkau seorang alim dan tahu bahwa hukum ini hanya disebut dalam Qur’an,
maka engkau akan mencukupkan karena engkau tahu apa yang disebutkan dalam
Sunnah.
وإن كنت تعلم أن هذا الحكم مما استقلت فيه السنة، فتستدل بالسنة دون النظر إلى القرآن
Dan jika engkau tahu bahwa hukum ini adalah bidang yang berdiri sendiri dalam
Sunnah, maka engkau cukup beristidlal dengan Sunnah saja, tanpa harus melihat
Qur’an.
لكن إن كنت ال تعلم، أو كنت عالما ً وطالب علم لكن قد يفوتك، فيجب عليك النظر في القرآن والسنة معه
Tapi jika engkau tidak tahu, atau engkau seorang penuntut ilmu yang terlewat
memahami sebagian hal, maka wajib bagimu untuk melihat al-Qur’an dan Sunnah
bersamaan.
ا لماذا ندرس صحيح البخاري من كتاب التوحيد؟
إذً
Jadi, mengapa kita mempelajari Shahih al-Bukhari , khususnya Kitab at-Tauhid ?
وتي ُت القرآن ومثله
ُ
من كتاب صحيح البخاري؟ لماذا؟ ألن السنة هي المصدر الثاني، وهي والقرآن قرينان، "أ
معه ."
Dari Shahih al-Bukhari , karena Sunnah adalah sumber hukum kedua, dan al-Qur’an
serta Sunnah adalah dua pasangan — "Aku diberikan al-Qur’an dan yang semisal
dengannya."
يعني في الحجية واالستدالل. هذا السبب األول .
Artinya: dalam hal kekuatan dalil dan dasar hukum, keduanya sejajar. Ini adalah
alasan pertama.
السبب األول الذي ألجله ندرس كتاب التوحيد من صحيح البخاري
Ini alasan pertama mengapa kita mempelajari Kitab Tauhid dari Shahih al-Bukhari.
السبب الثاني: أن كتاب البخاري هو أصح كتاب بعد كتاب هللا عز وجل
Alasan kedua: karena kitab al-Bukhari adalah kitab paling shahih setelah Kitab Allah
Azza wa Jalla.
فال برجة في أحاديثه، وال شك في أحاديثه، فأنت من هذه الجهة مرتاح .
Maka tidak ada cela pada Hadits -Hadits nya, tidak ada keraguan dalam isinya, jadi
dari sisi ini, engkau tenang.
يعني ما تتعب نفسك: صحيح؟ ضعيف؟ ال، كلهم صحيح
Artinya: engkau tidak perlu repot-repot menilai: ini shahih atau dha‘if? Semuanya
shahih.
م فيها هذا
ّ
واألمة كلها أجمعت، وكل األمة كلها متفقة، إال حين تكل ...
Seluruh umat telah ijma‘, seluruh umat sepakat... kecuali ketika ada sebagian orang
(yang nyeleneh) bicara...
هذا بابه باب دقيق يُترك ألهل االختصاص في مجالسهم الخاصة، في كتبهم الخاصة .
Tapi itu adalah ranah yang sangat teknis, hanya boleh dibahas oleh ahlinya, dalam
majelis dan kitab mereka yang khusus.
هذا أمر، باب آخر. لكن البخاري أصح كتاب بعد كتاب هللا. منزلته عظيمة .
Ini persoalan lain. Tapi jelas, Shahih al-Bukhari adalah kitab paling shahih setelah alQur’an, dan kedudukannya sangat agung.
ثم دقيق االستدالل، دقيق في االستدالل. تراجمه، فقهه في تراجمه .
Selain itu, ia sangat teliti dalam istidlal (pengambilan dalil). Judul-judul bab-nya
mengandung fiqh yang dalam.
فنحن نريد أن نعرف فقه التوحيد مما دلنا عليه البخاري. نعم. هذا السبب الثاني .
Maka kita ingin memahami fiqh tauhid berdasarkan petunjuk Imam al-Bukhari. Itulah
alasan kedua.
السبب الثالث الذي أشرت إليه نِسيا،ً أن السنة تلقّت هجمة شرسة على أسانيدها، وعلى علمائها، وعلى العارفين
بها .
Alasan ketiga, yang tadi sempat saya sebutkan, adalah: Sunnah telah mendapatkan
serangan tajam — terhadap sanadnya, terhadap para ulama-nya, dan terhadap para
ahli Hadits -nya.
االهتمام بالسنة، فضالً
السنة، وال كيفيةَ
في ذلك بع ُض ال ُج ّهال، ممن ال يعرف السنة،َ وال مكانةَ
َ
وتصّور الكالم
عن أن يعلموا . َط َم َع ال ُمح ّدثين في السنة، فأثاروا الشبها ِت حولَها
َر ْحنا.
وقدي ًما قالوا: لو سكت الجاه ُل الستَ
الجها ُل أتعبوا العلماء، الجها ُل أتعبوا أه َل العلم.
من الج ّهال؟
جاه ٌل يتكلم؟ فيُش ِغ ُل جماعة ! ً من أه ِل العلم. فكيف إذا تكلم جماعةٌ
ٌّي رضي هللا عنه:
َرها الجاهلون.
ّ
َكث
قطةٌ
ُم نُ ْ
ومن هنا قال عل ال ِعل
Sebagian orang bodoh berbicara tentang hal ini, padahal mereka tidak memahami
Sunnah, tidak mengerti kedudukannya, dan tidak tahu bagaimana cara memberikan
perhatian kepada Sunnah . Apalagi mereka juga tidak tahu bagaimana semangat
para ahli hadits terhadap Sunnah , lalu mereka menyebarkan syubhat tentang
Sunnah .
Orang dahulu telah berkata, " Seandainya orang bodoh diam, kita akan merasa
tenang. "
Orang-orang jahil benar-benar menyusahkan para ulama. Seorang jahil saja berbicara
bisa membuat repot sekelompok ulama, bagaimana jika sekelompok orang jahil
berbicara bersamaan?
Karena itulah Ali bin Abi Thalib عنه هللا رضي pernah berkata, " Ilmu itu awalnya satu
titik, lalu diperbanyak oleh orang-orang bodoh. "
عندما تأتي لتبيّن مسألة، وتشرح مالبسات الدليل: "قال هللا، قال رسوله، هكذا فهم السلف"، في دقائق األمور،
فإنك تحتاج لتفصيل، ولكن للرد على الشبهات التي أثارها الجهلة حول هذا االستدالل، ربما تحتاج إلى شهر من
التعليم، وتد ّرس فيه أنوا ًعا من العلوم.
ربما تحتاج إلى تدريس مصطلح الحديث كامال،ً وربما تحتاج إلى أصول الفقه، وربما تحتاج إلى تدريس الفقه
والعقيدة.
علوم كثيرة تحتاجها للرد على شبهة يسيرة!
نعم، العلم نقطة كثرها الجاهلون. لكن العلماء ال يتعبون، بل يعيشون من أجل نفي تحريف الغالين، وانتحال
المبطلين، وتأويل الجاهلين ، كما جاء في الحديث.
Ketika Anda menjelaskan satu persoalan, memaparkan latar belakang dalilnya
dengan mengatakan, "Allah berfirman, Rasulullah bersabda, dan beginilah
pemahaman para salaf" , maka itu membutuhkan uraian yang rinci .
Namun untuk menjawab syubhat yang dilontarkan oleh orang-orang bodoh
terhadap dalil ini , terkadang dibutuhkan waktu sebulan untuk mengajarkan
berbagai cabang ilmu .
Mungkin harus menjelaskan ilmu Musthalah hadits, mungkin juga ilmu Ushul Fikih,
bisa jadi sampai perlu menjelaskan Fikih dan Akidah!
Begitu banyak ilmu harus dipaparkan hanya untuk menjawab satu syubhat
sederhana!
Benar, ilmu itu titik yang diperbanyak oleh orang-orang jahil .
Tapi para ulama tidak pernah lelah . Mereka mengabdikan hidupnya untuk
menolak penyimpangan orang-orang yang ekstrim, membantah kebohongan para
pemalsu, dan menolak takwil para jahil , sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits.
والشاهد من حديثي: أننا ندرس كتاب التوحيد من صحيح البخاري لنعيد األمة إلى السنة ، وليتمسك الناس
بالسنة، ولنرد على منكري السنة والمستهينين بها، ولنلفت عناية طالب العلم إلى أن العودة إلى السنة أمٌر مهٌم
جدًا، حتى يعتادوا عليها ويعود الناس كذلك.
ومن المهم جدًا أن تقرأ السنة في بيتك كما تتلو القرآن كل يوم.
ابدأ بمختصر صحيح البخاري لل ُششتري، واقرأ كل يوم بابًا على أهلك، ليتعودوا على السنة وصحيح البخاري.
Kesimpulan dari apa yang saya sampaikan adalah: kita mempelajari Kitab Tauhid dari
Shahih al-Bukhari untuk mengembalikan umat kepada Sunnah , agar mereka
memegang teguh Sunnah, dan untuk menjawab para penolak Sunnah dan orangorang yang meremehkannya .
Juga untuk mengingatkan para penuntut ilmu bahwa kembali kepada Sunnah adalah
hal yang sangat penting , agar mereka terbiasa dengan Sunnah, dan masyarakat pun
terbiasa pula.
Sangat penting bagi seorang muslim untuk membaca Sunnah di rumahnya setiap
hari sebagaimana ia membaca Al-Qur’an .
Mulailah dengan Mukhtashar Shahih al-Bukhari karya asy-Syusytari , bacakan satu
bab setiap hari kepada keluargamu, agar mereka terbiasa dengan Sunnah dan Shahih
al-Bukhari.
ا، لماذا ندرس كتاب التوحيد من صحيح البخاري؟
إذً
عرفنا أن السلف َج َروا على السنة، وألن السنة هي المصدر الثاني، ومن أجل الدفاع عنها، ورد الشبهات عنها،
وألجل مكانة الصحيحين، وبخاصة صحيح البخاري.
نختم بقضية مهمة، وهي قولهم: فقه البخاري في تراجمه .
والترجمة كما تعلمون هي عنوان الباب.
يقول البخاري: "باب كذا"...
هذه تُس ّمى ترجمة.
الترجمة بمعنى ماذا؟ التفسير.
تفسير مراد النبي صلى الله عليه وسلم، يجعلها اإلمام البخاري في عنوان الباب.
Lalu, mengapa kita mempelajari Kitab Tauhid dari Shahih al-Bukhari ?
Karena para salaf selalu berpegang kepada Sunnah , dan karena Sunnah adalah
sumber hukum kedua , serta sebagai bentuk pembelaan terhadap Sunnah dari
syubhat-syubhat yang dilontarkan padanya.
Juga karena kedudukan Shahih al-Bukhari yang sangat tinggi di antara kitab-kitab
hadits.
Kita akhiri dengan satu poin penting, yaitu: "Fikih al-Bukhari ada dalam terjemahterjemah babnya."
Apa yang dimaksud dengan “terjemah”?
Yaitu judul bab dalam Shahih al-Bukhari, seperti "Bab ini dan itu…"
Inilah yang disebut “tarjamah”.
Dan maksud dari tarjamah adalah: penafsiran makna dari sabda Nabi صلى الله عليه وسلم , dan alBukhari menempatkan penafsiran itu dalam judul bab yang singkat namun padat
makna.
والترجمة قطعة يسيرة، ليس فيها كالم كثير، وهكذا عادة السلف: كالمهم قليل، كثير البركة.
وعادة الخلف: كالمهم كثير، قليل البركة.
الكالم قليل لكنه عميق.
فعليك أن تتعّود على جوامع الكلم، وعلى قلة الكالم المعّمق.
كالٌم يسي ٌر تفهم منه معاني كثيرة.
Biasanya tarjamah (judul bab) itu singkat, tidak banyak kata , dan beginilah
kebiasaan para ulama salaf: perkataan mereka sedikit tapi penuh berkah .
Berbeda dengan generasi belakangan, perkataan mereka banyak, tapi berkahnya
sedikit .
Ucapan yang sedikit namun penuh kedalaman .
Maka biasakan dirimu dengan gaya Nabi: kalimat singkat yang sarat makna (jawāmi‘
al-kalim) , dan latihlah dirimu untuk memahami makna besar dari kalimat yang
ringkas.
Satu kalimat pendek bisa mengandung banyak pelajaran jika kamu merenungkannya
dengan baik.
ُّي صلى هللا عليه وسلم
وتِيَه النب
ُ
ِم . نحن نعيش في عصٍر ذهبت فيه هذه الميزة أو قَ َّل من الذي أ
هذا هو جوامع ال َكِل
َي يتحل . أصبح النا ُس يُحبّون كثرة الشرح والكالم، يسيرة، ّى بها
يتكلمون كثي ًرا كثي ًرا لتحصيل معان
وكان يكفي أن يتكلم اإلنسان بكلما ٍت يسيرةٍ تُجِمع له كل ما يريد. وهذا يكفي.
فلو أننا في دراستنا لصحيح البخاري رجعنا إلى هذه الخصيصة، وتعودنا وربَّينا أنف َسنا عليها، لكان خي ًرا كثي ًرا.
Inilah makna “Jawaami‘ al-Kalim” (ucapan singkat nan padat makna) yang
dikaruniakan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم.
Kini kita hidup di zaman yang keistimewaan ini mulai hilang atau jarang dimiliki .
Manusia cenderung menyukai uraian panjang lebar ,
berbicara panjang-panjang hanya untuk mengambil makna yang sedikit.
Padahal seharusnya cukup hanya dengan beberapa kalimat singkat yang merangkum
segala hal yang dibutuhkan .
Kalau saja dalam pembelajaran Shahih al-Bukhari kita kembali menerapkan prinsip
ini , melatih diri dan membiasakan diri dengannya, niscaya akan sangat bermanfaat.
ا مرفو ًعا موصو ًال
صحيح البخاري، إخواني الكرام، اشتمل على سبعة آالف وثالثمئة وسبعة وتسعين حديثً
مع المكرر.
الحديث المرفوع: ما ُرفع إلى النبي صلى الله عليه وسلم.
: ما اتّصل سنده، أي ليس فيه انقطاع، ورجاله متّ . الموصول صلون
وهو عكس المقطوع.
ّق
والمعل في البخاري معروف.
