MENGETUK PINTU TAUFIK..
Rendah hati, itu ciri khas seorang mukmin. Seorang hamba ketika dia punya sifat dan sikap yang rendah hati, pada saat yang sama akan punya karakter menghargai dan mengutamakan orang lain.
Berbeda dengan orang tinggi hati, ianya pastilah suka meremehkan saudaranya. Merasa diri lebih hebat. Merasa diri lebih dari yang lain. Dan subhanallah, semua hamba terjangkiti hal ini, sesuai dengan kadarnya, sesuai dengan keadaannya. Kecuali mereka yang mendapat kasih sayang Rabbnya.
Oleh karena itu, setiap hamba hendaklah melatih dirinya untuk rendah hati. Meletakkan sayap kesombongan dan egonya di hadapan saudaranya. Dalam rangka meraih keridhoan Rabbnya.
Dan yang paling berhak mendapatkan kerendahan hati seorang hamba adalah orang-orang terdekat di sekelilingnya. Seorang istri paling berhak dia mendapatkan kerendahan seorang suami dan sebaliknya. (Maafkan aku wahai istriku, yang belum bisa memperlakukanmu sesempurna sebagaimana mestinya.) Seorang anak paling berhak mendapatkan kerendahan hati dari kedua orangtua dan sebaliknya. (Duh, maafkan Abah dan Ummah yang belum bisa sempurna dalam merendahkan hati di hadapan kalian. Ampun ya Rabb.) Seorang murid paling berhak mendapatkan kerendahan hati gurunya dan sebaliknya.. Dan seterusnya dan sebagainya..
Imam al-Allamah Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah menyatakan,
من عرف قدره وعرف لذي الفضل فضله، فقد قرع باب التوفيق.
"Barang siapa mengetahui kadar dirinya dan mengenal keutamaan orang yang memiliki kelebihan, maka dia telah mengetuk pintu taufik." (Miftah Dar As-Sa'adah).
Dengarkan penuturan Ibnul Qayim.. Kerendahan hati seorang hamba itu, semacam jalan lempang mendapatkan taufik dari Allah Rabbul Izzah..
Oleh karena itu wahai jiwa, berlatihlah untuk merendahkan hati di hadapan saudara kalian. Apapun kelebihan kalian, sebesar apapun keutamaan kalian, sebanyak apapun ilmu atau harta juga jabatan yang Allah karuniakan khusus buatmu; rendah hatilah.. Bagimu taufik dari Allah, bagimu surga dari Allah..
Hasbunallah wa ni'mal wakil..
Boyolali semilyar kenangan, 11 Oktober 2021
Abu Ubadillah Salman Hafidzahulloh