Nasehat ringkas 10 hari awal bulan Dzulhijah


Pentingnya memahami keutamaan 10 hari awal bulan Dzulhijah. Bahwa sampai-sampai ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang mana yang lebih utama 10 hari akhir Ramadhan ataukah 10 hari awal Dzulhijah. Karena jamak kaum muslimin hanya memerhatikan keutamaan 10 hari akhir di bulan Ramadhan tapi melalaikan 10 hari awal bulan Dzulhijah. Dan taukah antum, para ahli ilmu lebih cenderung bahwa 10 hari awal bulan Dzulhijah lebih utama daripada 10 hari akhir bulan Ramadhan? Keluar dari perbedaan tersebut, bahwa yang sedang kita hadapi saat ini adalah sisa dari 10 hari awal Dzulhijah. Oleh karenanya, sepantasnya sebagai seorang muslim bersemangat untuk mengisi kebaikan, ketaatan dan ketaqwaan di dalamnya.

Hari ini memasuki hari ke empat di bulan Dzulhijah. Masih tersisa enam hari lagi. Oleh karenanya, sebagai bentuk mengingatkan diri sendiri hendaklah kita berlomba mengisi sisa hari ini dengan berbagai kebaikan. Kebaikan itu semilyar lebih jenisnya. Dari yang ringan sampai yang luar biasa. Amalan paling ringannya adalah selalu menampakkan wajah ceria di hadapan sesama, yang paling luar biasanya adalah berjihad di jalan Allah, dengan harta, jiwa dan raganya. Hal-hal lainnya seperti membaca al quran, shalat-shalat sunnah, berpuasa, bersedekah, banyak membantu keperluan kaum muslimin sesuai kemampuan masing-masing, berdzikir dan memberi nasehat berfaedah untuk sesama. Oh iya, termasuk di dalamnya adalah amalan luar biasa besar berupa birrul walidain, apapun bentuknya. Dengan banyak berkomunikasi dengan orang tua, mengunjungi mereka jika memungkinkan, memberi hadiah dan seterusnya dari bentuk-bentuk memuliakan orang tua. Ingatlah, teman-teman kita yang bukan siapa-siapanya kita saja, kita berupaya berbuat baik kepada mereka dan menjaga perasaan mereka. Terlebih lagi, orang tua jauh lebih berhak untuk hal-hal seperti ini.

Soal berpuasa, di masa lalu kita masih galau soal mana yang benar puasa pada tanggal 9 Dzulhijah saja, atau tanggal 8 dan 9 Dzulhijah.. Hari ini tidak boleh lagi ada kegalauan. Berpuasa sejak tanggal 1 Dzulhijah sampai tanggal 9 Dzulhijah sangatlah dianjurkan sebagai bentuk menyibukkan diri mengisi 10 hari awal Dzulhijah dengan ketaatan dan amalan shalih. Bagaimana niatnya? Niatkan puasa mutlak. Puasa sunnah di awal bulan Dzulhijah. Jika kebetulan bersamaan dengan hari Senin dan Kamis maka niatkan dua niatan sekaligus, maka bagi kita apa yang kita niatkan. Seperti hari Kamis ini, niatkan berpuasa pada awal Dzulhijah dan juga puasa sunnah hari Kamis sebagaimana dianjurkan dan diamalkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Duh, tadi sewaktu sahur tidak sempat meniatkan puasa sunnah hari Kamis. Ya sudah, sebelum tergelincir matahari (waktu Dhuhur) silakan diniatkan mulai sekarang tambahan niat berpuasa sunnah hari Kamis juga sehingga bagi kita dua niat sekaligus. Semoga Allah berikan untuk kita ganjaran berlimpah.

Soal sedekah. Banyak-banyaklah memberi sedekah kepada orang-orang tercinta yang terdekat dengan kita. Siapa lagi yang terdekat dengan kita kalau bukan anak-anak dan istri-istri kita.. Berikan mereka sedekah terbaik. Setiap hari. Jangan berpikir bahwa setiap hari sebagai seorang kepala rumah tangga sudah memberikan mereka nafkah. Berikan tambahan. Berikan sedikit tambalan, untuk hal-hal diluar keseharian sebagai bentuk tambahan kasih sayang kita kepada mereka semuanya karena Allah. Supaya bertambah pula kasih sayang dan cinta di antara anggota keluarga. Sungguh, saling mencintai dan saling mengasihinya antara anak-anak kepada orang tuanya dan sebaliknya, juga antara seorang suami kepada istrinya dan sebaliknya adalah jauh lebih penting daripada mengais-ngais kasih sayang dan cinta manusia di luar sana. Dengan menguatnya cinta di dalam sebuah rumah, akan menguat pula ketaatan dan ketaqwaan penghuninya dengan seijin Allah Rabbul Izzah wal Jalalah.

Jangan lupa berdzikir. Bebas, tidak terikat waktu dan tempat selama bukan di tempat-tempat yang dilarang diucapkan dzikir di sana. Dan tidak perlu dihitung-hitung. Memperbanyak dzikir semacam takbir, tahlil dan tasbih. “Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallaahu Allahu akbar..” Atau dzikir yang terkenal ringan di lisan namun berbobot di timbangan; “Subhanallah wa bihamdih subhanallahil ‘adhim..”

Oh iya, supaya mengincar 9 Dzulhijah untuk berpuasa. Mengingatkan orang-orang terutama kerabat terdekat dan membangunkan mereka untuk bersahur. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berharap, dengan puasa umatnya pada hari Arafah tanggal 9 Dzulhijah itu mereka akan memperoleh ampunan dari dosa-dosa kecil yang diperbuat selama setahun terlewat dan setahun ke depan yang akan dijalani. Semoga Allah mudahkan untuk kita mengamalkannya.

Kemudian, inti daripada semua itu adalah menyembelih hewan kurban setelah shalat idul adha. Persiapkan segala sesuatunya menjelang berangkat ke tanah lapang untuk berjamaah shalat id.. Pakaian terbaik, minyak wangi yang harum dan menggairahkan, menyenangkan yang menciumnya. Sedangkan untuk wanita jangan berwangi-wangi. Meski pun sedang haid, tetaplah hadiri shalat id. Duduk di sana menyaksikan manusia menyembah dan mengagungkan Rabbnya. Mudah-mudahan dengan amalan kita yang sedikit dan sederhana Allah melipatgandakan pahalanya. Allahummastajib.

Namanya nasehat, tidak terikat dengan keilmuan saya sebagai orang yang fakir ilmu. Si fakir ilmu dan miskin amal ini juga ingin berbuat baik untuk dirinya sendiri dan juga sahabat-sahabatnya.

Semoga Allah senantiasa mencurahkan ridho-Nya untuk kita semua sekeluarga, di seluruh dunia.

Magelang semilyar kenangan, 4 Dzulhijah 1439
Diberdayakan oleh Blogger.