والمكّرر: هو الحديث الذي كّرره البخاري سواء باللفظ نفسه أو بلفظ آخر.
حديث . ً فإذا جمعنا األحاديث المرفوعة والموصولة مع المكّرر، صارت ٧٣٩٧ ا
Shahih al-Bukhari, saudara-saudaraku sekalian, mencakup 7.397 hadits yang marfu‘
(sampai kepada Nabi صلى الله عليه وسلم (dan bersanad bersambung (maushul), termasuk yang
diulang (mukarrar) .
hadits marfu‘ adalah hadits yang dinisbahkan langsung kepada Nabi صلى الله عليه وسلم.
hadits maushul adalah hadits yang sanadnya bersambung tanpa terputus.
Kebalikannya adalah hadits maqthu‘ (terputus sanadnya) .
Dalam Shahih al-Bukhari juga ada hadits mu‘allaq (gugur sebagian sanadnya) .
Sedangkan mukarrar adalah hadits yang diulang oleh al-Bukhari, baik dengan
redaksi yang sama atau berbeda.
Jika semua hadits marfu‘ dan maushul dengan pengulangan dihitung, maka
jumlahnya adalah 7.397 hadits .
ّ أما قة مع المكّرر، فعددها
ا.
عدُد أحاديثه المرفوعة ال ُمعل ألف وثالثمئة وواحد وأربعون حديثً
أعيد:
األحاديث في البخاري إما مرفوعة وإما غير مرفوعة )أي موقوفة على الصحابة(.
المرفوع: ما نُسب إلى النبي صلى الله عليه وسلم.
الموقوف: ما كان من قول الصحابي.
وما دون الصحابي يُس ّمى "مقطو ًعا."
والموصول كما قلنا: سنده متّصل.
ٍو أو أكثر، َّق
وال ُمعل : هو الحديث الذي ُحِذف من أول سنده را
فيقول: "قال فالن عن النبي"، وبينهما أكثر من رجل.
ّق صحي ًحا أو غير صحيح ، وليس من شرطه الصحة.
وقد يكون المعل
Jumlah hadits marfu‘ namun mu‘allaq (gugur sanadnya) dan diulang dalam Shahih
al-Bukhari adalah 1.341 hadits .
Saya ulangi:
hadits- hadits dalam Shahih al-Bukhari ada yang marfu‘ (disandarkan kepada Nabi
صلى الله عليه وسلم (, dan ada yang ghairu marfu‘ (bukan disandarkan kepada Nabi, tapi hanya kepada
sahabat atau tabi‘in) .
Yang marfu‘ adalah yang sampai ke Nabi صلى الله عليه وسلم.
Yang mauqūf adalah yang berasal dari ucapan sahabat.
Jika ucapan tabi‘in atau setelahnya, disebut maqthu‘ .
Adapun maushul , sanadnya sambung sempurna.
Sedangkan mu‘allaq adalah hadits yang sanadnya putus di awal, biasanya al-Bukhari
mengatakan “Fulan berkata dari Nabi صلى الله عليه وسلم“, padahal ada perawi yang hilang di
antaranya.
hadits mu‘allaq bisa jadi shahih atau tidak shahih , dan bukan syarat Shahih alBukhari bahwa semua hadits mu‘allaq-nya shahih .
ا.
وعدة األحاديث من المتابعات، والتنبيهات، والتنبيه على اختالف الروايات: ثالثمئة وأربعة وأربعون حديثً
ٌّي المتابعة صحابيًّا آخر في نفس المعنى
: أن يُتابِع صحاب .
فيورد البخاري حديث أبي هريرة، ثم يورد مث ًال حديث ابن عمر في نفس المعنى.
هذه تُس ّمى شاهدًا.
لكن المتابعة تكون فيما دون الصحابي، أي في التابعين ومن بعدهم.
Jumlah hadits- hadits yang termasuk dalam kategori mutāba‘āt (penguat), tanbīhāt
(penegasan), dan peringatan terhadap perbedaan lafaz riwayat adalah 344 hadits .
Mutāba‘ah adalah ketika seorang sahabat meriwayatkan hadits yang sama atau
semakna dengan sahabat lainnya .
Misalnya al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, kemudian
meriwayatkan juga hadits serupa dari Ibn Umar — ini disebut syāhid .
Namun istilah mutāba‘ah biasanya digunakan untuk penguat dari selain sahabat ,
seperti tabi‘in dan perawi di bawahnya.
(tambahan)
قال الشيخ عبد المحسن العباد حفظه هللا:
عدد أحاديث صحيح البخاري:
قد ح ّرر الحافظ ابن حجر عدد األحاديث المرفوعة في صحيح البخاري والمعلقة، وأوضح ذلك في مقدمة الفتح
إجماالً وتفصيال،ً وإليك خالصة ما انتهى إليه في ذلك على سبيل اإلجمال:
Berkata Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad hafizhahullah:
Jumlah hadits dalam Shahih al-Bukhari:
Al-Hafizh Ibn Hajar rahimahullah telah menyusun secara teliti jumlah haditshadits marfu‘ (yang disandarkan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم (dalam Shahih al-Bukhari, baik
yang bersanad sambung (maushul) maupun yang tergantung (tidak disebutkan
sanad dari awalnya - mu‘allaq), dan ia menjelaskannya secara global dan rinci
dalam muqaddimah kitabnya Fath al-Bari. Berikut ini adalah ringkasannya:
Jumlah Hadits dalam Shohih al-Bukhari:
No البيان Keterangan
1
عدد األحاديث المرفوعة الموصولة
.حديثاً 7397 :بما فيها المكررة
Jumlah hadits marfu‘ maushul (sanad sambung
sampai Nabi صلى الله عليه وسلم(, termasuk yang diulang: 7397
hadits.
2
عدد األحاديث المرفوعة المعلقة بما
.حديثاً 1341 :فيها المكررة
Jumlah hadits marfu‘ mu‘allaq (sanadnya terputus
dari awal), termasuk yang diulang: 1341 hadits.
3
عدد ما فيه من المتابعات والتنبيه
.حديثاً 344 :على اختالف الروايات
Jumlah hadits mutāba‘āt dan penjelasan terhadap
perbedaan redaksi riwayat: 344 hadits.
4
عدد ما فيه من الموصول والمعلق
:والمتابعات المرفوعة بالمكررة
.حديثاً 9082
Jumlah total hadits marfu‘ baik maushul,
mu‘allaq, maupun mutāba‘āt, termasuk yang
diulang: 9082 hadits.
5
عدد األحاديث المرفوعة الموصولة
.حديثاً 2602 :بدون تكرار
Jumlah hadits marfu‘ maushul tanpa
pengulangan: 2602 hadits.
6
:عدد األحاديث المعلقة بدون تكرار
.حديثاً 159
Jumlah hadits marfu‘ mu‘allaq tanpa
pengulangan: 159 hadits.
7
عدد األحاديث المرفوعة موصولة أو
.حديثاً 2761 :معلقة بدون تكرار
Jumlah total hadits marfu‘, baik maushul maupun
mu‘allaq tanpa pengulangan: 2761 hadits.
وهذه األعداد إنما هي في المرفوع خاصة، دون ما في الكتاب من الموقوفات على الصحابة والمقطوعات عن
التابعين ومن بعدهم.
Jumlah-jumlah ini hanya mencakup hadits- hadits yang marfu‘ (disandarkan
kepada Nabi صلى الله عليه وسلم (saja. Tidak termasuk dalamnya hadits- hadits mauqūf (berhenti
pada sahabat) dan maqṭū‘ (berasal dari tabi‘in dan yang setelahnya) yang juga
terdapat dalam kitab tersebut.
Diambil daris:
• ]كتب ورسائل عبد المحسن بن ل عباد.[(24/2)
• Kitab Rasail Syaikh Abdul Muhsin bin Al-Abbad 2/24
(Tambahan selesai)
ق ِة
قةٌ — يعني يجمع النو َع األّو َل والثاني، الموصول َّ
َّ
ُمعل
وع ّدة األحادي ِث الموصول ِة مع ال ُمعل — موصولةٌ
. وال ُمعل تسعة آالف واثنان وثمانون حديثاً َّق، والثالث مع المتابعات المرفوعة مع ال ُمكَّرر:
Jumlah hadits yang bersambung (موصول (dan yang tergantung (معلق — (yakni
gabungan antara jenis pertama dan kedua, serta ditambah dengan hadits mutaba‘āt
(penguat dari jalur lain) yang marfū‘ dan termasuk yang berulang — adalah 9.082
hadits .
َ منه َج البخاري كيف يُو ِر ُد األحاديث:
من تعداِد األحادي ِث في "صحيح البخاري"، وحتى نفهم
بقي عندنا ثالثةٌ
تارةً مرفوع، تارةً موصول، تارةً مقطوع، تارةً معل — أل ّن ّق، تارةً متابعة، تارةً للتنبيه على اختالف الروايات
هذا مهٌّم جدا،ً ونعر ُف من خالله الدفا َع عن "صحيح البخاري" وعن السنة عموما،ً وعن التوحيد وأحادي ِث
.العقيدة، والتي سندر ُسها إن شاء هللا تعالى
Tersisa tiga jenis lagi dari hitungan hadits dalam Shahih al-Bukhari . Untuk
memahami metodologi Imam al-Bukhari , kita perlu mengetahui bahwa beliau
terkadang menyebut hadits marfū‘ , maushūl , maqṭū‘ , mu‘allaq , mutāba‘āt ,
atau sebagai penjelasan perbedaan riwayat . Ini penting dalam membela Shahih alBukhari, membela sunnah, serta membela akidah dan tauhid melalui hadits- hadits
yang akan kita pelajari, insya Allah.
َّق"، وإذا أتينا على المتابعة، سأنبّه: "هذه متابعة"، وإذا على الشاهد:
قات، سأنبّهكم: "هذا ُمعل
َّ
فل ّما نأتي على ال ُمعل
.""هذا شاهد". نُنبّه ال نُحصي، وحين نأتي على ال ُمكَّرر نقول لكم: "هذا ُمكَّرر
Maka jika kita temukan hadits mu‘allaq , saya akan memberi catatan: "Ini
mu‘allaq"; jika mutāba‘āt , saya beri catatan: "Ini mutaba‘ah"; jika syāhid , juga saya
beri keterangan. Tidak akan kami abaikan. Dan saat menemukan yang diulang , kami
akan sampaikan pula.
. ع ّدةُ أحادي ِث "صحيح البخاري" المرفوع ِة الموصول ِة بدون تكرار اآلن نذكرها: ألفان وستمائة واثنان حديثاً
Jumlah hadits marfū‘ maushūl dalam Shahih al-Bukhari tanpa pengulangan
adalah 2.602 hadits .
ومن اختصر "صحيح البخاري"، اختصر في الغالب على هذا العدد — ألفان وستمائة واثنان حديثاً — فإذا
كانت النسخة األصلية فيها سبعة آالف وثالثمائة وسبعة وتسعين مع ال ُمكّرر، فبدون التكرار: ألفان وستمائة
!واثنان . احفظوها
Orang yang membuat ringkasan Shahih al-Bukhari biasanya mengambil dari jumlah
ini, yaitu 2.602 hadits . Karena jumlah total dengan pengulangan adalah 7.397
hadits , maka tanpa pengulangan jumlahnya adalah 2.602 hadits — hafalkanlah ini!
قةُ
. وأما األحادي ُث ال ُمعل بدون التكرار : فهي مائة وتسعة وخمسون حديثاً َّ
Adapun jumlah hadits mu‘allaq tanpa pengulangan , maka jumlahnya adalah 159
hadits .
قبل قليل قلنا: المرفوع ال ُمعل ألف وثالثمائة وواحد وأربعون حديثاً ق بدون َّق مع التكرار:
َّ
. اآلن نقول: ال ُمعل
. حديثاً تكرار: 159
Sebelumnya kita telah sebutkan bahwa jumlah hadits mu‘allaq marfū‘ dengan
pengulangan adalah 1.341 hadits . Sekarang, yang mu‘allaq tanpa pengulangan
adalah 159 hadits .
ق ِة
. واألخير: عدُد األحادي ِث المرفوع ِة الموصول ِة أو ال ُمعل بدون تكرار : ألفان وسبعمائة وواحد وستون حديثاً َّ
Dan terakhir, jumlah hadits marfū‘ , baik maushūl maupun mu‘allaq , tanpa
pengulangan : 2.761 hadits .
وهذه ال ِعّدةُ فقط فيما كان مرفوعاً خاصة، دون ما في الكتاب من الموقوفات على الصحابة والمقطوعات عن
.التابعين ومن بعدهم؛ أل ّن الكتا َب أيضاً فيه أحاديث موقوفة وآثار عن الصحابة والتابعين
Jumlah-jumlah ini hanya mencakup hadits- hadits marfū‘ , tidak termasuk haditshadits mauqūf (yang berhenti pada sahabat) maupun maqṭū‘ (ucapan tabi‘in dan
sesudah mereka), karena dalam kitab ini juga terdapat riwayat dari sahabat dan
tabi‘in .
لماذا؟ حر َص عليها البخاري. سؤال: أال تجدون فيه آيات؟ آيات ال تجدونها مع الباب؟ يورد آية أو آيتين، ثم
ْهم ال َّسلف
قاً موقوفا.ً لماذا؟ لتعري ِف فَ
َّ
ُمعل
أو حديثاً
.يُورد حديثاً مرفوعاً
Mengapa demikian? Karena al-Bukhari sengaja menyertakan riwayat sahabat dan
tabi‘in , bahkan ayat-ayat al-Qur’an dalam bab-bab kitabnya, untuk menunjukkan
pemahaman para salaf terhadap dalil.
الحظوا: فهم السلف عند البخاري. يعني: البخاري فيه استدال ٌل بالقرآن مع الترجمة، وفيه استدال ٌل بالحديث،
وفيه استدال ٌل بفهم السلف. هذا هو الذي ندعو إليه من غير أن نح ُصره في طائفة أو جماعة أو فكر أو حزب؛
. . هذا منهج البخاري، ومسلم، وأهل الحديث عموماً أن نعود إلى الشرب األول: الكتاب والسنة بفهم السلف
Perhatikan: Imam al-Bukhari menggunakan pemahaman para salaf sebagai hujjah.
Dalam kitabnya, ada dalil dari al-Qur’an , dari hadits , dan dari pemahaman
sahabat serta tabi‘in . Inilah metode yang kami serukan — bukan monopoli
kelompok tertentu, tapi kembali ke sumber utama: al-Qur’an dan sunnah dengan
pemahaman salaf . Inilah metodologi al-Bukhari, Muslim, dan seluruh ulama hadits.
ُم أحمُد
ُم الشافع ُّي، واإلما
ُم مال ٌك، واإلما
َو ِمْن ُهُم اإلما
.
ِة
ُم ال ُّسنَّ
ُم أحمُد إما
ِة، واإلما
ُم الشافع ُّي ناص ُر الحدي ِث وال ُّسنَّ
ِر الهجرةِ و ُمحِّدثُها، واإلما
ُم دا
ُم مال ٌك إما
اإلما
والجماع ِة.
أه ِل الحدي
هم من أه ِل الحدي ِث، ولهم مذاه ُب فقهيةٌ ساروا بها على منهاجِ
َه ُكل هم من ُّ
ِث أي ًضا، وإنَّما أخذوا فق
ال َّسل ِف.
Di antara mereka adalah Imam Malik , Imam Syafi‘i , dan Imam Ahmad .
Imam Malik adalah imam di kota Madinah (Dar al-Hijrah) dan ahli hadits di sana,
Imam Syafi‘i dikenal sebagai penolong hadits dan sunnah, dan Imam Ahmad adalah
imam Ahlus Sunnah wal Jama‘ah.
Semua mereka adalah bagian dari Ahlul hadits dan mereka memiliki mazhab fiqih
yang disusun berdasarkan metode Ahlul hadits ,
dan semua fiqih mereka diambil dari para salaf .
هم لم يجتهدوا في مسأل ٍة كان للسل ِف قبلهم فيها قو ٌل، إال أخذوها من
ُّ
ُم أبو حنيفة،َ كل
نا من األربعِة، ومعهم اإلما
ُّ
ُكل
ال َّسل ِف.
ُك ُّل قو ٍل لألئ َّمِة األربعِة، كان لل َّسنِد فيها قوٌم . قبلَهم أخذوه من ال َّسل ِف، وإنَّما بيَّنوا وو َّضحوه لنا
ّيٍ رضي هللا
ِن عبا ٍس، وبع ُضهم يأخذ فقهَ عل
ِن عمَر في المسأل ِة، وبع ُضهم يأخذ بفق ِه اب
فبع ُضهم يأخذ بفق ِه اب
عنهم.
Kita semua mengikuti mazhab empat imam, termasuk juga Imam Abu Hanifah .
Semua mereka tidak melakukan ijtihad dalam perkara yang telah ada pendapat
para salaf sebelumnya , kecuali mereka mengambil dari salaf.
Setiap pendapat para imam empat mazhab itu bersambung sanadnya kepada para
salaf .
Mereka hanya menjelaskan dan memperjelasnya kepada kita .
Sebagian mereka mengambil fiqih dari Ibnu Umar , sebagian dari Ibnu ‘Abbas ,
sebagian lagi dari Ali bin Abi Thalib .
نا مع ال َّسل ِف؟ مع اختال ِف ال َّسل ِف أو مع اتفاقِهم؟
ويح ُر ُم . فما حال إذا اتَّفقوا، فهذا إجماع،ٌ أن نخرج عن قوِلهم ُ
لكن إذا اختلفوا في مسأل ٍة على أقوا ٍل، فما هو منها ُجنا مع اختالفهم؟ نعم، أحسنت.
Maka bagaimana sikap kita terhadap salaf? Apakah saat mereka berselisih atau saat
mereka sepakat?
Jika mereka sepakat , itu disebut ijmā‘ , dan haram hukumnya keluar dari
kesepakatan tersebut . Namun jika mereka berselisih dalam suatu masalah, maka
apa manhaj kita? Ya, engkau benar.
أوال:ً ال نخرج عن أقوالهم، نحن محصورون في أقوالهم — أربعة أو ثالثة — ونبحث عن الحق في
أقوالهم. ثم ننتقي من أقوالهم ما نراه أرجح بأن عليه الدليل.
وكيف نعرف الدليل؟ هذا يختلف بحس ِب مستوا َك في العلم.
Pertama: Kita tidak boleh keluar dari pendapat mereka , kita terbatas pada
pendapat-pendapat mereka — bisa jadi empat atau tiga — dan kita mencari mana
yang paling kuat dari pendapat-pendapat itu .
Kemudian kita memilih pendapat yang menurut kita lebih kuat berdasarkan dalil .
Bagaimana cara mengetahui dalil? Itu tergantung pada tingkat keilmuanmu .
الدلي ِل من اإلماِم أبي حنيفة، أو مالك، أو الشافعي، أو أحمد، أو غيرهم من أه ِل
ِ ًدا، فتأخذ معرفةَ
ّ
قد تكون ُمقل
االجتهاد.
ِل ال َّسل ِف ما تراه
ِباع، أو عاليًا، أو مجتهًدا، فتر ِّج ُح من أقوا
َع من التقليِد، متَّبعًا أو متو ِّس ًطا في االتّ
وقد تكو َن أرف
صوابًا بال َّدليل.
Bisa jadi kamu adalah muqallid (pengikut saja) , maka kamu mengambil penjelasan
dalil dari Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi‘i, Ahmad, atau para mujtahid lainnya.
Atau kamu di atas tingkat muqallid , yaitu muttabi‘ (pengikut dalil), atau
mutawassit (tingkat menengah), atau bahkan mujtahid , maka kamu menilai sendiri
mana yang lebih kuat dari pendapat salaf berdasarkan dalil .
إذا :" ،ً هذه ع َّدةُ أحادي ِث "صحيح البخاري
إجماًال: كم ع َّدتها؟
ا مع التكرار، وبدون التكرار: ألفان وستمائة واثنان.
سبعة آالف وثالثمائة وسبعة وتسعون حديثً
Maka, inilah jumlah hadits dalam Shahih al-Bukhari .
Secara umum: berapa jumlahnya?
7.397 hadits dengan pengulangan ,
dan tanpa pengulangan : 2.602 hadits .
البخار ُّي نفسه بها، والتي بيَّن فيها منه َجه، وهي التي نقول: هي من "صحيحه
َ
لزم
هذه األحادي ُث التي أ ." َ
ِها،
ّ
إن عجز َت عن حفظ التفاصي ِل كل فاحفظ هذين الرقمين: 7.397 و .2.602
Ini adalah hadits- hadits yang dikomitmenkan oleh al-Bukhari dan menunjukkan
metodologinya — inilah yang kita sebut sebagai bagian dari Shahih -nya.
Jika kamu tidak mampu menghafal rincian semua jumlah hadits , cukup hafalkan
dua angka ini : 7.397 dan 2.602 .
واحتوى "صحيح البخاري" على سبعٍة وتسعين كتابًا.
منها: كتاب بدء الوحي، كتاب الصالة، كتاب الزكاة... إلى آخره، وآخرها: كتاب التوحيد.
كم عدد هذه الكتب في ك ّل سبعة وتسعون. ِ الصحيح؟
Shahih al-Bukhari terdiri dari 97 kitab (buku bagian) .
Di antaranya: Kitab Bad’ al-Wahy (Permulaan Wahyu), Kitab Shalat, Kitab Zakat...
dan yang terakhir adalah Kitab Tauhid.
Jumlah keseluruhan kitab dalam Shahih al-Bukhari adalah 97 kitab .
َهه
من التَّراجم، ب َّث فيها فق
وتحت ك ّل . فكم عدد هذه التَّراجم في "صحيح البخاري"؟ ِ كتا ٍب مجموعةٌ
عددُها: ثالثة آالف وثمانمائة واثنتان وثالثون ترجمة. تجو ًزا نقول: "مسألة."
فلو أ َّن كل ترجمة فيها مسألة عنده 3.832 ٌ واحدة، فـ
أو استنباطيةً
فقهيةً
ً
مسألة .
Di bawah setiap kitab ada sejumlah bab-bab kecil (tajārij) , di sanalah al-Bukhari
menuangkan fiqihnya .
Berapa jumlah tajārij ini dalam Shahih al-Bukhari ? Ada 3.832 tarjama .
Kita boleh menyebutnya sebagai 3.832 permasalahan fiqih atau istinbath hukum .
َر من استنبا ٍط
لكن إن قلنا إن التَّرجمةَ — اثنين، ثالثة، أربعة — فقد يتضاعف هذا العدد. الواحدةَ قد تحوي أكث
إذا فقيه،ٌ نعم. وهل الفقهُ بل فقه الحدي ث، فهمتموني؟ ،ً البخار ُّي: فقيهٌ أم ُمحِّدث؟
Tetapi jika kita mengakui bahwa satu tarjama bisa memuat lebih dari satu hukum
fiqih , mungkin dua, tiga, atau empat, maka jumlah itu bisa berlipat ganda .
Jadi, apakah al-Bukhari itu faqih atau hanya ahli hadits saja ? Beliau adalah
seorang faqih dalam hal fiqih saja tapi beliau adalah seorang faqih fiqih yang
didasarkan pada pemahaman hadits, Apakah kalian memahami saya?
طيب، لكن بعض النسخ في "صحيح البخاري" قد تزيد التراجم فيها عن هذا العدد، وبعضها قد تنقص.
لكن على الجملة، هي ثالثة آالف وثمانمائة واثنتان وثالثون ترجمة.
Baik, memang dalam beberapa versi cetakan Shahih al-Bukhari , jumlah tarjamanya (judul bab) bisa lebih dari itu atau kurang. Namun secara umum, jumlah
tarjama-nya sekitar 3.832 bab .
ٍ وعشرين سنة،
وصفها البخاري بوق ٍف عظيٍم، ووصفها ابن حجر، شارح البخاري، الذي شرحه في سبع
يشرح
مكث سبعًا وعشرين سنة صحيح البخاري ، قال ابن حجر : »حيَّر ِت األفكار، وأدهش ِت العقو َل ً
َمرام،
ال
َرنائه.« ُ
واألبصار، بعيدةُ المنال، منيعة انفر َد بتدقيقه فيها عن نظرائه، واشتهَر بتحقيقه لها عن قُ
Al-Bukhari menyusun kitab ini dengan tata susunan yang luar biasa , dan Ibnu
Hajar — sang pensyarah Shahih al-Bukhari — yang menghabiskan 27 tahun
menulis Fath al-Bari , berkata: “Kitab ini membingungkan pikiran , mencengangkan
akal dan penglihatan , sulit dijangkau, tinggi nilainya.
Al-Bukhari unggul dalam ketelitian dibanding para sebayanya, dan terkenal dalam
ketajamannya dibanding para sezamannya.”
َء
وهذا المنه ُج شري ٌف، أو ُل من انفر َد به على هذا الوجه، وعلى هذه الدق ِة والكثرة،ِ هو البخاري. حتى إن العلما
إلى يومنا هذا ال يزالون يستنبطون ويستخرجون الفوائ َد من تراجمه وفقهه. حتى س ّماها بعض الناس: فيها
أسرار!
Metodologi ini sangat mulia , dan orang pertama yang mengembangkannya
dengan kedalaman dan kelengkapan seperti ini adalah Al-Bukhari. Hingga kini para
ulama masih menggali faidah-faidah tersembunyi dari tarjama (judul bab) dan
fiqihnya. Bahkan sebagian orang menyebut bahwa di dalam tarjama-nya ada
“rahasia” !
السنة، ليست على طريقة غيرهم،
ويَقصدون باألسرار على طريق ِة أه ِل أي دقائ ُق ال يُدركها إال ذو ذو ٍق علم ّيٍ
عا ٍل، فكأنها ِس ٌّر عن من هو دون طالب العلم، وعن من ال يعرف ذو َق البخاري.
Yang mereka maksud dengan “rahasia” ini adalah rahasia sesuai metode Ahlus
Sunnah , bukan seperti yang diklaim oleh kelompok lain. Maksudnya, kedalaman
makna yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki cita rasa ilmiah tinggi .
Seolah-olah, rahasia ini tersembunyi dari orang awam dan mereka yang tidak
memahami gaya ilmiah penulisan Al-Bukhari .
ّق عليه إن شاء هللا،
أما كتاب التوحيد الذي سنُعل فهو من أعظم كتب البخاري.
ٍن تراجمه عددها وخمسون ترجمة
ثما .
وأولها: »باب ما جاء في دعاء النبي صلى الله عليه وسلم أمته إلى توحيد هللا تبارك وتعالى.«
Adapun Kitab Tauhid dalam Shahih al-Bukhari — yang akan kita bahas, insyaAllah
—
maka ia adalah salah satu kitab terpenting dalam karya Al-Bukhari .
Jumlah tarjama-nya ada 58 judul bab .
Yang pertama adalah: “Bab tentang seruan Nabi صلى الله عليه وسلم kepada umatnya untuk
mentauhidkan Allah Ta‘ala.”
يعني: أو ُل ما بدأ به النبي صلى الله عليه وسلم دعوتَه هو الدعوة إلى التوحيد، الذي هو ح ُّق هللاِ على العبيد .
ُّي صلى الله عليه وسلم في مكة ثالثة عشر عا ًما يدعو إلى التوحيد. وبع َث أصحابَه، منهم معاذٌ وأبو موسى األشعر ُّي،
ومك َث النب
َس التوحيد
موا النا
إلى اليمن ليُعل . فقال لهم: ِمون الناس التوحيد ّ
ّ
"أو َل ما تُعل ". فبّو َب البخار ُّي هذا الباب.
Artinya: seruan pertama yang dilakukan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم adalah dakwah kepada tauhid
yaitu hak Allah atas para hamba-Nya. Nabi صلى الله عليه وسلم tinggal di Makkah selama 13 tahun
menyeru kepada tauhid. Beliau mengutus sahabat-sahabatnya — di antaranya
Mu‘adz bin Jabal dan Abu Musa al-Ash‘ari ke Yaman, untuk mengajarkan tauhid.
Beliau bersabda, “Hal pertama yang kalian ajarkan kepada manusia adalah tauhid.”
Maka Al-Bukhari pun membuat tarjama bab ini sebagai pembuka Kitab Tauhid.
إذا ها: التوحيد ،ً
ّ
أ . لكن كيف التوحيد؟ تحتاج إلى علم. ّول ما تبدأ به حياتَك كل
ونعم، آخ ُر با ٍب في الكتاب هو: »باب قول هللا تعالى: ﴿ونضع الموازين القسط ليوم القيامة﴾،
وأن أعما َل بني آدم وأقوالَهم توزن.«
Maka dari itu, hal pertama dalam hidupmu yang harus kamu mulai adalah tauhid .
Tapi bagaimana cara memahami tauhid? Engkau membutuhkan ilmu.
Dan benar, bab terakhir dalam kitab ini adalah: “Bab tentang firman Allah: ‘Dan
Kami akan meletakkan timbangan yang adil di hari kiamat’ (QS. Al-Anbiya: 47), dan
bahwa amal serta ucapan manusia akan ditimbang.”
فلماذا بدأ البخاري بهذا الباب؟ باب دعوة النبي صلى الله عليه وسلم أمته إلى التوحيد؟ ولماذا ختم بباب الميزان والوزن؟
م عنه إن شاء هللا. ف ّكروا فيه.
ّ
هل لهذا مقصٌد عند البخاري؟ نعم. سنتكل
Lalu, kenapa Al-Bukhari memulai dengan bab seruan Nabi صلى الله عليه وسلم kepada tauhid?
Dan kenapa diakhiri dengan bab tentang timbangan dan amal yang ditimbang?
Apakah ada maksud khusus dari Al-Bukhari? Ya, pasti ada. InSya Allah kita akan
bahas. Silakan renungkan dulu.
إلى أن نأتي... طيب، أول كتا ٍب في صحيح البخاري ما هو؟
بد ُء . ل بكتاب بدء الوحي، وختم بكتاب التوحيد؟ الوحي، وآخ ُر كتا ٍب: كتا ُب التوحيد
َ
ماذا بدأ
ألم تقل لنا يا شيخنا أن التوحيد أو ُل شيٍء يكون؟
فلماذا ختم البخاري؟ جعل كتاب التوحيد في آخره؟
كان ينبغي أن يضعه في أوله! ما رأيكم؟
Mari kita lanjut...
Pertanyaan: Kitab pertama dalam Shahih al-Bukhari apa?
Jawab: "Kitab Bad'ul-Wahy" (Permulaan Wahyu) .
Lalu, kitab terakhir? Jawab: "Kitab at-Tauḥīd" (Kitab Tauhid) .
Kenapa Al-Bukhari memulai dengan wahyu, bukan langsung dengan tauhid, padahal
tauhid itu pokok utama?
Bukankah lebih tepat kalau Kitab Tauhid diletakkan di awal? Apa pendapat kalian?
قال: أستغفر هللا، أستغفر هللا!
كيف "ينبغي"؟ هكذا!
كان ينبغي أن يضعه في أوله؟
أم أن تحقي َق التوحيد يحتاج قبل فتبدأ بالوحي... تبدأ: "قال هللا"، "قال رسوله"، وتفهم، َه إلى أن تعرف الوحي؟
م، تعمل... لتصل إلى التوحيد، فتكتمل حياتُك بالتوحيد
ّ
تتعل .
Jawabannya: Astaghfirullāh, astaghfirullāh!
Kata siapa “seharusnya” ditaruh di awal?
Mungkin justru untuk mewujudkan tauhid, kamu butuh mengenal wahyu terlebih
dahulu.
Kamu harus mulai dengan “Allah berfirman, Nabi bersabda” , lalu memahami,
mempelajari, dan mengamalkan.
Dengan itu kamu sampai pada tauhid, dan hidupmu sempurna dengan tauhid.
بعد ماذا؟ بعد أن تتعلم.
ربما... ربما قيل: ما ندري، ربما أراد هذا، وربما أراد ما هو أعمق من هذا.
لكن هذا الذي قاله كثي ٌر من ُش باع ّراح الحديث،
أنه بدأ كتابه ببدء الوحي ليعلمك أن تحقيق التوحيد ال يكون إال باتّ
الوحي ليحقّ الوحي، ق التوحيد
م أوالً
ّ
وأن من أراد أن يُحق . ّق التوحيد عليه أن يتعل
Setelah apa? Setelah belajar.
Mungkin—hanya mungkin—Al-Bukhari ingin mengisyaratkan itu,
atau mungkin ia menginginkan makna yang lebih dalam lagi. Banyak pensyarah
hadits berkata: Al-Bukhari membuka kitabnya dengan wahyu untuk mengajarkan
bahwa tauhid hanya bisa dicapai melalui petunjuk wahyu. Siapa pun yang ingin
merealisasikan tauhid, harus belajar wahyu terlebih dahulu .
م، ثم تذهب، ثم تعمل،
فال بد أن تتعل وتبقى تعمل إلى أن تلقى هللا تعالى، فتلقى هللا عز وجل مو ِّحدا،ً ّ
وتسأ ُل هللاَ وتعي ُش في عقيدتك بين الخوف والرجاء. في كل حياتك النجاة،
Maka engkau harus belajar dulu, kemudian beramal, dan terus beramal sampai
bertemu Allah. Engkau kelak menemui Allah dalam keadaan sebagai seorang
muwahhid (bertauhid). Kamu memohon keselamatan dari Allah sepanjang
hidupmu, dan hidup dalam aqidah antara rasa takut dan harapan .
ْم كالمي بمثا ٍل على شيٍء من فقه البخاري، أم نجعل هذا فيما بعد؟
دعوني أخت
مثال:ً في كتاب الصالة، في أبواب الجمعة، قال في ترجمة:
"باب الصالة بعد الجمعة وقبلها."
من حيث الترتيب العقلي، المفروض أن يقول: "باب الصالة قبل الجمعة وبعدها"،
ألن "قبل" تأتي قبل "بعد!"
فلماذا ق ّدم "البعد" على "القبل"؟
Izinkan saya tutup pembicaraan ini dengan contoh fiqih dari Al-Bukhari ,
atau kita simpan untuk lain waktu?
Contoh: dalam Kitab Shalat , pada bab-bab tentang Jumat,
Al-Bukhari memberi judul: “Bab shalat setelah Jumat dan sebelumnya.”
Secara logika, seharusnya disebut “shalat sebelum Jumat dan setelahnya” , karena
“sebelum” datang sebelum “setelah.”
Mengapa justru Al-Bukhari mendahulukan yang setelah (ba‘da)?
قيل في هذا كالٌم كثي ٌر، وك ٌّل يف ّسره بحسب مذهبه، أل ّن المسألة فيها خالف.
َء لكن أجود ما قيل فيه، عند الحافظ ابن حجر وغيره، أنه إنما ق ّدم " بعد" على " النبي
مك أن اعتنا
قبل" ليُعل صلى الله عليه وسلم ّ
بالصالة البَعدية أكثر من القبلية.
Ada banyak penjelasan tentang hal ini. Masing-masing menafsirkannya sesuai
mazhabnya, karena memang ini masalah ikhtilaf (perbedaan pendapat). Tapi
penjelasan paling kuat menurut Ibnu Hajar dan ulama lain adalah: Al-Bukhari
mendahulukan “shalat setelah Jumat” rahimahullah untuk menunjukkan bahwa Nabi
صلى الله عليه وسلم lebih memperhatikan shalat ba‘diyyah dibanding qabliyyah.
فاستنبط العلما ُء من هذا، أ ّن الجمعة ليس لها سنة قبلية كصالة الظهر، وإنما لها سنة بعدية فقط.
وقالوا: إ ّن هذا هو رأي البخاري، وأشار إليه بهذه الترجمة.
Maka para ulama menyimpulkan dari sini, bahwa shalat Jumat tidak memiliki
sunnah qabliyyah sebagaimana shalat Dhuhur, tapi hanya memiliki sunnah
ba‘diyyah saja . Mereka mengatakan: “Ini adalah pendapat Al-Bukhari , dan ia
mengisyaratkannya melalui judul bab tersebut.”
ً لكنه
لم يذكْرها صراحة.
كان يمكنه أن يقول: "باب سنة الجمعة البعدية"، فقط. لكنه قال: "باب الصالة بعد الجمعة وقبلها"،
ما السبب؟ هذا من عميق فقه البخاري. ألنه لما علم أن المسألة فيها خالف، راعى الخالف،
واحترم القائلين، ولم يُر ّد الصواب، لكن لم يُرد أن يجزم بالحكم، من باب األدب والتربية لطالب العلم.
Namun, Al-Bukhari tidak menyatakannya secara eksplisit . Padahal beliau
rahimahullah bisa saja menulis: “Bab sunnah ba‘diyyah Jumat” —dan selesai. Tapi ia
tetap menuliskan: “Setelah Jumat dan sebelumnya.” Mengapa? Inilah kedalaman
fiqih Al-Bukhari. Karena ia tahu bahwa ini masalah khilaf, maka ia menghormati
para ulama yang berbeda pendapat , tidak menolak kebenaran , namun juga tidak
memastikan hukumnya, demi mengajarkan adab dan pendidikan ilmiah untuk
murid-muridnya.
ومن باب مراعاة الخالف مع المخالف، ها؟ فال يُق َطع بخالف قوله،
ة
ّ
فإن قوله أي ًضا ُمحتمل، وهو يستد ّل بأدل . وهؤالء باألخص، وغير الشافعي، يقولون: الجمعة لها سنة قبلية.
Dalam rangka memperhatikan perbedaan pendapat dengan orang yang berbeda
pendapat , maka jangan langsung menyalahkan pendapatnya , karena
pendapatnya juga bisa jadi benar , dan dia pun punya dasar dalil. Khususnya di
kalangan ulama selain Imam Syafi‘i, mereka mengatakan bahwa shalat Jumat
memiliki sunnah qabliyah (sebelum Jumat).
لكن الحظوا الملحظ الدقيق في االستدالل هنا: قال: "باب الصالة بعد الجمعة وقبلها." هل يوجد صالة قبل
سنة قبلية؟ ال. ليست سنةً الجمعة؟ يوجد صالة، نعم. لكن، هل هي سنة؟ سنة قبلية؟ أو أقل؟ أو أعظم؟ ما رأيكم؟
قَضائية
ً
قبلية .
Tapi perhatikan detail halus dalam istidlal (pengambilan dalil) di sini :
Al-Bukhari menulis: “Bab shalat setelah Jumat dan sebelumnya.” Apakah ada
shalat sebelum Jumat? Ya, ada. Tapi apakah itu sunnah qabliyah seperti Dhuhur?
Bukan. Itu bukan sunnah qabliyah dalam pengertian hukum tetap (qadhā’iyyah).
لماذا؟ ألن النبي صلى هللا عليه وسلم، كان يخرج من بيته، فيجلس على المنبر قبل الظهر،
فيقوم المؤذّن فيؤذّ فإذا جلس على المنبر، جاء وقت أذان الظهر، ن لدخول وقت الظهر،
ثم ينزل النبي صلى الله عليه وسلم فيصلي الجمعة. فمتى صلى سنة الجمعة القبلية؟ ما صلى.
Mengapa bukan sunnah qabliyah yang tetap? Karena Nabi صلى الله عليه وسلم keluar dari rumahnya
dan langsung duduk di mimbar sebelum masuk waktu Dhuhur. Setelah masuk
waktu Dhuhur, muadzin mengumandangkan azan, lalu Nabi صلى الله عليه وسلم langsung turun dan
memimpin shalat Jumat. Jadi, kapan beliau melaksanakan sunnah qabliyah Jumat?
Jawabannya: beliau صلى الله عليه وسلم tidak sholat.
ولكنه ربما كان يصلي في بيته، لكن ليست سنة الجمعة القبلية كالسنة القبلية للظهر،
كما أمر أصحابه بماذا؟ بالصالة قبل الجمعة، وهو ما يسميه أهل العلم: "التطّوع المطلق قبل الجمعة."
Mungkin Nabi صلى الله عليه وسلم shalat sunnah di rumahnya sebelum berangkat , tapi itu tidak
dianggap sunnah qabliyah yang khusus untuk Jumat seperti halnya Dhuhur. Nabi صلى الله عليه وسلم
juga memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk shalat sebelum Jumat , dan ulama
menyebutnya sebagai "shalat sunnah mutlak sebelum Jumat."
كم عدده؟ ما في عدد. هل هو ركعتان؟ كالظهر؟ أو أربعًا؟ أي ًضا كالظهر؟ أم أكثر؟ هو أكثر! فإذا فيه ما هو
أوفى من السنة القبلية للجمعة. فال يغضب الذين يقولون: الجمعة لها سنة قبلية، ألنك تصلي أكثر منها، وهو
التطوع المطلق قبل الجمعة.
Berapa jumlahnya? Tidak ada batasan khusus. Apakah dua rakaat seperti Dhuhur?
Bisa. Empat rakaat? Bisa juga. Atau bahkan lebih? Ya, bisa. Artinya, jumlah
rakaatnya bisa lebih banyak dari sunnah qabliyah Jumat biasa. Jadi, jangan marah
kalau ada yang bilang Jumat tidak punya sunnah qabliyah, karena dengan shalat
sunnah mutlak, kamu malah dapat lebih.
ألنه ُش . ال ُمب ّكر إلى الجمعة ربما يأتي في وسط وقت الضحى. ِر لماذا؟ ع التبكير إلى الجمعة
فيصلي، فماذا يفعل؟ غير قراءة القرآن؟
ُش له أن يبقى يصلي: ركعتين، ركعتين، حتى يصعد اإلمام المنبر. هذه سنة. ِرع
Mengapa demikian? Karena datang lebih awal untuk Jumat adalah bagian dari
sunnah. Orang yang datang sejak pagi (waktu Dhuha), lalu menunggu, apa yang
harus dia lakukan selain membaca Al-Qur’an? Dianjurkan untuk shalat terus
menerus dua rakaat dua rakaat, hingga khatib naik mimbar. Itulah sunnah.
أليس هذا أبلغ من سنة الجمعة القبلية؟ أليس هذا أنسب في التشريع من جعلها كأنها سنة الظهر؟
ه قد يُفهم من ترجمة البخاري. وأقول: قد يُفهم، ألننا ال نجزم بالحكم في المسائل الخالفية.
ّ
هذا كل
نا عليه.
ّ
ونُراعي خالفنا مع غيرنا، وهذا فقه البخاري دل
Bukankah ini lebih kuat dari sunnah qabliyah Jumat biasa? Bukankah ini lebih
cocok secara hukum syariat daripada menjadikannya seperti sunnah Dhuhur?
Semua ini bisa dipahami dari cara Al-Bukhari memberi judul bab. Saya ulang: bisa
dipahami, tapi kita tidak memastikan hukum dalam perkara yang diperselisihkan.
Karena kita menghormati perbedaan pendapat , dan itulah fiqih dari Al-Bukhari.
وال تُراعي الخالف معه؟ أنت مأمور بمراعاة الخالف. تعرفون "مراعاة الخالف"؟ هذا مصطلح أصولي.
تراعي الخالف: يعني تذكر رأيك على وجه حسن، هين، لين، تفسح المجال للرأي اآلخر، وال تش ّدد، ألنك
تخشى أن يتغيّر اجتهادك، فإذا كنت قد ش ّددت، ستريق ماء وجهك، وتستحي! أليس كذلك؟ معي أنتم؟
Apakah kamu tidak memperhatikan pendapat yang berbeda? Kamu diperintahkan
untuk memperhatikan perbedaan pendapat. Tahukah kamu apa itu mura‘ātul-khilāf
? Itu istilah dalam usul fiqh. Artinya: kamu menyampaikan pendapatmu dengan
cara yang baik, lembut, dan tenang. Berikan ruang untuk pendapat orang lain.
Jangan bersikeras , karena bisa jadi suatu hari kamu berubah pendapat, dan jika
kamu terlalu keras, kamu akan malu sendiri saat berubah pendapat. Bukankah
begitu? Kalian sepakat denganku?
ٍ عندك
َر راجع
وأنكر َت بغلظ ٍة فيه على غيرك، أصبح غي
ً
فوجئت فأصبح الذي كن َت تعتقده خطأ .
كيف يكون وجهك؟ تستحي. فمراعاة الخالف تحفظ به ماء وجهك. تم َّس ْك بما تراه صوابًا، وادعُ إليه، وبيّنه،
ال ت ْخ . ُد ْش ظهو َر لك ْن بدي . اآلخرين، ال سيما في المسائل الخالفية ٍن ويُ ْسر
ويجب عليك أن تراعي الخالف .
Engkau bisa saja terkejut ketika apa yang dulu kamu anggap salah dan kamu bantah
keras kepada orang lain, ternyata sekarang kamu sendiri tak lagi memegangnya.
Lalu bagaimana wajahmu nanti? Pasti malu. Maka menjaga perbedaan pendapat
(mura‘āh al-khilāf) adalah cara untuk menjaga muka.
Peganglah pendapat yang kamu yakini benar, ajaklah orang lain kepadanya, dan
jelaskan— tapi dengan agama dan kelembutan. Jangan menyakiti orang lain,
terutama dalam masalah yang diperselisihkan. Dan kamu wajib memperhatikan
perbedaan pendapat.
ٍ هذا ما أرد ُت أن أقوله في مطلع التعليق على كتاب التوحيد، عظيٍم لشيخ
وغير أني سأشير إلى كالم جامع
اإلسالم ابن تيمية في كتاب التوحيد. أوصي بأهمية دراسة التوحيد من السنة .
Inilah yang ingin saya sampaikan sebagai pembukaan syarah Kitāb at-Tawḥīd.
Selanjutnya saya ingin menyampaikan satu pernyataan yang sangat komprehensif
dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam pembahasan tauhid.
Saya sangat menyarankan pentingnya mempelajari tauhid berdasarkan sunnah .
قال شيخ اإلسالم: من المحال في العقل والدين أن يكون الرسول صلى الله عليه وسلم الذي أخرج هللا به الناس من الظلمات إلى
تَبِ النور، وأنزل عليه الكتاب ليحكم بين الناس فيما اختلفوا فيه، أن ًسا
ْ
يكون قد ترك باب اإليمان باهلل والعلم به ُمل
ُم . ْشتَبِ ًها
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan
agama , bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم—yang Allah utus untuk mengeluarkan manusia dari
kegelapan menuju cahaya, dan yang kepadanya diturunkan Al-Qur'an untuk
menyelesaikan perselisihan— justru meninggalkan perkara iman dan mengenal
Allah dalam keadaan kabur dan samar.”
انتبه لهذا، كالٌم دقي ٌق وجميل.
َر السنة ُك على النفس، ُ
ُمبَيّ وموضوع التوحيد هو أه ُّم قضية دعا إليها جميع األنبياء، ِنَةٌ واضحة، ال تُتْ
َس فكيف في حيرة؟
تَبِ ًسا؟ كيف يُ ْم ِس ُك اإلسالُم النا
ْ
يبقى ُمل ال، بل ف ّصله تفصي ًال .
Perhatikan baik-baik: ini ucapan yang sangat dalam dan indah .
Sunnah menjelaskan dengan terang , tidak membiarkan akidah dan iman pada Rabb
menjadi bahan tafsir pribadi. Tauhid adalah inti dari semua dakwah para nabi.
Jadi bagaimana mungkin dibiarkan samar dan membingungkan? Tidak! Syariat
telah menjelaskannya secara rinci dan jelas.
ِن، وأن العقيدة من
هذا فيه رٌّد على من يقول إن للعقل فيه مجال، وإن االجتهاد فيه مجال، وأن الشرع لم يُبيّ
دالالت اللغة، ويتركون السنة، ويتركون منهج السلف .
Ini adalah bantahan bagi mereka yang mengatakan bahwa akal masih punya ruang
untuk menetapkan tauhid, bahwa bisa berijtihad tanpa batas dalam masalah akidah,
dan bahwa syariat tidak menjelaskan dengan cukup. Mereka bahkan mengatakan
bahwa akidah bisa disimpulkan dari bahasa saja— lalu meninggalkan sunnah dan
metode salaf.
ويتركون الر َّد إلى السنة نفسها، فيؤولون الهدي.
ْ فيقول تَبِ ًسا،
: من المحال أن يكون قد ترك باب اإليمان باهلل والعلم به ُم ْشتَبِ ًها ُمل
ِز بين ما يجب هلل من األسماء والصفات، وما يجوز له، وما يمتنع عليه .
َميّ
ِن، ولم يُ
ولم يُبَيّ
Mereka juga menolak merujuk langsung pada sunnah,
lalu mereka menakwilkan petunjuk syariat. Ibnu Taimiyyah berkata: Tidak
mungkin Rasul صلى الله عليه وسلم meninggalkan urusan iman kepada Allah dalam keadaan samar dan
tidak dijelaskan, tidak membedakan antara apa yang wajib bagi Allah dalam namanama dan sifat-Nya, apa yang boleh bagi-Nya, dan apa yang mustahil bagi-Nya.
فإن معرفة هذا أص ُل الدين، وأفض ُل األعمال.
فكيف يكون القرآن والرسول والصحابة، وهم أفض ُل الخلق بعد النبيين،
يُح ِكموا هذا الباب اعتقا ًدا وقوًال لم ؟
Karena mengetahui hal itu adalah pokok agama, dan termasuk amal paling utama .
Lalu bagaimana bisa Al-Qur’an, Rasulullah, dan para sahabat—yang merupakan
manusia terbaik setelah para nabi—tidak menjelaskan bab ini dengan kokoh secara
keyakinan dan ucapan?
أال تسمعون بعض الناس يقول: منهج السلف أسلم، ومنهج الخلف أحكم؟ أعاذنا هللا.
كيف يكون هذا؟ السلف من هم؟ عرفوا التنزيل، وعرفوا معناه ومراده.
يكون منهج َم فكيف ن بعدهم أحكم من منهجهم؟
Bukankah kamu pernah mendengar sebagian orang berkata:
“Metode salaf itu lebih selamat, tapi metode khalaf (belakangan) lebih matang”?
Semoga Allah lindungi kita dari ucapan semacam ini. Siapa itu salaf? Mereka
adalah orang-orang yang memahami wahyu, tahu makna dan maksudnya. Lalu
bagaimana mungkin metode orang-orang setelah mereka bisa dianggap lebih bijak
daripada mereka?
منهجهم أسلم وأحكم، ونحن معه.
أن يُعل صلى الله عليه وسلم أمته أد َب األكل والشرب، وقضاء الحاجة، ّ قال ابن تيمية : و ُمحا ٌل ِم النبي
ويترك تعليمهم ما يقولونه بألسنتهم، ويعتقدونه في قلوبهم في ربهم ومعبودهم .
Metode mereka (salaf) lebih selamat dan lebih bijak, dan kita bersama mereka .
Ibnu Taimiyyah melanjutkan: “Tidak mungkin Nabi صلى الله عليه وسلم mengajarkan kepada
umatnya adab makan, minum, dan buang hajat, namun beliau justru tidak
mengajarkan apa yang harus mereka ucapkan dengan lisannya, dan yakini dalam
hatinya tentang Rabb dan sesembahan mereka.”
مع كون ذلك غاية المعارف، وأشرف المقاصد، والوصول إليه غاية المطالب.
ا عليه أن يد ّل أمته على خي ٍر ما يعلمه لهم، وينهاهم عن ش ّر ما
ومع قوله صلى الله عليه وسلم" :ما بعث هللا من نبي إال كان حقً
يعلمه لهم ".
Padahal mengenal Allah adalah tujuan tertinggi dari ilmu, dan maksud paling mulia
dalam hidup , dan mencapai-Nya adalah tujuan terbesar manusia . Bukankah Nabi
صلى الله عليه وسلم bersabda: "Tidaklah Allah mengutus seorang nabi, melainkan ia wajib
menunjukkan kepada umatnya kebaikan yang ia ketahui untuk mereka, dan
melarang mereka dari keburukan yang ia ketahui untuk mereka."
ِق في باب معرفة هللا،
َر عالمي َن للح ّ
و ُمحا ٌل أن يكون الدين الذي كان فيه رسول هللا صلى الله عليه وسلم، والذين يَلونه، غي
وغير قائلين به .
Maka mustahil agama yang dibawa Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan yang hidup bersama beliau,
serta generasi sesudahnya, tidak tahu kebenaran dalam hal mengenal Allah,
atau tidak mengucapkannya dengan tegas.
ألن المنحرفين عن منهاج أهل السنة يزعمون أن السلف يقولون بأقوالهم، ويزعمون أنهم مع السلف،
ِ لكن الحيرة التي وقعوا فيها، واختالف مشاربهم، يزعمون نوا، ولم يعرفوا، وهم
أنهم أخذوها، وأن السلف لم يُبيّ
عرفوا. و ُمحا ٌل أن يكون هذا .
Karena mereka yang menyimpang dari metode Ahlus Sunnah sering mengklaim
bahwa salaf juga berpendapat seperti mereka, dan bahwa mereka berjalan bersama
salaf. Padahal kebingungan mereka, dan banyaknya ragam pendapat mereka,
disebabkan karena mereka mengira bahwa salaf tidak menjelaskan, tidak
mengetahui, dan bahwa mereka (generasi belakangan) yang mengetahui. Ini adalah
sesuatu yang mustahil.
ثم ختم ابن تيمية كالمه، فقال:
للعبادة،
ومعلوٌم أنه يحرص أش َّد الحرص على معرفة ذلك. أن من في قلبه حياةٌ ومحبَّةٌ
ٌم تسبق شهادةُ
وقد ص َّح عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال» :خير الناس قرني، ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم، ثم يجيء أقوا
أحدهم يمينَه، ويمينُه شهادتَه .«
Lalu Ibnu Taimiyyah rahimahullah menutup perkataannya:
"Telah diketahui secara pasti bahwa barang siapa dalam hatinya ada kehidupan dan
cinta kepada ibadah, maka dia akan sangat bersemangat untuk mengetahui perkara
ini.
Dan telah shahih dari Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa beliau bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah
generasiku, lalu yang setelah mereka, lalu yang setelah mereka. Kemudian akan
datang suatu kaum yang salah satu dari mereka kesaksiannya mendahului
sumpahnya, dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.' "
كيف يكون هذا؟ األقوام الذين جاءوا تسبق شهادةُ أحدهم يمينه ويمينُه شهادتَه،
يكون منهجهم أحكم من منهج السلف؟ محا ٌل هذا !
Bagaimana bisa terjadi demikian? Apakah mungkin kaum yang datang kemudian—
yang kesaksiannya mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului
kesaksiannya — metode mereka lebih matang daripada metode generasi salaf? Ini
mustahil!
وبهذا نَ ." أنبدأ بالكتا ِب األول من كتاب التوحيد؟ أم بالحديث ْختِم مقدمتَنا هذه قب َل الدخول في "كتاب التوحيد
شئتم أن نُ . ْر ِج َئ األول؟ وإن ذلك، فال بأس، ونترك المجال لكم
Dengan ini kami menutup pengantar kami sebelum memasuki Kitab at-Tawḥīd .
Apakah kita mulai dengan bab pertama dari Kitab Tauhid, atau hadits pertama ?
Atau kalau kalian ingin menundanya, tidak masalah—kami akan beri kesempatan
untuk mendengarkan dari kalian.
با ٌب: ما جا صلى الله عليه وسلم َّمتَه إلى توحيد هللا تبارك وتعالى َء قال اإلمام البخاري رحمه هللا تعالى: " في دعاء النبي
ُ
أ ".
Imam al-Bukhari هللا رحمه berkata: "Bab: Tentang doa Nabi صلى الله عليه وسلم kepada umatnya agar
mentauhidkan Allah Ta‘ala."
َف غيره؟ أم َج أ هل مع ُ يعني دعاء أمته إلى التوحيد. المقصود: كيف دعا النبي صلى الله عليه وسلم مته للتوحيد؟
َّ
دعا بنفسه؟ أم َكل
بين األمرين؟
Artinya: seruan beliau kepada umatnya untuk bertauhid . Yang dimaksud di sini
adalah: Bagaimana cara Nabi صلى الله عليه وسلم mengajak umatnya kepada tauhid? Apakah beliau
berdakwah langsung? Ataukah beliau menugaskan orang lain ? Atau melakukan
keduanya ?
ُن أن النبي صلى الله عليه وسلم هو أول من دعا إلى التوحيد، وخي ُر من دعا أمته إليه.
ِ
فيذكر األحاديث المتعلقة بذلك، وسيُبَيّ
وأنه ال يلزم أن يدعو ك ُّل األمِة بنفسه، فتجوز الوكالة في هذا، لكن يُو َكل بها الخبير .
Maka beliau akan menyebutkan hadits- hadits yang berkaitan dengan itu. Dan
akan dijelaskan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم adalah orang pertama yang mengajak kepada tauhid,
dan beliau adalah yang terbaik dalam menyeru umatnya kepada tauhid. Tidak harus
beliau sendiri yang menyampaikan kepada seluruh umatnya, boleh memberikan
perwakilan dalam hal ini , namun yang diwakilkan adalah orang yang ahli dan
amanah .
KITABUT TAUHID – SHOHIH AL-BUKHARI
Hadits no. 7371
ّيٍ قال:
ِن َصْيِف
ِن َعْبِد ََّّللاِ ْب
ِن ُم َح َّمِد ْب
ْس َحا َق َع ْن يَ ْحيَى ْب
ِ
بُو َعا ِصٍم َح َّدثَنَا َز َكِريَّا ُء ْب ُن إ
َ
بِي َم ْعبَ ٍد َع ْن اْب َح ِن َّدثَنَا أ
َ
َع ْن أ
َي ََّّللاُ َعْن ُهَما
َعبَّا ٍس َر ِض يَ َم ِن(
ْ
لَى ال
ِ
ا إ
َث ُمعَاذً
بَعَ
َ
م
َّ
َو َسل
ْي ِه
َّى ََّّللاُ َعلَ
َّن النَّبِ َّي َصل
َ
)أ
Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata, “Telah menceritakan kepada kami Abu
'Ashim, (beliau berkata) telah menceritakan kepada kami Zakariya bin Ishaq dari
Yahya bin Muhammad bin Abdullah bin Shaifi dari Abu Ma'bad dari Ibn Abbas
radhiallahu'anhuma, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم pernah mengutus Mu'adz ke negeri Yaman."
قال: وحدثني عبد هللا...الكالم بال ثمين. نحن نقرأ اإلسناد اآلن في ُد ُروسنا هذه للبركة،
ّ من ِ َق على شيء، إال إذا احتجنا شيئًا
غير أن نُعَ . ل
Dikatakan juga: dan telah menceritakan kepadaku ‘Abdullah …
Perkataan ini tidak terlalu penting (dalam daurah ini). Sekarang kita membaca
sanad hadits ini dalam pelajaran kita ini sebagai keberkahan, tanpa memberikan
komentar apa pun, kecuali bila diperlukan.
ٍق على نعة،
والتعليق على صناعة اإلسناد يحتاج إلى َص وهو دون هذه الدورة بكثير، لكن إن احتجنا إلى تعلي
شيء نعرفه أو نرغب فيه، فال بأس. لكنها ليست من مهامنا األساسية .
Mengomentari sanad dan susunannya membutuhkan keahlian tersendiri, dan itu
bukan tujuan utama dalam pelajaran daurah ini. Namun bila memang kita perlu
memberi komentar pada sesuatu yang diketahui atau diinginkan , maka tidak
masalah, tapi bukan bagian utama dari tugas kita.
أل َّن الغرض من الكالم في اإلسناد ما هو؟ أغراض كثيرة، لكن أهمها: معرفة صحة الحديث وضعفه،
وهذا قد كفانا إياه اإلمام البخاري، فالحمد هلل .
Karena apa sebenarnya tujuan berbicara tentang sanad ? Ada banyak tujuan, tapi
tujuan terpentingnya adalah untuk mengetahui hadits itu sahih atau tidak . Dan
untuk itu, Imam al-Bukhari telah mencukupkan kita—Alhamdulillah.
وكالٌم كثي ٌر في الرجال، وفي علم الجرح والتعديل، وفي المصطلحات، لكن توجد فوائد كثيرةٌ في األسانيد،
وفي منهج البخاري .
Akan tetapi tetap terdapat banyak faidah dalam sanad-sanad , termasuk
pembahasan seputar perawi , ilmu jarh dan ta‘dil , istilah-istilah hadits , dan
manhaj metode yang dipakai Imam al-Bukhari sendiri .
. لك َّن صناعتَنا في هذه الدورة المباركة : االستدال ُل على التوحيد بالسنة، ومعرفة
هذا األمر أوالً
Namun fokus utama kita dalam pelajaran berkah ini adalah: mengambil dalil
tentang tauhid dari sunnah , dan memahami perkara ini sebagai langkah pertama.
البخاري في االستدال ِل على ذلك
ِ َي طريقةَ
واألمُر الثاني: أن نُعّر .
هذا هو غر ُضنا في هذه الدورة. وقد تو ّضح األمر. ثم إ ّن هناك غر ًضا آخر من األسانيد، قد يُفيدنا فيما نري ُد في
ُر الروايات وال ُّرواة، من الصحابة، ومن دونهم، وال ّراوي عن الصحابي، أو
موضوعنا وغرضنا، وهو: تَظاهُ
الراوي ع ّمن روى عنه، مهما نزل، سواء واف َق اللف َظ . أو خالفَه
فظ أم بالمعنى؟
ّ
قد يُفيدنا هذا، فما فائدتُه؟ فائدته: معرفة هل الحديث مرو ٌّي وال ش ّك أنّه إ ْن كان مرويًّا بالل
وقد يكون اللف ُظ بالمعنى، فإنّه ليس هو المرا َد بعينه، بل قد يكون المعنى من باب الشرح والبيان. الزائ ُد الذي زاد
على اللفظ المختصر هو اللف َظ صلى الله عليه وسلم نفسه. الوار َد عن النبي
ما جاءت لفظةٌ فمن ذلك نستفيدُ -في بابنا وفي غرض دروسنا هذه- ماذا؟ نستفيدُ زائدة، زادت
ّ
االستدالل، أي: كل
االستفادةُ في االستدالل، أو عمقً . ا فيه، أو تو ُّسعًا في الفهم
Hal kedua adalah kita membedah cara Imam al-Bukhari dalam menyusun dalil
terhadap masalah ini.
Inilah tujuan utama dari kajian kita. Hal ini sudah mulai jelas. Namun ada juga
manfaat lain dari sanad-sanad hadits, yaitu dalam hal komparasi riwayat dan para
perawinya —baik sahabat, tabi‘in, maupun murid-muridnya—termasuk perawi yang
meriwayatkan dari sahabat, atau dari orang yang meriwayatkan dari sahabat,
walaupun tingkatan mereka lebih rendah.
Apa manfaatnya? Manfaatnya adalah untuk mengetahui apakah hadits itu
diriwayatkan secara lafaz atau makna. Jika hanya bermakna, maka tidak bisa
dijadikan patokan utama. Bisa jadi makna itu hanyalah penjelasan.
Bahkan bisa saja lafaz yang lebih panjang —dibandingkan lafaz yang pendek—
sebenarnya justru adalah lafaz asli yang keluar dari Nabi صلى الله عليه وسلم.
Dari situ kita ambil pelajaran untuk kajian ini: Setiap tambahan lafaz membuka
peluang lebih dalam untuk memahami dalil dan perluasan makna.
ا إلى اليمن.
َّي صلى الله عليه وسلم بع َث معاذً
هنا، يقول: هذا حدي ُث ابن عباس: أن النب
هكذا مختص ًرا، من غير أن يُف ِّصل، مختص ٌر هكذا. فلماذا اختصره البخاري؟ فهل االختصا ُر منه نف ُسه؟
إلى اليمن، أل ّي إن كان منه، فماذا يريد أن يقول؟ بعثه شيء؟ قد يكون بعثه للتجارة، أو بعثه للفقه، أو للعقيدة، أو
أل ّي غر ٍض آخر، ال ندري.
فيثو ُر في نفسك اآلن سؤا ٌل: ما فائدة هذا السؤال؟
. فائدته الهّمة، ويجعلك تتأمل، تفكر
: التشويق، يشح ُن الذهن، ويشحذُ
ربما—وأقول: ربما، وال أكذب —كان غر ُض البخاري من هذا االختصار الشديد هو هذا.
Di sini disebutkan: “Ini adalah hadits Ibnu Abbas: bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم mengutus Mu‘adz
ke Yaman.” Disebut dengan sangat ringkas , tanpa penjelasan tambahan.
Mengapa al-Bukhari rahimahullah membuatnya ringkas? Apakah memang al-Bukhari
yang sengaja meringkasnya?
Jika benar, apa yang ingin beliau sampaikan? Nabi mengutus Mu‘adz ke Yaman—
untuk apa? Berdagang? Mengajar fiqh? Dakwah aqidah? Tidak disebut.
Maka dalam benakmu akan muncul pertanyaan:
Apa manfaat dari pertanyaan ini? Manfaatnya adalah membangkitkan rasa
penasaran, membuat pikiran aktif, semangat meneliti dan merenung. Mungkin
saja—saya tidak mengada-ada— al-Bukhari rahimahullah sengaja membuatnya
ringkas untuk menggugah pikiran.
وإال، فر ّب قائ ٍل يقول: أين التوحيد؟ أنت تقول: كتا ُب التوحيد، وتقول: البخاري دقي ٌق في االستدالل، فأين
بع َث معاذً هو يريدك أن تسأل هذا السؤال، لتجد التوحيد؟ النبي ا إلى اليمن، ثم ماذا؟ أين التوحيد في هذا؟
الجواب.
إ ّما ا، وإ ّما بعد البح ِث والتأمل، فتعرف أنّه ما بعثه إلى اليمن إال إلقامِة التوحيد،
مباشرة إن كنت تعرفُه مسبقً
نعم، إال إلقامة التوحيد.
Kalau tidak demikian, pasti akan ada orang yang bertanya: “Mana tauhidnya?
Bukankah ini Kitab Tauhid? Bukankah al-Bukhari sangat teliti dalam berdalil? Mana
tauhidnya?” Nabi صلى الله عليه وسلم hanya disebutkan mengutus Mu‘adz ke Yaman—lalu di mana
tauhidnya? Di sinilah letak maksud al-Bukhari rahimahulah: agar kamu bertanya
sendiri —dan kemudian mencari jawabannya.
Kalau kamu sudah tahu, langsung paham. Tapi kalau belum, kamu akan mencarinya,
dan akhirnya kamu sadar: Nabi صلى الله عليه وسلم mengutus Mu‘adz ke Yaman bukan untuk hal
sepele, melainkan untuk menegakkan tauhid!
بع َث به رجالً مث َل َم أليس كذلك؟ هذا ن؟ معاذ
ُم الناس بالحالل يد ّل على ِعظم التوحيد، إذ . ن ْ
و َم هو معاذ؟ أعل
والحرام. لم يبع ْث به جاه ًال، بل صاح َب خبرة. أليس كذلك؟ ثم إ ّن هذا يد ّل أي ًضا على فض ِل معاذ، أن يبعثك
َس أعظم شيٍء في الدين، وهو: التوحيد.
َم النا
ّ
رسو ُل هللا صلى الله عليه وسلم لتُعِل
ٌ
ٍق ثقة ج ًّدا
ما بعدها ثقة، وثنا ٌء ما بعده ثناء، وبيا ٌن لفضل معاذ على وج ٍه عا ٍل را .
Bukankah begitu? Ini menunjukkan betapa agungnya tauhid, hingga Nabi صلى الله عليه وسلم
mengutus seorang seperti siapa? Mu‘adz. Dan siapa Mu‘adz? Orang yang paling
tahu halal dan haram. Nabi tidak mengutus orang awam, melainkan ahli sejati.
Ini juga menunjukkan keutamaan besar Mu‘adz : bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم memilihnya untuk
mengajarkan kepada orang lain hal paling utama dalam agama: tauhid.
Itu adalah kepercayaan luar biasa dan pujian agung yang menunjukkan kedudukan
Mu‘adz.
HADITS 7372
َميَّةَ
ُ
ْس َما ِعي ُل ْب ُن أ
ِ
َالِء َح َّدثَنَا إ
عَ
ْ
فَ ْض ُل ْب ُن ال
ْ
ْسَوِد َح َّدثَنَا ال
بِي ا ْألَ
َ
ِن َعْبِد ََّّللاِ َّدثَنِي َعْب ُد ََّّللاِ ْب ُن أ
ِن ُم َح َّمِد ْب
و َح َع ْن يَ ْحيَى ْب
ِن َعبَّا ٍس يَقُو ُل َسِم ْع
َم ْعبَ ٍد َمْولَى اْب
بَا
َ
َسِم َع أ
نَّهُ
َ
أ
ّيٍ
ْب و ُل ِن َصْيِف
ُت اْب َن َعبَّا ٍس يَقُ
ِنَّ
يَ َم ِن قَا َل لَهُ إ
ْ
ْه ِل ال
َ
لَى نَ ْح ِو أ
ِ
ْب َن َجبَ ٍل إ
َ ُمعَاذَ
م
َّ
َو َسل
ْي ِه
َّى ََّّللاُ َعلَ
َث النَّبِ ُّي َصل
َّما بَعَ
ل ِكتَا ِب َ
ْ
ْه ِل ال
َ
ْوٍم ِم ْن أ
َدُم َعلَى قَ
َك تَقْ
ِذَا
تَعَالَى فَإ
َو ِّح ُدوا ََّّللاَ
ْن يُ
َ
لَى أ
ِ
ْم إ
َّو َل َما تَ ْد ُعوهُ
َ
ُك ْن أ
يَ
َو فَل ا ٍت ْ
ِهْم َخ ْم َس َصلَ
ْي
َر َض َعلَ
قَ ْد فَ
َّن ََّّللاَ
َ
ْم أ
ْخبِ ْرهُ
َ
ِل َك فَأ
َع َرفُوا ذَ
ِهْم تُ
ْمَواِل
َ
ِهْم َز َكاةً فِي أ
ْي
َر َض َعلَ
تَ
افْ
َّن ََّّللاَ
َ
ْم أ
ْخبِ ْرهُ
َ
ْوا فَأ
َّ
َصل
ِذَا
ِهْم فَإ
ْيلَتِ
َولَ
ِر فِي يَ ْو ِمِهْم
ِقي
َر ُّد َعلَى فَ
ِ ِهْم فَتُ
ِم ْن َغنِيّ
ِه ْم ْؤ َخذُ
ِل النَّا ِس
ْمَوا
َ
أ
َ
َو َّق َكَرائِم
َوتَ
ِمْن ُهْم
ِل َك فَ ُخذْ
ُّروا بِذَ
قَ
َ
ِذَا أ
فَإ
Imam al-Bukhari rahimahullah berkata, “Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin
Abu Al Aswad, (beliau berkata) telah menceritakan kepada kami Al Fadll bin Al 'Ala,
(beliau berkata) telah menceritakan kepada kami Ismail bin Umayyah dari Yahya bin
Muhmmad bin Abdullah bin Shaifi ia mendengar Abu Ma'bad mantan budak Ibn
Abbas, (beliau) berkata, aku mendengar Ibnu Abbas berkata, "Dikala Nabi صلى الله عليه وسلم
mengutus Mu'adz ke negeri Yaman, Nabi صلى الله عليه وسلم berpesan, "Wahai Mu'adz, engkau
mendatangi kaum ahli kitab, maka jadikanlah materi dakwah pertama-tama yang
engkau sampaikan adalah agar mereka mentauhidkan Allah Ta'ala. Jika mereka telah
sadar terhadap hal ini, beritahulah mereka bahwa Allah mewajibkan lima salat
kepada mereka dalam sehari semalam. Jika mereka telah salat, beritahulah mereka
bahwa Allah mewajibkan zakat harta mereka, yang diambil dari yang kaya, dan
diberikan kepada yang miskin, dan jika mereka telah mengikrarkan yang demikian,
ambilah harta mereka dan jagalah harta mereka yang kesemuanya harus dijaga
kehormatannya."
هذا الحديث أي ًضا حدي ُث من؟ حديث ابن عباس. واألول؟ أي ًضا حديث ابن عباس.
يكون هذا؟ األول ثال ُث جمل: "بع َث معاذً ." والثاني حدي ٌث مف ّص ٌل طويل. فكيف ا إلى اليمن
hadits ini juga berasal dari siapa? Dari Ibnu Abbas.
Yang pertama tadi? Juga dari Ibnu Abbas. Lalu apa bedanya? Yang pertama hanya
tiga kalimat: Nabi mengutus Mu‘adz ke Yaman. Sedangkan yang kedua adalah hadits
panjang yang penuh rincian.
كيف يكون هذا المعَّداد؟ وهذا ابن عباس؟ هذا يدل على ماذا؟ يدل على أن أحد الحديثين — األول — مرو ٌّي
ّ بالمعنى. فظ؟
ما رأيكم؟ كالهما مرو ٌّي بالل
ا إلى اليمن، وال يذكر
ّي صلى الله عليه وسلم أرسل معاذً
ال يمكن أن يكون كذلك! لماذا؟ ألن األول يحكي قضيّةً مختصرة، أ ّن النب
ّي
ماذا قال له النب صلى الله عليه وسلم، ولم يذكر حتى جز ًءا يد ّل على الحوار أو مضمون الرسالة.
إذن، هذا ليس هو لفظ الحديث، وإنما اختصار. إما من البخاري، أو من الراوي عن ابن عباس، أو عن أحد
رجال السند، وربما ظ ّن بعضهم أن االختصار من البخاري نفسه.
Bagaimana bisa terjadi penghitungan seperti itu, padahal keduanya dari Ibnu Abbas?
Apa artinya ini? Ini menunjukkan bahwa salah satu hadis—yakni yang pertama—
diriwayatkan dengan makna , bukan dengan lafaz lengkap.
Apa pendapat kalian? Apakah mungkin keduanya diriwayatkan dengan lafaz?
Tidak mungkin. Mengapa? Karena yang pertama hanya menceritakan secara ringkas
bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم mengutus Mu‘adz ke Yaman, tanpa menyebutkan apa yang beliau
katakan kepada Mu‘adz, bahkan tidak menyebutkan sedikit pun isi perintahnya.
Maka jelas, itu bukanlah lafaz hadis aslinya, melainkan ringkasan.
Entah ringkasan itu dari Imam al-Bukhari sendiri, atau dari perawi di bawahnya, atau
dari salah satu rawi dalam sanad yang mengira bahwa itu adalah ringkasan Bukhari.
ثم هنا قال: عن أبي معبد، عن ابن عباس.
والثاني قال: سمع أبا معبد، مولى ابن عباس.
ماذا نفهم؟
هو نفس الراوي في الحديثين: عبد هللا بن َص . الراوي عن أبي معبد — مولى ابن عباس — ْيفي
ما الفائدة من هذا السند اإلضافي؟
أبا معبد المذكور في الحديث األول هو مولى ابن عباس، أي: له خبرة خاصة برواياته، ويُعَر . أن ف بهذا اللقب
وهذا يفيدنا في علم الرجال ، ألنه قد يكون اسم "أبو معبد" يُطلق على أكثر من شخص.
فلما قيل "مولى ابن عباس"،
Lalu, pada hadis pertama disebut: dari Abu Ma‘bad dari Ibnu Abbas.
Sedangkan dalam hadis kedua disebut: dari seseorang yang mendengar dari Abu
Ma‘bad, maula Ibnu Abbas. Apa artinya ini? Bahwa perawi dari Abu Ma‘bad
(maula Ibnu Abbas) adalah orang yang sama dalam kedua hadis: yaitu Abdullah bin
Shaifi.
Apa manfaat tambahan dari sanad yang lebih lengkap ini? Bahwa Abu Ma‘bad yang
dimaksud dalam hadis pertama adalah maula Ibnu Abbas , artinya dia sangat
mengenal hadis-hadis Ibnu Abbas.
Ini penting dalam ilmu rijal (kritik perawi), karena nama “Abu Ma‘bad” bisa jadi
dinisbatkan ke lebih dari satu orang. Ketika dikatakan “maula Ibnu Abbas”, barulah
menjadi jelas siapa yang dimaksud.
ماذا يقول هنا؟ األول: "بعث." الثاني: "لما بعثه إلى اليمن."
يعني: األول ق َّرر أنه بعثه إلى اليمن،
والثاني: بعدما تق ّرر ذلك، بيَّن ماذا قال له بعد أن بعثه. هل بعثه دون قيد؟ دون شرط؟ دون كالم؟ مستحيل!
فماذا قال له؟ قال له اآلن: "إنك تقدم على قوٍم من أهل الكتاب."
إذً هم ليسوا بمسلمين. وفي هذا داللة على أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعلم حال القوم ، ا،
ا إليهم.
وإال لما بعث معاذً
وهذا يد ّل على الفطنة، والحصافة، والذكاء، والخبرة، بل والوحي أي ًضا . كيف علم؟ ربّما علم من أخبار
الناس، فهو ال يفعل شيئًا دون علم. فهو يعلم أن اليمن بحاجة إلى إقامة التوحيد .
Apa yang disebutkan di sini? Dalam hadis pertama: "Beliau mengutus."
Dalam hadis kedua: "Ketika beliau mengutus Mu‘adz ke Yaman."
Artinya: yang pertama menyebutkan fakta pengutusan , dan yang kedua, setelah
fakta itu dimantapkan, baru menyebutkan isi pesan Rasulullah kepada Mu‘adz.
Apakah mungkin Rasul صلى الله عليه وسلم mengutus tanpa pesan? Tanpa syarat? Tanpa kata-kata?
Mustahil! Lalu apa isi pesannya? “Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu
kaum dari Ahlul Kitab.” Artinya, mereka bukan muslim.
Dan ini menunjukkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم mengetahui kondisi kaum tersebut.
Kalau tidak, beliau tidak akan mengutus Mu‘adz. Ini menunjukkan kecerdasan,
pengalaman, hikmah, bahkan petunjuk wahyu.
Bagaimana beliau tahu? Mungkin dari informasi masyarakat. Nabi tidak mungkin
bertindak tanpa dasar. Karena itu, beliau tahu bahwa Yaman butuh dakwah tauhid.
لماذا؟ ألن فيها من أهل الكتاب، وظهر فيهم االنحراف. لكن، لماذا بدأ باليمن؟ لع ّل هذا ما يُفهم من ترتيب
األمور.
ُ هل رسل غي ُر معاذ إلى الشام مثالً؟
أ لما ذكر البخاري هذا، نفهم أن أول مبعوث لنشر التوحيد هو معاذ،
وأن أول بالد بُعث إليها أحٌد لنشر التوحيد هي اليمن. لماذا اليمن؟
قريبة من مكة والمدينة. واليمن منب ُع العرب ومعدنهم . وأهل اليمن فيهم إيمان، وحكمة، سريعة ٌ
ٌ
واستجابة .
والنبي صلى الله عليه وسلم في حاج ٍة في ذلك الوقت إلى قوٍم نصرة، وصدق، وصدق اتباع. وأهل اليمن أقوياء، فيه خير عظيم.
Mengapa Yaman? Karena di sana ada Ahlul Kitab, dan telah tampak penyimpangan
dalam keyakinan mereka. Tapi, mengapa dakwah dimulai dari Yaman?
Mungkin ini bisa dipahami dari urutan prioritas dakwah. Apakah ada sahabat lain
yang diutus ke Syam, misalnya? Ketika Bukhari menyebut ini, kita bisa pahami bahwa
orang pertama yang diutus untuk mendakwahkan tauhid adalah Mu‘adz, dan
wilayah pertama yang menjadi sasaran dakwah tauhid adalah Yaman. Mengapa
Yaman?
Karena letaknya dekat dengan Mekah dan Madinah. Selain itu, Yaman adalah
sumber dan pusat orang Arab. Penduduknya dikenal beriman dan berhikmah.
Mereka cepat menerima kebenaran, dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم sangat membutuhkan orangorang seperti itu saat itu. Orang Yaman juga dikenal kuat dan setia , dan mereka
merupakan kekuatan besar bagi Islam.
ثم إن أمر اليمن أسهل من غيره، بخالف الشام، فربما كان أبعد، أو أصعب، أو فيه عذر آخر.
لكن، أول من بدأ به النبي صلى الله عليه وسلم هو اليمن. وهذا يد ّل على أن النبي صلى الله عليه وسلم ق ّدر أن اليمن أولى البالد اآلن بإقامة
التوحيد فيها .
معاذً " :إنك تقدم على قوٍم من أهل الكتاب." وهذا تنبيهٌ لمعاذ : أنك ستقدم على قوٍم ال فبعث ا إلى اليمن، وقال له
يؤمنون بالتوحيد كله . بل، يؤمنون بتوحيد الربوبية، لكن ال يؤمنون بتوحيد األلوهية . يعني: يؤمنون بوجود
ّول نق ٍص في توحيدهم، فضالً عن
رب، لكن ال يؤمنون أنه اإلله الح ّق المعبود وحده . أليس كذلك؟ إذن هذا أ
أسماء هللا وصفاته.
Selain itu, dakwah di Yaman lebih mudah dibandingkan wilayah lain seperti Syam,
yang mungkin lebih jauh, lebih sulit, atau ada kendala lain.
Namun, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memulai dari Yaman.
Ini menunjukkan bahwa beliau melihat Yaman sebagai wilayah paling layak untuk
ditegakkan tauhid lebih dahulu.
Maka beliau mengutus Mu‘adz dan bersabda:
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari Ahlul Kitab.”
Ini merupakan peringatan kepada Mu‘adz: Engkau akan menghadapi kaum yang
tidak sepenuhnya mengimani tauhid.
Mereka hanya mengakui Rabb sebagai Pencipta (rububiyyah), tapi tidak
mengesakan-Nya dalam ibadah (uluhiyyah). Mereka yakin ada Rabb, tapi tidak
menjadikannya satu-satunya sesembahan. Bukankah begitu?
Maka inilah cacat pertama dalam tauhid mereka, belum lagi masalah nama dan
sifat-sifat Allah yang juga mereka salah pahami.
إذا كانوا هم يؤمنون بالرب، وأقاموا نو ًعا من أنواع التوحيد، فلم يقيموا بقية األنواع،
. ا استدعى ذلك أن يُرسل إليهم إلى اليمن من يدعوهم إلى التوحيد
إذً
طيب، قال: "فليكن أول ما تدعوهم إليه أن يو ِّحدوا هللا تعالى".
أليسوا مو ِّحدين؟
ها؟ أول ما قال له: "ادعُ إلى التوحيد"، فد ّل على أنهم غير مو ِّحدين، فاد ُعهم إلى التوحيد.
هل يُقبل منك؟ لم يقل له: "تد َّرج معهم"، ال تفهم: "إن كانوا يطوفون بالقبور، فصف معهم قليالً حتى يطمئنوا، ثم
اد ُعهم"،
ا عندهم أصل من أصول التوحيد،
هل قال ذلك؟ ها؟ أم قال: "اثبُ ْت"، أم ماذا ترى؟ هم يؤمنون بوجود هللا، إذً
ها؟ موجود، لكنه توحيد منقوص . فهؤالء أدعى للقبول.
Jika mereka sudah beriman kepada Rabb dan menegakkan satu jenis dari jenis-jenis
tauhid, namun belum menegakkan sisanya, maka itu menuntut agar seseorang
diutus ke Yaman untuk menyeru mereka kepada tauhid.
Baiklah, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: "Maka hendaklah hal pertama yang kamu dakwahkan
kepada mereka adalah mentauhidkan Allah Ta‘ala."
Bukankah mereka sudah bertauhid? Pertama kali Nabi berkata: “Ajaklah mereka
kepada tauhid,” maka itu menandakan bahwa mereka belum bertauhid secara
benar. Apakah dakwahmu akan diterima jika tidak mulai dari situ?
Nabi صلى الله عليه وسلم tidak mengatakan: "Berlemah-lembut dulu dengan mereka, kalau mereka
masih thawaf di kuburan, kamu ikut saja sebentar supaya akrab, baru nanti ajak
kepada tauhid."
Apakah itu yang beliau katakan? Atau beliau justru berkata: berteguhlah!
Mereka memang mengimani keberadaan Rabb, berarti mereka memiliki asal dari
tauhid , tetapi itu tauhid yang rusak atau tidak sempurna. Maka mereka lebih
mudah untuk menerima kebenaran jika diajak dengan cara yang tepat.
أفا ِجئْهم بهذا! خذهم مباشرة.
فمن كان منهم مخل ًصا، يريد الحق ودين الحق، ويسير على مقتضى التوراة واإلنجيل تدينًا، فإنه سيقبل منك.
فقال: "احرص على هؤالء، أول ما تدعوهم إليه".
فإذا استجاب لك خيا ُرهم، فأنت على خير عظيم.
Kejutkan mereka dengan dakwah itu! Ajak mereka secara langsung.
Barang siapa di antara mereka yang tulus, yang benar-benar mencari kebenaran dan
agama yang benar, dan hidup sesuai dengan ajaran Taurat dan Injil, maka dia akan
menerima ajakanmu.
Karena itu, Rasul صلى الله عليه وسلم berkata: “Fokuslah pada mereka, mulailah dakwahmu dari situ.”
Jika yang terbaik dari mereka menerima dakwahmu, maka kamu telah berada dalam
kebaikan yang besar.
فهذا يدل على ماذا؟ على أن صاحب الحق يجب أن يُقِدم على إعالن الحق، وال يخاف.
يعني ماذا؟ ال يخاف من التبعات أو من غيرها،
لكن طبعًا، بالدين، وباألسلوب الحسن .
Apa yang ditunjukkan oleh hal ini? Bahwa seorang pembawa kebenaran harus berani
menyampaikan kebenaran dan tidak takut.
Apa maksudnya? Tidak takut terhadap konsekuensi , atau reaksi orang lain,
tentu saja dengan penuh adab dan metode yang baik.
قال: "فإذا عرفوا ذلك"، يعني: إذا و َّحدوا هللا تعالى وآمنوا بتوحيد األلوهية والربوبية واألسماء والصفات.
ها؟ أضافوا إلى توحيد الربوبية اإليمان بتوحيد األلوهية، ثم باألسماء والصفات.
فإذا عرفوا ذلك، فاخبرهم أن هللا فرض عليهم خمس صلوات في يومهم وليلتهم .
Lalu Nabi berkata: "Jika mereka telah mengetahui hal itu," yakni: jika mereka telah
mentauhidkan Allah, dan beriman pada tauhid uluhiyyah, rububiyyah, serta nama
dan sifat Allah. Mereka menambahkan keimanan pada rububiyyah dengan
keimanan kepada uluhiyyah, dan kemudian kepada nama-nama dan sifat Allah.
Jika mereka sudah memahami itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah
telah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam.
هنا خرجنا عن التوحيد، خرجنا عن كتاب التوحيد، الجملة األولى هي التي تتعلق بكتاب التوحيد.
ما بقي؟ فيه تفاصيل ال عالقة لها بالتوحيد، وإن كان أصلها له عالقة بالتوحيد.
ُ أصل ِمر معاذ أن يدعو بها،
الصالة والزكاة وبقية األحكام التي أ هي من أجل ماذا؟ من أجل إقامة التوحيد.
والعمل هو الذي يُحِقّق التوحيد عند المرء.
Di sini, kita telah keluar dari tema tauhid, keluar dari bahasan Kitab at-Tauhid.
Hanya kalimat pertama saja yang berkaitan langsung dengan tauhid. Sisanya? Itu
adalah rincian yang tidak langsung berkaitan dengan tauhid, meskipun akarnya tetap
berhubungan dengan tauhid.
Shalat, zakat, dan hukum-hukum lainnya yang diperintahkan kepada Mu‘adz untuk
disampaikan, itu semua bertujuan untuk menegakkan tauhid. Amal perbuatan —
itulah yang membuktikan realisasi tauhid dalam diri seseorang.
إذً ما القدر الذي أراده البخاري؟ أما من حيث التفاصيل واألحكام، فهذه خارجة عن موضوع الكتاب. ا،
قال: "فأخبرهم أن هللا فرض عليهم خمس صلوات في يومهم وليلتهم"، يعني: إن كنتم تريدون إقامة التوحيد
ح َّق القيام، وقد عرفتم أن هللا معبو ٌد بحق، فمن مقتضيات عبادته، وأول شيء من أركانها: خمس صلوات.
خمس صلوات.
Adapun dari sisi rincian dan hukum, maka itu di luar cakupan Kitab at-Tauhid.
Lalu, bagian mana yang mungkin menjadi fokus Imam al-Bukhari? Yaitu: "Sampaikan
kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan shalat lima waktu dalam sehari
semalam."
Artinya: Jika kalian ingin menegakkan tauhid dengan benar, dan telah mengetahui
bahwa Allah adalah sesembahan yang haq, maka konsekuensi dari ibadah itu —dan
rukun pertamanya—adalah: shalat lima waktu. Shalat lima waktu.
لو عكس ذلك، فدعاهم إلى الصالة قبل أن يدعوهم إلى التوحيد، هل يص ّح؟ لماذا؟
ألن من ال يُِق ّر بألوهية هللا، وأنه معبو ٌد بحق، كيف يُق ّر بالتعبد له وحده؟
دون اآللهة التي يعبدونها من دونه؟ كيف؟
Jika hal itu dibalik—yakni mengajak mereka kepada shalat sebelum tauhid—
apakah itu sah? Mengapa? Karena orang yang belum mengakui ke-Ilahian Allah ,
dan belum mengakui bahwa hanya Dia yang berhak disembah , bagaimana mungkin
dia mau beribadah hanya kepada-Nya , dan meninggalkan sesembahan lain selain
Allah? Bagaimana bisa?
إقامة التوحيد هي األساس، يُبنى عليه ما بعده. ا،
إذً
وأول ما يُصلح به عمل المرء هو العمل، بعد القول واالعتقاد.
والعمل بالجوارح من مقتضيات التوحيد، وهو شهادة أن ال إله إال هللا، وأن محمدًا رسول هللا، كما سيأتي معنا.
ألنه في هذه الرواية قال: "أن يوحدوا هللا"، لكن في رواية أخرى: "أن يشهدوا أن ال إله إال هللا."
م: أيّهما باللفظ؟ وأيّهما بالمعنى؟
ّ
هناك سنتكل
Maka jelaslah bahwa penegakan tauhid adalah dasar utama , dan di atas dasar itu,
amal-amal lain dibangun. Dan yang memperbaiki amal seseorang pertama kali
adalah amal itu sendiri, setelah ucapan dan keyakinan.
Amal anggota tubuh adalah konsekuensi dari tauhid, yakni syahadat bahwa tidak
ada ilah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah , sebagaimana akan kita
bahas.
Sebab dalam riwayat ini disebut: "agar mereka mentauhidkan Allah," sedangkan
dalam riwayat lain disebut: "agar mereka bersyahadat laa ilaaha illallah." Di sana kita
akan bahas: mana yang lafaznya, mana yang maknanya.
إذا خمس صلوات في يومهم وليلتهم، الصالة المعروفة.
فإذا صلوا، هذا يسمى ماذا؟ إذا أقاموا التوحيد ثم صلوا، تدعو، هذا يسمى ماذا؟ ترتيب؟ تد ُّرج؟
تد ُّرج في ماذا؟ في تعليم الشريعة؟ أم في تطبيقها؟ أم في التشريع؟
التشريع؟ ال، الصالة نزلت، التوحيد نزل، الزكاة نزلت قبل هذا.
فإذا هذا ليس تد ُّر ًجا في التشريع، هو شيء مش َّرع من قبل.
Lima salat dalam sehari semalam—ini salat yang sudah dikenal.
Lalu jika mereka salat, apa namanya? Jika mereka menegakkan tauhid kemudian
salat, dan engkau mengajaknya, apa istilahnya? Urutan? Bertahap?
Tahapan dalam apa? Dalam pengajaran syariat? Ataukah dalam penerapannya? Atau
dalam pensyariatannya?
Pensyariatan? Bukan, karena salat sudah disyariatkan, begitu juga tauhid dan zakat,
semuanya sudah diturunkan sebelumnya.
Jadi ini bukan tahapan dalam syariat , tapi tahapan dalam penerapan.
يُناسب حالهم؛ بعد أن يفهموا الشيء األول، يدعوهم إلى الثاني،
وبعد أن يفهموا الثاني، يدعوهم إلى الثالث.
ألنه إن فاجأهم بها كلها دفعة واحدة، فإما أن يعجزوا عن الفهم،
وإن فهموا، فقد يعجزوا عن العمل، فيثقل عليهم، فيتركون فال يفعلوا.
Tahapan ini menyesuaikan dengan kondisi mereka ; setelah mereka memahami hal
yang pertama, mereka diajak ke yang kedua,
dan setelah paham yang kedua, baru diajak ke yang ketiga.
Sebab jika semua hal itu diberikan sekaligus, bisa jadi mereka tidak sanggup
memahaminya,
dan kalau pun mereka paham, bisa jadi mereka tak sanggup mengamalkannya ,
sehingga terasa berat, lalu mereka meninggalkan semuanya dan tidak
mengamalkannya.
فالحظوا الحكمة، ألن النبي صلى الله عليه وسلم في أحاديث كثيرة قال: »اكلفوا من األعمال ما تطيقون، فإن هللا ال يمل حتى
له طاقة، فإن ُكل فإما أن تعجز، أو تمل، أو تعجز عن العمل، فال تعمل، فال تكون ّ تملوا.« المرأة ِفَ ْت بأكثر منها،
دعوتك حققت ثمارها، وإنما ليكن سبيلك معهم: التدرج، والتدقيق.
Perhatikanlah hikmah dari hal ini. Karena Nabi صلى الله عليه وسلم dalam banyak hadits bersabda:
“Kerjakan amal sesuai kemampuan kalian, karena Allah tidak akan bosan sampai
kalian bosan.” Manusia memiliki batas kemampuan, jika dibebani lebih dari itu, bisa
jadi dia akan gagal, bosan, atau tidak mampu melakukannya , sehingga akhirnya
tidak beramal sama sekali. Maka dakwahmu tidak akan membuahkan hasil.
Karena itu, metodemu harus bertahap dan penuh kecermatan.
قال: "فإذا صلوا، فأخبرهم أن هللا افترض عليهم زكاةً في أموالهم،
تُؤخذ وتُرد على فقرائهم." فرضية الزكاة كالصالة، قال: ﴿وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة﴾.
ثم قال: "تُؤخذ من أغنيائهم"، الضمير يعود على أهل اليمن، "فتُرد في فقرائهم"، الضمير يعود على فقراء
اليمن.
Nabi bersabda: "Jika mereka telah menunaikan salat, maka sampaikan kepada
mereka bahwa Allah mewajibkan zakat dari harta mereka, yang diambil lalu
disalurkan kepada fakir miskin mereka." Kewajiban zakat itu seperti halnya salat,
sebagaimana dalam ayat: “Dirikanlah salat dan bayarlah zakat.”
Lalu beliau bersabda: "Diambil dari orang-orang kaya mereka" —kata ganti "mereka"
kembali ke penduduk Yaman— "dan diberikan kepada fakir miskin mereka" —juga
kembali kepada fakir miskin Yaman.
وهنا استنبط العلماء أحكا ًما فقهية كثيرة، منها: أن الزكاة تؤخذ من أغنياء البلد، وتُرد على فقرائه،
وال يجوز إخراجها خارج البلد إال لمصلحة شرعية، ، من جلب منفعة أو دفع مفسدة.
وهذه مسألة طويلة، وليست موضوعها في كتاب التوحيد.
Di sini, para ulama mengambil banyak hukum fiqih , di antaranya bahwa zakat
diambil dari orang kaya dalam satu negeri dan diberikan kepada fakir miskin di negeri
itu juga. Tidak boleh dikeluarkan ke luar negeri kecuali ada maslahat syar‘i , seperti
untuk mendatangkan manfaat atau menolak bahaya. Namun masalah ini panjang,
dan bukan bagian dari pembahasan Kitab at-Tauhid.
وإنما المقدار الذي أراده البخاري مما يتعلق بالتوحيد، هو أن إقامة الزكاة من توحيد هللا عز وجل.
لماذا؟ ألنها من أركان اإلسالم. ومن أركان اإلسالم؟ الصالة والزكاة،
إضافة إلى الشهادتين.
Namun bagian yang dimaksud oleh Imam al-Bukhari terkait dengan tauhid ,
adalah bahwa menunaikan zakat merupakan bagian dari tauhid kepada Allah ‘azza
wa jalla. Mengapa? Karena zakat adalah salah satu rukun Islam.
Dan apa saja rukun Islam itu? Salat dan zakat, disertai dengan dua kalimat syahadat.
فبهذا المقدار تكون دعوته للتوحيد، أما تفاصيل األحكام، فقد ف ّصلها في كتاب الصالة، وفي كتاب الزكاة،
وفي السابع، في كتاب الحج، إلى آخره.
Dengan penjelasan sejauh ini , dakwah kepada tauhid telah ditegakkan.
Adapun rincian hukum-hukum , Imam al-Bukhari telah menjelaskannya di Kitab
Salat , Kitab Zakat , dan yang ketujuh yaitu Kitab Haji , dan seterusnya.
قال: "فإذا أقروا بذلك، فخذ منهم الزكاة"، يعني: خذها، ولكن ال تأخذ كرائم أموالهم.
يعني: ال تأخذ أع ّز ما لديهم من األموال، خذ الوسط من أموالهم.
ُ وذلك بتفصيل، لكي يُقبِلوا على الموت، ألن المال عزي ٌز على النفس، فإذا خذ أفضل ما عندهم وهم قد دخلوا
أ
في اإلسالم، ربما يرجعون. ولعّزة المال على النفس، و ُش ّحها فيه،
لما توفي النبي صلى الله عليه وسلم، ارت ّد أنا ٌس عن الزكاة، فقاتلهم الص ّديق.
Lalu Nabi bersabda: "Jika mereka menyetujuinya, ambillah zakat dari mereka,"
artinya: ambillah, tetapi jangan ambil harta yang paling mereka cintai.
Jangan ambil yang paling bagus dari harta mereka , tapi ambillah yang menengah
dari harta mereka.
Itu dengan rincian, agar mereka menerima dan tidak membenci kewajiban itu ,
karena harta itu sangat berharga dalam jiwa manusia.
Jika diambil harta terbaik dari mereka, padahal mereka baru masuk Islam, bisa jadi
mereka murtad.
Dan karena harta sangat dicintai dan manusia sangat pelit terhadapnya , ketika Nabi
صلى الله عليه وسلم wafat, ada orang-orang yang murtad hanya karena tidak mau bayar zakat, dan
Abu Bakar pun memerangi mereka.
فلو لم تكن إقامة الزكاة من مقتضيات التوحيد، لما قاتلهم الص ّديق عليها.
وهللا أعلم.
وصلى هللا وسلم على نبينا محمد، وآله وصحبه أجمعين.
Kalau saja penegakan zakat bukan bagian dari konsekuensi tauhid ,
tentu Abu Bakar tidak akan memerangi mereka karena zakat.
Dan Allah-lah yang lebih mengetahui.
Semoga sholawat dan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad , keluarganya,
dan seluruh sahabatnya.
Semoga bermanfat
Akhukum Zaki Rakhmawan Abu Usaid